Sebulan sudah berlalu, Lyora sekarang juga sudah sembuh dan dia juga sudah tambah dewasa. Dia bahkan sudah bisa mengurus perusahaan yang diwariskan kepadanya. Dia juga sudah tau semua tentang Rachel, bahkan sebulan ini juga dia menyuruh semua anak buahnya untuk mencari keberadaan ayah Rachel.
Dan untuk masalah pembunuhan terhadap Luke, hal itu dia tunda terlebih dahulu. Dia ingin hidup bahagia sebentar dengan keluarga dan para sahabat-sahabatnya.
Lyora sekarang sedang berada di perpustakaan bersama dengan ketiga sahabatnya. Mengingat mereka sebenar lagi akan lulus dan ujian mereka memutuskan untuk belajar. Walau mereka tergolong murid yang pintar tapi mereka masih tetap belajar dengan giat.
"Habis pulang sekolah Lo semua mau pada kemana?" Tanya Queen. Lyora yang berada disebelahnya masih diam dan fokus di bukunya.
"Gue sih di rumah." Jawab Amelya.
"Gue juga sama." Jawab Seana.
"Gk usah ditanya lagi nih anaknya pak Fano, dia udah pasti ngapel." Sinis Amelya, Lyora terkekeh dan menutup bukunya.
"Ya udah deh nanti pulang sekolah ke mall aja yuk, kebetulan gk ada meeting penting juga nanti." Ketiga sahabatnya pun tersenyum gembira. Mereka memutuskan untuk segera kembali ke kelas mereka.
"Gue ke kamar mandi dulu, ada yang mau ikut?" Tanya Seana. Lyora pun mengangguk dan berjalan disamping Seana. Seana hanya merapikan rambut dan juga seragamnya, dan Lyora hanya membuang air kecil.
"Lo sama Raden kapan nikah?" Tanya Seana yang masih sibuk merapikan rambutnya, Lyora terkekeh.
"Habis lulus ini, gue takut nya belum sempat bahagia tapi kita udah sama-sama pergi."
"Pergi kemana?"
"Rahmatullah lah, ya kali ke Hongkong." Seana tertawa, setelah dia rasa penampilannya sudah rapi Seana mengajak Lyora untuk kembali kekelas. Dan Lyora terkejut dengan keberadaan Geano dan Raden yang mungkin sudah menunggunya dari tadi. Dan Geano, dia sudah jadian dengan Seana, entah angin dari mana dia bisa berpacaran dengan sahabatnya itu.
"Udah lama?" Tanya Lyora, Seana sendiri dan Geano menjauh dari Lyora dan Raden.
"Gk, baru aja tadi." Jawab Raden dengan senyuman. Lyora heran tapi entah lah itu sangat lucu.
"Kamu kenapa sih? Senyum-senyum terus dari pagi?" Tanya Lyora heran.
"Gk papa, nanti pulang sama saya kan?"
"Iya lah, kan aku gk bawa mobil. Oh iya btw nanti aku sama yang lain mau ke mall, kamu mau ikut juga gk?" Tanya Lyora, dan hal itu dijawab gelengan oleh Raden.
"Saya ada meeting penting nanti."
"Oke deh, semangat ya. Nanti kalau pulang aku bawain permen buat kamu."
"Saya kn gk suka permen, bagaimana jika eskrim saja?"
"Ya gk bisa, udah leleh lah."
"Iya sama kaya hati saya yang udah leleh ketika melihat senyummu." Kedua pipi Lyora langsung memerah dan dia segera meninggalkan Raden di depan kelasnya. Seana yang melihat tingkah laku Lyora tadi tertawa.
"Lucu banget sih."
Raden melihat bahwa Lyora salah tingkah karena sikapnya. Bahkan Lyora sekarang masih menunduk, menyembunyikan wajahnya di lipatan kedua tangan nya. Geano sendiri terkekeh kecil.
"Beruntung banget Lo punya dia, dijaga baik-baik."
****
Lyora dan ketiga sahabatnya kini sudah berada di mall, mereka sudah menghabiskan waktu disana bersama. Terkadang juga Lyora sebal karena tidak diperbolehkan makan, makanan yang tidak baik oleh Amelya. Dan sampailah sekarang mereka disebuah restoran, untuk makan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyora Dan Kehidupannya•END✓
Teen FictionSEBELUM BACA ATAU SESUDAH BACA DI UTAMAKAN VOTE DULU, ATAU GK FOLLOW DULU BARU BACA, OKE? THANKS FROM AUTHOR. "Yah tapi itu punya ku, kenapa di ambil?" sebal anak perempuan dengan rambut yang di kuncir dua, Lyora Andalyca Putri. "Kamu harus berbagi...