EKSTRA PART [✓]

125 7 5
                                    

Lyora dan Sastra kini sedang berada di sebuah toko perlengkapan bayi mengingat satu bulan lagi Lyora akan lahiran jadi mereka harus membeli barang-barang untuk anak mereka.

Tentunya mereka juga bersama dengan Fano dan Luna. Fano dari awal sudah sangat antusias dengan kehamilan Lyora, jadi Fano selalu menuruti apa yang Lyora inginkan.

Untuk Thyara dia sedang berada di kampus tidak bisa menemani, dia sedang sibuk dengan S2 nya. Perusahaan yang Lyora kelola akan jatuh di tangan Thyara nantinya, awalnya Thyara tidak setuju karena Lyora yang mengidam jadi Thyara mau tidak mau harus mengiyakan saja.

"Lyora ini bagus, kainnya juga adem cocok buat cucu Ibu." Ucap Luna sambil mengelus perut Lyora.

"Ibu dari tadi bilang gitu terus." Sudah sekitar 50x Luna mengucapkan hal itu kepada Lyora.

"Ibu kan mau yang terbaik buat cucu Ibu." Jawab Luna.

"Ambil saja tidak papa, toko ini sudah aku beli." Ucap Sastra dan membuat atensi Lyora dan Luna teralihkan kepadanya.

"Jangan bohong kamu, kemarin habis beli hotel sekarang toko ini?" Tanya Lyora, dia tak tau bagaimana cara berpikir Sastra.

Iya Lyora tau itu demi kebaikan Lyora, tapi ini sangat berlebihan untuk Lyora. Bahkan Fano dan Luna pun juga bilang seperti itu.

"Mending uang kamu buat sedekah aja." Ujar Fano dari samping.

"Udah kok yah, kemarin habis donasi 5,5M di panti asuhan."

"Suami mu ini emang terbaik Lyora." Lyora terkekeh.

"Jelas dong suaminya Lyora gitu loh." Jawab Sastra membanggakan dirinya. Dan setelah mereka memilih-milih barang-barang untuk anak mereka besok mereka memutuskan untuk pergi ke restoran untuk makan siang.

Thyara juga ikut karena Lyora yang menyuruh Thyara datang. Kini sudah lengkap keluarga mereka, keluarga yang awalnya kacau berantakan kini menjadi keluarga yang bahagia dan penuh kehangatan.

"Gimana kuliah Lo?" Tanya Lyora sambil makan-makanannya.

"Ya gitu, pusing banget tapi kalau mau nyerah sia-sia bentar lagi mau lulus." Jawab Thyara dengan wajah kusutnya, Lyora tau bagaimana capeknya belajar.

Oh ya Thyara sekarang berpacaran dengan Nergas, kalian ingat dengan dia? Mantan anggota GENG START dulu? Lyora juga tidak tau bagaimana bisa adiknya itu berpacaran dengan Nergas. Bahkan hubungannya sudah 1 Tahun lamanya.

Seana dan Geano juga sudah menikah, Queen dan Amelya mereka masih sibuk mengejar Karir mereka. Seana dan Lyora juga sampai bingung apa yang dipikirkan kedua sahabatnya itu.

Kalian ingat Maura Oxcelyn? Musuh Lyora waktu dulu? Dia sekarang bekerja di perusahaan Sastra, bahkan Lyora pernah memergoki Maura sedang merayu Sastra tapi Lyora masih sabar dia tau bagaimana Sastra.

"Kamu jangan kebanyakan pikiran nanti malah ambyar semua tugas kamu." Ujar Sastra.

"Y."

"Sama kakak iparnya bisa dingin gitu." Ucap Luna. Lyora terkekeh.

"Dia itu capek Bu makanya gitu, coba aja kalau lagi mood pasti mereka berdua udah kayak Tom and Jerry. Ingat gk dulu waktu BBQ an di rumah? Kak Sastra aja sampai jatuh ke kolam." Jawab Lyora.

"Tentu Ibu ingat bagaimana tidak, itu adalah momen yang langka bagi Ibu." Dan meja makan mereka penuh dengan canda tawa siang itu.

****

Satu bulan berlalu dan kini waktunya Lyora melahirkan anak pertamanya. Sastra sudah panik sendiri dari tadi, dia takut akan terjadi apa-apa pada Lyora dan anaknya.

"Gapapa aku kuat kok, asal kamu ada di samping aku aja." Ucap Lyora sambil menenangkan Sastra, dia tau bagaimana perasaan Sastra.

Sastra adalah anak yang sebatang kara di dunia, dia dulu tinggal panti asuhan. Entah bagaimana pun itu Lyora tidak pernah bertanya tentang masa lalu Sastra. Dia takut akan membuat hati Sastra sakit.

Erlangga dan Ashalina, juga sudah menunggu di depan ruangan Lyora. Erlangga sendiri sudah mempunyai 2 anak.

"Aunty Ra atit apa mom?" Tanya anak kecil yang ada di pangkuan Asha.

"Aunty Ndak sakit sayang, aunty mau lahiran." Jawab Asha sambil tersenyum.

"Humm? Ahiran?"

"Ahiran itu apa mom?" Tanyanya lagi. Erlangga terkekeh mendengar pembicaraan itu.

"Kamu masih kecil besok kalau udah sekolah kamu bakal tau kok." Jawab Erlangga.

"Atu sekolahnya asih Ama Ndak?" Tanya anak kecil itu lagi.

"Sebentar lagi sayang, udah ya diem aja nih Daddy bawa permen di makan berdua ya?"

"Otey dad!" Jawab kedua anaknya bersamaan. Asha yang gemas langsung mencium kedua anaknya dengan gemas.

Tak lama terdengar suara tangisan bayi dari dalam ruangan. Erlangga dan Asha mengucap syukur.

"Alhamdulillah bayinya sehat pak, di azan in dulu." Sastra langsung menggendong bayi tadi, Lyora tersenyum melihat bayi tadi di gendongan Sastra.

"Allaahu Akbar, Allaahu Akbar ,Allaahu Akbar, Allaahu Akbar ,Asyhadu allaa illaaha illallaah, Asyhadu allaa illaaha illallaah, Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah, Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah, Hayya 'alashshalaah, Hayya 'alashshalaah, Hayya 'alalfalaah , Hayya 'alalfalaah, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar Laa ilaaha illallaah."

Setelah selesai meng- adzan I anaknya, Sastra menyerahkan bayi tadi kepada suster untuk di bersihkan dahulu. Dan Lyora juga merapikan dirinya setelah melahirkan anak pertamanya.

Kini Lyora sudah di pindahkan di ruang inap. Erlangga dan Asha sangat bahagia melihat bayi Lyora.

"Selamat datang di dunia anak Mama." Ucap Lyora sambil mengecup kening Anaknya.

"Coba lihat bulu matanya lentik banget, Matanya persis sama kayak kamu tau Ra. Tapi wajahnya mirip sama Sastra, gk tau deh besok tingkahnya kayak siapa." Ucap Asha. Kedua anaknya sedang tertidur di tempat tidur yang mereka bawa.

"Semoga aja tingkahnya gk mirip Sastra, bisa gila kalau tingkahnya mirip Sastra." Ejek Erlangga, Lyora terkekeh.

"Ngejek gue Lo? By one ayo." Tantang Sastra.

"Ayok pasti Lo juga kalah."

"Lo tuh paling yang kalah gue ma menang terus." Lyora terkekeh melihat tingkah laku suaminya. Bahkan bayi yang ada di samping Lyora pun juga tersenyum.

"Eh anak Papa senyum, lucu ya?" Ruangan itu menjadi hangat. Bahkan bayi yang notabenenya adalah anaknya Lyora itu juga ikut tersenyum mendengar ucapan ucapan dari orang-orang yang ada di sana.

"Ya udah kita pulang dulu ya, kasihan anak kita." Ucap Erlangga.

"Hati-hati ya kak, kapan-kapan main ke rumah ya?" Tanya Lyora.

"Pasti itu, ya udah kamu istirahat ya. Kita pulang dulu." Jawab Erlangga, dan kemudian Erlangga dan Asha keluar dari ruangan Lyora.

Sastra menatap Lyora yang sibuk menata anaknya.

"Kamu istirahat aja biar dia aku aja yang urus, kamu kan capek pasti." Ucap Sastra, Lyora tersenyum kearah Sastra.

"Pengertian banget sih suami aku. Ya udah nih, awas jangan di cubit in pipinya kasihan." Peringat Lyora, Sastra mengangguk saja dan kemudian menggendong bayi tadi.

Sastra menimang-nimangnya dan sedikit menghiburnya. Lyora tersenyum dan berakhir tidur, Sastra yang melihat Lyora tidur tersenyum.

"Tuh lihat Mama tidur, Mama kalau tidur itu tambah cantik, Papa suka." Ucap Sastra, bayi yang ada di gendongannya juga tersenyum. Sastra yang gemas sendiri pun langsung menciumi bayi tadi.

"Tumbuh jadi anak yang berbakti ya jagoannya Papa."

****

Lyora Dan Kehidupannya•END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang