Kini Seana, Queen, Lyora dan Amelya sedang duduk dikantin. Tak lupa setelah kejadian kemarin, Lyora merubah wajahnya menjadi datar dan tidak peduli dengan sekitarnya. Dia berubah menjadi Lyora yang dulu, bahkan Seana, Queen dan Amelya pun sama halnya dengan Lyora. Jika berada di samping mereka aura yang dapat di rasakan adalah mencekram.
Maura dan antek-anteknya itu pun tak segan-segan mencari masalah dengan Lyora, karena Lyora adalah musuhnya dari kelas 10. Yang dimana peringkat pertama selalu Lyora yang menempati dan bukan dia.
Brak!
Maura menggebrak meja makan yang di tempati keempat nya. Tapi hal itu hanya di balas dengan tatapan dingin oleh keempatnya. Bahkan sekarang Thyara bersama dengan Maura, Lyora mengangkat satu alis nya.
"Maksud Lo apa jelek-jelekin Thyara kemarin?" Lyora dengan santai tetap memakan baksonya dan meminum minuman nya. Ketiganya pun sama, tak memperdulikan Maura dan antek-anteknya itu. Sedangkan meja mereka sudah jadi pusat perhatian semua orang yang ada di kantin.
"JAWAB! LO PUNYA MULUT KAN!" Maura menarik kerah Lyora. Lyora yang sudah tersulut emosi pun meninju rahang Maura dan Maura pun tersungkur di lantai itu.
"Sekali lagi Lo ganggu gue, gue gk bakal segan-segan bunuh lo." Ucap Lyora, Amelya bisa melihat bahwa itu adalah Lyora yang dulu. Dimana dia tidak suka di ganggu. Kini keempat gadis itu keluar dari area kantin dan menuju kelas mereka. Hembusan nafas panjang yang bisa di dengar.
"Seharusnya Lo buat sekarat aja tuh orang." Ucap Queen sambil membaca buku-buku yang ada di mejanya. Lyora hanya acuh.
"Jangan sekarang, nanti malah gk asik." Jawab Lyora sambil tertawa khasnya. Dia sudah merencanakan sesuatu dan ia akan membuat Maura tunduk kepada nya dan para sahabatnya. Maura kini memasuki kelas Lyora. Lyora hanya acuh saja, tak peduli apa yang di lakukannya.
"Tuh musuh Lo datang lagi, bawa bodyguard segala lagi." Ucap Amelya remeh dan saat itu juga Lyora dan sahabatnya ingin tertawa. Bagi mereka ini adalah komedi yang paling menarik dan lucu di masa sekolahnya.
"Apa? ngajak baku hantam?" Tanya Lyora remeh dengan tertawa.
"Papa, keluar kan mereka dari sekolah ini." keempat nya tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Maura. Aaaa iya, Lyora baru ingat jika orang tua Maura adalah kepala sekolah, dan bodohnya Amelya bisa mengucapkan hal bodoh tadi.
"Oh mau nyuruh kita keluar dari sekolah ini? i'ts okey, no problem."
"Lyora Andalcya Putri, kamu ini sangat tidak mempunyai sopan santun ya. Saya sudah memanggil orang tua kamu kesini dan saya tidak akan segan-segan mengeluarkan kalian dari sekolah ini."
"Anda berbicara sopan santun? haduh gk bahaya ta? Jelas anak anda sendiri tidak memiliki sopan santun, saya sedang makan dengan sahabat-sahabat saya dan dengan lancangnya anak anda menarik kerah baju saya. Dan apa tadi? anda memanggil orang tua saya untuk datang kesini? pft, percuma. Oke-oke gini saja, saya dan ketiga sahabat saya akan keluar dari sekolah ini."
"Saya juga sudah bosan dengan sekolah ini, kuy cabut. Pindah sekolah, gue yang urus." Maura dan papanya-kepala sekolah SMAN 1 Nusa Bangsa itu kesal dengan sikap Lyora. Lyora tak peduli dan kini keempatnya keluar dari kelas itu.
"Pindah kemana kita? jangan bilang Lo juga punya sekolah pribadi."—Queen.
"Iya, kemarin baru beli." ketiganya melongo mendengar hal itu. Bryan juga sudah mengurus semuanya, jadi hari ini mereka tinggal santai saja.
"A-apa jangan-jangan Lo beli Eden Internationaigh School atau {EIHS} itu?" Tanya Seana memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyora Dan Kehidupannya•END✓
Teen FictionSEBELUM BACA ATAU SESUDAH BACA DI UTAMAKAN VOTE DULU, ATAU GK FOLLOW DULU BARU BACA, OKE? THANKS FROM AUTHOR. "Yah tapi itu punya ku, kenapa di ambil?" sebal anak perempuan dengan rambut yang di kuncir dua, Lyora Andalyca Putri. "Kamu harus berbagi...