"Jadi ini semua Lyora yang melakukan nya, ayah akan menghajarnya." Luna menarik tangan Fano.
"Jangan, apakah kau tidak ingat bagaimana Lyora yang sekarang?" Tanya Luna, tapi Fano tidak peduli dengan hal itu dia segera melajukan mobilnya menuju apartment Lyora. Dia tau hal itu dari Alaska.
Tak lama setelah itu Fano sudah sampai di apartment Lyora dan bisa dia lihat ada banyak anak buahnya nya menjaga di luar.
"Biarkan saya bertemu dengan Lyora, jangan halangi saya." Ucap Fano.
"Mohon maaf tapi nona sedang tidak bisa di ganggu tuan."
"LYORA ITU ANAK SAYA!"
"Sejak kapan ayah menanggap ku sebagai anak ayah?" tanya Lyora sambil memasukkan tangannya ke dalam kantong celananya. Untuk saat dia pingsan itu hanya dramanya saja, karena apa? Betul dia sudah muak dengan Reyga dan Raden. Mengganggu waktunya dengan Alaska, Bastara dan Bryan saja.
"Kalian lepaskan saja dia, biarkan dia memukuli ku se enaknya. Toh nanti saat dia pulang juga akan menjadi gembel." Ucap Lyora sambil tersenyum miring.
Fano tanpa pikir panjang dia langsung mendekat kearah Lyora dan memukuli nya tanpa henti, tapi Lyora hanya diam saja tak melawan. Karena dia sudah menyiapkan rencana yang akan membuat Fano dan keluarga nya memohon dan berlutut kepada Lyora.
"DASAR ANAK TAK TAU DIUNTUNG!"
Lyora yang sudah tak berdaya itu tertawa ketika mendengar ucapan Fano itu. Tak lama setelah itu Fano pergi meninggalkan Lyora. Bryan menghampiri Lyora yang sudah terkapar tidak berdaya.
"Kalian sudah menyelesaikan nya kan? Besok juga aku ingin melihat mereka tunduk pada ku." Ucap Lyora sambil tersenyum menatap langit malam yang begitu indah di hiasi dengan bintang dan bulan.
"Ayo masuk kedalam dan obati luka mu, ingat penyakit kamu sedang kumat. Jadi besok jangan berangkat sekolah dan ikut saya menemui Dokter Violet." Peringat Bryan.
"Gendong dong, sakit semua nih."
"Ya lagian juga ada-ada aja, bukanya dilawan malah diam saja."
"Ya namanya kan mau balas dendam, harus profesional kayak Dimas anjay Mabar." Ucap Lyora sambil tersenyum dan menampilkan bulan sabit di kedua matanya. Begitupun ketika para anak buahnya mendengar hal itu pun tertawa.
"Sudahi bercandamu Nona kecil." Ucap salah satu anak buahnya.
"Baik baginda." Jawab Lyora.
"YAK!! Tak nak tolong aku ke?" Teriak Lyora kepada Bryan yang sedang menatap Lyora. Bryan menyengir dan kemudian menghampiri Lyora.
"ADOHH!! SAKITLAH!!" Teriak Lyora ketika Bryan tak sengaja menyentuh tubuhnya yang sakit.
"Gk usah teriak!" —Bryan.
"IYAAA!!!" —Lyora.
"LYORAAAAA!!!"
"HAHAHAHAHA!!" Dasar dua orang aneh batin yang lain ketika melihat itu.
****
Pagi hari telah tiba, kini anggota STAR GENG sudah berada di parkiran sekolah. Gilang yang sadari tadi memperhatikan Reyga pun menyenggol lengan cowok itu dan bertanya ada apa? Tumben sekali dia sangat sedih dan dingin sekali hari ini. Bahkan dia juga belum ngomong sekata pun.
"Lyora lagi? Kenapa?"
"Ketua OSIS itu makin lama makin bikin gue emosi," jawab Reyga ketika mengingat dimana dia dan Raden berpas-pasan di rumah— ralat apartment Lyora.
"Keluarin aja kn bisa."
"Lo lupa kalau sekolah ini udah di beli sama pacar gue?" Gilang ingat saat Reyga memberitahu nya bahwa sekolahan milik ayahnya di beli oleh seseorang dengan nilai uang yang tinggi. Gilang menepuk pundak Reyga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyora Dan Kehidupannya•END✓
Teen FictionSEBELUM BACA ATAU SESUDAH BACA DI UTAMAKAN VOTE DULU, ATAU GK FOLLOW DULU BARU BACA, OKE? THANKS FROM AUTHOR. "Yah tapi itu punya ku, kenapa di ambil?" sebal anak perempuan dengan rambut yang di kuncir dua, Lyora Andalyca Putri. "Kamu harus berbagi...