Lyora terdiam dan duduk di taman rumah Luke. Dia tak percaya apa yang di dengarnya 1 jam yang lalu. Bisakah dia mencerna semua kejadian hari ini dengan mudah? untung Luke tidak tau, saat di periksa tadi dia meminta sang dokter agar tak memberitahu penyakitnya kepada Luke. Baginya dirinya itu sudah terlalu menyusahkan Luke, apa lagi di tambah dengan penyakit ini? apa yang akan terjadi? Sedangkan, neneknya, Kinaya sudah pergi dari rumah.
“Leukimia stadium awal, penyakit ini bisa hilang jika ada pendonor tulang sumsum. kamu juga bisa melakukan kemoterapi, jika kamu mau.”
"Kenapa hidup ini sangat menyulitkan?tuhan, apakah engkau tidak cukup mengujiku? aku lelah tuhan, benar-benar lelah."
Tanpa Lyora sadari di belakang nya ada Bastara yang membawa kucing yang di temukan nya tadi. Saat mendengar semua ucapan Lyora tadi, hatinya seperti di tusuk jarum. Sakit, Bastara tau semua yang terjadi di kehidupan Lyora. Dia dan Alaska adalah orang kepercayaan Luke.
"Darah sialan!" pekik Lyora, Bastara kaget. Darah? ketika Lyora berdiri dan membalikan badannya, dia terkejut dengan keberadaan Bastara yang sudah menggendong kucing tadi. Darah dari hidungnya sudah mengalir sangat deras.
Lyora tak mempedulikan itu, dia Segera berlari kearah wastafel yang tersedia di taman yang luas itu. Dia membersihkan semua darah tadi, setelah selesai dia mengambil handphone nya dan membuka kamera untuk mengetahui apakah hidungnya sudah benar-benar bersih dari darah.
"Om lihat ya?it's okey fine." Ucap Lyora, Bastara hanya diam memperhatikan gadis kecil yang memakai baju tidur itu. Lyora duduk, begitu pun dengan Bastara. Mungkin setelah Alaska kini Bastara yang akan dekat dengan dirinya. Lyora mengambil alih kucing itu dari gendongan Bastara.
"Bagusnya kucingnya kasih nama siapa ya om?" tanya Lyora kepada Bastara.
"Ciko?"
"Ish itu namanya sama kayak kucing aku yang di rumah,"
"Lyon?"
"Bagus tuh om, ini kucingnya juga kayak singa gitu. Om udah kasih makan belum tadi?"
"Udah, udah om rawat tadi, tinggal bobo siang aja." Lyora mengangguk mengerti. Lyora mengelus-elus tubuh kucing itu, Lyora menggendong nya seperti bayi. Bastara tersenyum tipis.
"Lyora," Lyora menatap Bastara yang sedang menatapnya juga. Bastara itu orang nya ganteng, gagah, tegas, dia sayang sama ibunya, tapi sekarang dia tinggal sebatang kara. Ibunya hamil di luar nikah, jadi dia adalah anak yang tidak di inginkan di keluarga ibunya. Saat ibunya sudah meninggal, dia memutuskan untuk mencari pekerjaan, dan saat itu juga Luke memungut nya. Ya bukan memungut, tapi menjadinya sebagai penjaga dan orang kepercayaan Luke.
"Kamu sayang keluarga kamu gak?" Lyora yang tadinya menatapnya dengan senyum tipis kini ekspresi nya berubah, menjadi datar.
"Sebenarnya sayang, tapi aku benci Thyara. Entah lah om, aku sendiri juga bingung. Mau membenci nya atau menyayangi nya, terkadang aku merasa bersalah kepada nya. Tapi aku juga membencinya, bahkan saat ayah memindahkan kamar ku, dia tidak melarang. Dia selalu mengambil barang yang aku suka dan berharga. Aku tidak suka hal itu."
Bastara diam mendengar semua penjelasan Lyora.
"Non Lyora di cari tuan Luke,"
****
"Nenek bakal tinggal disini selama nya?" tanya Thyara, dia sendiri juga heran dengan Kinaya yang datang kerumahnya mendadak dan tak lupa membawa koper besar miliknya. Kinaya mengangguk dan Mengelus surai hitam milik cucunya. Ah cucu kesayangannya.
"Ya udah nanti nenek tidur sama aku ya!" pekik Thyara gembira. Luna hanya tersenyum menatap keduanya, sedangkan Fano hanya diam dan memikirkan bagaimana jika ayahnya tau bahwa dia sudah melukai cucu kesayangan nya? apa yang akan terjadi selanjutnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyora Dan Kehidupannya•END✓
Teen FictionSEBELUM BACA ATAU SESUDAH BACA DI UTAMAKAN VOTE DULU, ATAU GK FOLLOW DULU BARU BACA, OKE? THANKS FROM AUTHOR. "Yah tapi itu punya ku, kenapa di ambil?" sebal anak perempuan dengan rambut yang di kuncir dua, Lyora Andalyca Putri. "Kamu harus berbagi...