Lyora sekarang sedang duduk di sofa dengan jas hitam yang membalut tubuhnya. Dia tersenyum ketika semua keluarganya sekarang sedang meminta ampun kepadanya. Tak lupa ia juga membalaskan dendam nya kepada Fano dan Thyara.
Bahkan Fano sudah terkapar tak berdaya, Lyora tersenyum melihat itu.
"Haduh capek banget! Heh kalian pijetin gue doang, pegel nih habis ngajar sampah keluarga." Perintah Lyora kepada anak buahnya.
"Lyora maafkan kami, tolong kembalikan semua harta kami." Ucap Luna, Lyora yang mendengar itu hanya diam dan menyeruput kopi nya.
"Oke, tapi kalian semua termasuk anda, anda dan ANDA! harus meminta maaf kepada Tante Rachel di makan nya!" Ucap Lyora sambil menunjuk Luke, Kinaya dan Fano. Ketiganya pun mengangguk, dan Lyora langsung membisikan sesuatu kepada Bryan agar membawa mereka menuju makam Rachel yang ada di Amerika.
Sedangkan Thyara dan Luna masih duduk disana sambil ketakutan.
"Dan Lo Thyara, Lo sakit gk pas gue pukul kayak tadi? Sakit bukan? Rasa sakit itu gue rasain sejak dulu, sejak lo lahir sampai sekarang. Luka itu bahkan masih membekas di tubuh gue, gue setiap hari harus bolak-balik ke rumah sakit gara-gara ulah Lo." Lyora menjeda ucapannya. Thyara diam sambil menangis, benar apa adanya jika Lyora selalu tersakiti karena dirinya.
"Dan dengan lancangnya Lo malah benci sama gue ketika gue udah berhasil nolong Lo saat Lo sekarat dulu. Gue pikir Lo itu baik Ra, tapi ternyata hati Lo busuk."
"Dan anda, dimana hati anda ketika saya di pukuli oleh Fano dulu? Dimana hati anda? Apakah saya ini tidak anak kandung anda? Saat saya sakit anda dimana? Saya sakit dan sembuh sendiri tanpa kasih sayang anda." Luna menangis begitupun dengan Thyara, sakit ketika mendengar semua ucapan Lyora tadi. Bahkan Lyora pun ikut menangis.
"Saat saya sedang diambang Kematian anda dimana? Bahkan saat itu Tante yang nolong saya, bukan kalian. Kalian bahkan tak peduli dengan saya, salah saya apa dengan anda semua? Hah?! Saya hanya ingin kasih sayang yang seimbang dari kalian saja, apakah itu salah?"
"Lyora maafkan ibu nak, ibu tak bermaksud seperti itu. Ibu dan ayah bersikap seperti itu karena adik kamu juga membutuhkan kasih sayang, dan dia juga mudah sakit."
Lyora tersenyum miring.
"Saya tidak salah dengar? Apakah maksud anda itu saya? Oh tidak, saya lupa saya kan bukan anak kalian. Walaupun saya lahir dari rahim anda, tapi rasa benci itu sudah ada di diri saya sejak lama. Dan semua orang hanya memperhatikan Thyara saja, aku muak dengan itu semua."
"Setelah semua nya saya kembalikan, Jangan pernah mengulangi kesalahan yang sama."
Uhuk!
Uhuk!"Darah?" Itu Lyora, dadanya sakit. Anak buahnya yang ada disana segera menghampiri Lyora. Bahkan Thyara dan Luna pun menghampiri Lyora.
"Jangan sentuh saya." Ucap Lyora.
"Kalian bawa mereka kembali." Perintah Lyora. Anak buah Lyora pun menuruti, Luna memandang Lyora. Dan menyerahkan kalung berlian untuk Lyora.
"Untuk kamu, maafkan ibu belum bisa jadi ibu yang baik buat kamu." Hati Lyora semakin sakit. Dengan cepat anak buahnya menggendong tubuh Lyora dan membawanya ke rumah sakit. Dan mereka juga sudah menghubungi Alaska dan Bastara untuk menyusul mereka di rumah sakit.
Setelah lama akhirnya Violet keluar dari ruangan Lyora dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.
"Alaska maaf, tapi saya sudah mengeceknya sampai berulang kali tapi ini memang nyatanya." Ucap Violet dengan wajah sedihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyora Dan Kehidupannya•END✓
Teen FictionSEBELUM BACA ATAU SESUDAH BACA DI UTAMAKAN VOTE DULU, ATAU GK FOLLOW DULU BARU BACA, OKE? THANKS FROM AUTHOR. "Yah tapi itu punya ku, kenapa di ambil?" sebal anak perempuan dengan rambut yang di kuncir dua, Lyora Andalyca Putri. "Kamu harus berbagi...