Pagi hari telah tiba, Lyora dan semua anggota keluarga nya sedang makan diruang makan. Fano dan Luna heran kenapa wajah Lyora sejak kemarin suram dan tidak pernah tersenyum lagi. Sejak kejadian dimana Lyora dan Raden hujan-hujanan Lyora memutuskan untuk pulang kerumah Luke saja.
Bryan belum pulang, Lyora sangat rindu dengan sosok laki-laki itu. walau terkadang dia suka membuat Lyora kesal tapi dia sangat rindu sosok itu.
"Lyora? Kenapa makanannya di lihatin aja sayang? Gk enak ya makanannya?" Tanya Kinaya yang duduk disebelah Lyora.
"Gk kok nek, kalau begitu ini dibuat bekal aja. Lyora udah terlambat ini, Lyora harus piket dulu."
"Oh begitu, ya sudah sebentar ya ibu pindahkan dulu. Gk kelamaan kan?" Lyora menggeleng, dan mengambil tasnya yang ada di sofa sambil menunggu Luna menyiapkan bekalnya.
Raden💫:
Aku berangkat sendiri, kamu nanti langsung berangkat aja ya|
|Kamu kenapa sih? Saya ada salah ya sama kamu?
|Saya jemput ya?Aku udah dijalan, kamu berangkat sendiri dulu ya|
Kamu gk ada salah kok sama aku|
Nanti istirahat temui aku, ya di Rooftop||Kenapa harus pas istirahat? Nanti sampai sekolah saya temui kamu.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Lyora menghembuskan nafasnya pasrah, setelah bekalnya siap. Lyora berpamitan dengan anggota keluarga nya, dia sudah menyuruh anak buahnya untuk mengantarkannya untuk kesekolah.
Saat berada didalam mobil, Lyora hanya bisa memandangi jalanan yang terguyur hujan deras. Sejuk bagi Lyora suasana itu, dia membuka kaca mobilnya sedikit.
"Nona jangan dibuka, nanti basah loh."
"Ndak papa pak, aku suka hujan." Lyora yang merasa bahwa sang supirnya khwatir dengannya dia segera menutup jendela nya dan mulai mengutak-atik iPad yang di belikan Bryan beberapa hari yang lalu sebelum Bryan pergi.
"Pak, Papi pulangnya kapan sih? Aku kangen tau sama dia." Supir tadi melihat kaca yang ada di atasnya dan terkekeh kecil.
"Nona kangen dengan tuan Bryan? Baiklah akan saya telfon dulu." Wajah Lyora langsung ceria.
"Hallo tuan Bryan, ini saya mau bertanya. Kapan anda pulang? Tuan putri anda sudah rindu dengan anda."
"Pak supir apaan sih." Lyora senyum sambil malu-malu tikus, gk bercanda.
"Oh besok lusa? Baiklah, baik tuan saya akan menjaga putri kecil mu ini. Sampai jumpa." Lyora yang mendengar kata besok lusa pun senang. Supir itu juga bisa merasakan kebahagiaan Lyora itu.
"Pak nanti jangan jemput aku ya, nanti aku pulang sama Raden. Mau kemo, udah jadwalnya."
"Baiklah, semangat ya Nona. Bapak harap Nona bisa sembuh."
"Amin, doain aku ya pak."
****
Hari ini Lyora sengaja tak menemui Raden dan dia juga menyuruh ketiga sahabatnya untuk diam dan tak memberitahu dimana Lyora berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyora Dan Kehidupannya•END✓
ספרות נוערSEBELUM BACA ATAU SESUDAH BACA DI UTAMAKAN VOTE DULU, ATAU GK FOLLOW DULU BARU BACA, OKE? THANKS FROM AUTHOR. "Yah tapi itu punya ku, kenapa di ambil?" sebal anak perempuan dengan rambut yang di kuncir dua, Lyora Andalyca Putri. "Kamu harus berbagi...