Sudah sejak dulu Lyora tak pernah mengunjungi rumah pohon yang ada di dekat taman. Hari ini Lyora bersama dengan ke-3 kucingnya berada disana, Lyora akan mengurung ke-3 kucingnya disana sampai dia pulang sekolah nanti.
Dia tau bahwa jika ke-3 kucingnya di rumah, Luna akan sesekali menendang atau mengusir kucing itu dari rumah. Lyora yang tak tega kemudian berinisiatif untuk membawa kucing-kucing nya kerumah pohon yang sudah lama sekali tak ia kunjungi.
"Ciko, Lyon, Blue, kalian jangan nakal ya?aku mau ke sekolah dulu, kalian sementara di sini dulu ya, tunggu sampai aku pulang oke?"
"meow."
"Ciko, Lyon jangan jahilin Blue ya? awas kalau kalian jahilin Blue, aku gak bakal kasih kalian makan selama satu Minggu."
"meow, meow"
Lyora tersenyum dan langsung meninggalkan kucing-kucing nya. Ada rasa sedikit khwatir ketika meninggalkan mereka sendiri di dalam rumah pohon.
Bukan tidak apa-apa, tapi kenapa perasaan nya mengenai kucing-kucing nya tidak enak, dan berfikir bahwa nanti akan ada masalah yang menimpa para kucingnya.
Hari ini Lyora berangkat sekolah dengan Queen, anak itu memaksa untuk pergi berangkat bersama menggunakan mobil sport nya yang baru saja di belikan oleh ayahnya. Lyora mau tak mau harus mau, karena dia tak ingin membuat Queen kecewa dengannya.
"Dari mana aja?" tanya Queen yang sudah berada di depan rumahnya. Yang berdiri bersender di mobilnya. Lyora hanya meringis dan menjawab pertanyaan Queen tadi.
"Rahang Lo kenapa lagi?di pukul lagi?."
"Ah ini? ini tadi gue ke jedot meja nakas, tadinya gue mau nyari sesuatu di nakas pas gue mau nyari terus gak sengaja kena ujung meja nakas." jawab Lyora. Queen menggeleng-gelengkan kepalanya, bahkan dia tau iku bukan luka dari meja nakas tapi luka dari pukulan.
Tak mau ambil pusing, Queen segera melajukan mobilnya ke sekolah. Karena hari ini Queen yang menjemput nya Erlangga bisa sedikit siang berangkat ke sekolah.
Mobil sport merah milik Queen kini terparkir rapi di samping mobil sport warna kuning yang mengkilap. Lyora dan Queen keluar dari mobil, bisa Queen lihat di parkiran, ada anak laki-laki yang sedang melihat kearahnya dan sedikit berbincang.
Queen tau mereka sedang membicarakan dirinya dan Lyora, dia segera menarik tangan Lyora untuk ikut dengannya pergi ke UKS, mengobati luka di rahang bawah Lyora. Lyora sempat menolak, tapi karena ancamannya akhirnya Lyora pun ikut bersamanya.
"Loh Queen, Lyora kalian tumben pagi-pagi udah di sini? ada yang sakit?" Sastra Venusa, kakak kelas yang ramah dan baik hati. Sahabat Erlangga, 12 IPS. Queen menggeleng.
"Ini tadi rahangnya Lyora ke tatap meja nakas, gk keburu ngobatin di rumah jadi aku bawa kesini aja kak." Jawab Queen.
"Oh begitu, ya sudah. Tak kira ada apa, oh ya ra, Angga belum berangkat ya?"
"Belum kak, palingan dia masih bangun tidur. Dia kan emang begitu kalau gak bareng sama aku." Sastra mengangguk, dia adalah petugas PMR, mungkin saat ini dia ada keperluan di UKS.
Setelah Queen selesai, kini keduanya pamit dengan sastra yang masih mencari sesuatu yang sadari tadi tidak ketemu. Lyora ingin sekali membantu tapi ia ingat bahwa hari ini adalah jadwalnya piket di kelas.
Setelah sampai di kelas, Lyora langsung mengambil sapu dan menyapu kelas. Saat Lyora sedang menyapu semua sampah dan ingin membuangnya tiba-tiba hidungnya kembali mengeluarkan darah. Sakila yang melihat itu pun panik dan segera memberikan Lyora tisu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyora Dan Kehidupannya•END✓
Novela JuvenilSEBELUM BACA ATAU SESUDAH BACA DI UTAMAKAN VOTE DULU, ATAU GK FOLLOW DULU BARU BACA, OKE? THANKS FROM AUTHOR. "Yah tapi itu punya ku, kenapa di ambil?" sebal anak perempuan dengan rambut yang di kuncir dua, Lyora Andalyca Putri. "Kamu harus berbagi...