"Day, kayak biasa ya" perempuan itu mengangguk lalu menerima kertas itu dan membacanya sekilas "Deadline nya besok. Bisa kan?" sekali lagi, Daisy menganggukkan kepalanya lalu melanjutkan membaca tiga kembar kertas soal yang ada di hadapannya.
Bumi yang mengamati peristiwa itu dari balik loker hanya bisa bertanya-tanya tentang apa yang mereka bicarakan. Namun kurang lebih ia sudah bisa menebaknya.
Kevin yang melihat Bumi kebingungan akhirnya menghampiri lelaki itu sambil tersenyum "Udah jadi rahasia umum kalau anak-anak jebolan beasiswa Pembangunan Bangsa jadi joki tugas karena seperti yang lo tahu, semua soal yang ada di sini nggak akan pernah lo temuin di sistem pencarian manapun. Cuma ada konsep. Gue juga pernah pakai jasanya Daisy, hasilnya? A+"
Kini lelaki itu tahu mengapa gadis itu dijuluki bandit jenius. Karena hal inilah yang ia kerjakan selama ini.
[•••••]
"Nih, seratus lima puluh ribu." ucap seorang laki-laki yang ada di hadapnnya saat ini "Hmm, minggu depan gue nggak bisa pakai jasa lo ya? Padahal ada pre-test sebelum exams lima hari lagi..."
"Nilai tugas ini kan belum keluar? Kok bayarannya segi-"
"Memang sejak kapan sih tugas gue yang lo kerjain dapet di bawah 88? Atau dapat B-? Nggak pernah kan? Percaya gue mah sama otak lo hehe"
Daisy menerapkan sistem di mana kalau setiap tugas yang ia kerjakan mendapat nilai di bawah 88 atau mendapatkan B- maka mereka hanya membayar 50 ribu saja. Sedangkan saat tugas itu mendapatkan nilai 95 atau A dan A+ ia berhak untuk mendapatkan bonus dan sejauh ini, tugas-tugas yang ia kerjakan tidak pernah mendapatkan nilai buruk. Berbeda halnya dengan pengerjaan soal ujian yang lebih beresiko, tentunya ia tidak mau jika di bayar dengan uang seratus atau dua ratus ribu.
"Tapi, pas lo balik dari Singapore kan masih ada sisa hari ujian tengah semester dua hari. Kayaknya gue mau pakai waktu Kimia aja deh. Gimana?"
Perempuan itu tersenyum kecil, "350 ribu kalau nilai lo di bawah 88. 400 ribu kalau dapat 95 ke atas. Dan 500 ribu kalau-"
"Nilai gue sempurna. Deal."
Seperti hukum dalam ilmu ekonomi, ada permintaan dan ada penawaran. Sekolah Pembangunan Bangsa adalah sekolah elit dengan sistem pendidikan yang mumpuni karena soal ujian dan tugas yang diberikan oleh para pengajar di sana bukanlah dari hasil mencomot soal karangan dari sistem pencarian secara daring seperti sekolah-sekolah lain. Soal yang diujikan dan ditugaskan adalah murni hasil pemikiran tenaga didik yang ada di sana. Tidak hanya menciptakan lingkungan yang kompetitif, sistem ini juga bisa meningkatkan kualitas dan performa para siswa-siswinya jikalau tidak ada orang seperti Daisy ini.
Namun karena hal ini pula para pelajar juga mau tidak mau harus belajar, karena mencontek lewat google pun juga tidak muncul. Hanyalah konsep pembelajaran dan soal-soal yang mirip dengan tugas-tugas mereka.
Bagi sebagian orang, mungkin hal itu akan memacu semangat belajar namun, tidak bagi Gilang dan para pengguna jasanya. Daisy hanya memanfaatkan kepintarannya. Toh, setiap kali ia memberikan hasilnya, perempuan itu selalu berkata untuk mempelajari dan membaca hasil kerjanya itu. Urusan mereka belajar atau tidak, itu bukanlah tanggung jawabnya lagi. Simbiosis mutualisme. Daisy mendapatkan uang sekaligus belajar, dan untuk mereka, masalahnya terselesaikan dengan mudah tanpa perlu berpikir sedetik pun.
Tangan perempuan itu membuka resleting tasnya namun terhenti oleh tepukan dibahunya saat ini,
"Lagi, Daisy? Bukannya nggak boleh ya? Lo nggak takut ketahuan?" tanya Bumi "Gue denger peraturan di sekolah ini kalau ada yang melakukan kecurangan, bakalan di hukum berat."Daisy menghela nafasnya lalu tertawa sinis "Bagi kalian yang lahir dengan sendok emas mungkin memikirkan hal yang sama kayak yang lo pikirin saat ini. Gue juga nggak mau begini. Gue juga mau nongkrong di kafe atau jalan-jalan di mall kayak yang lain. Lo pikir gue seneng semalaman begadang ngerjain tugas yang bahkan bukan punya gue? Nggak."
"Tapi kan ada cara lain. Jadi tutor atau apapun, yang penting nggak ada resikonya."
"Tapi nggak se instan ini. So, don't cross the lines, Bumi. We're not at the same stages. Mending lo diem kalau nggak tahu apapun soal gue."
Bumi mengeraskan rahangnya, "Gimana gue bisa tahu kalau lo setertutup ini?!" suasana kelas yang tengah sepi itu memantulkan suara Bumi ke segala arah.
"Lo nggak perlu tahu apa-apa soal gue. Nggak akan ada gunanya juga buat lo..."
[•••••]
Pertengkaran mereka siang itu mungkin dapat di rasakan oleh Jasmine saat ini. Ia dapat melihat kalau kedua orang yang sedang berhadapan itu menguarkan aura yang aneh, membuatnya bergidik tanpa sadar.
"Berantem yah?" cicitnya yang dibalas dengan kata 'nggak' dari kedua orang itu secara bersamaan. Ia melanjutkan kegiatan menyeruput jus stroberinya dengan perlahan "Bohong yah?"
Ia menjengitkan bahunya ketika mendapatkan tatapan pedas dari kakak perempuannya itu "Ih, jangan judes-judes kak Daisyyy" rengeknya sekilas namun perhatiannya teralih dengan cepat saat tiga piring shouffle pancake yang lembut itu dihidangkan di atas meja mereka. "Waaahh!"
"Mas, satu piring yang ini tolong di bungkus aja."
"Yaaaahh, kakaaak!"
"Nggak perlu mas, kita makan di sini kok. Makasih."
"Yeesss!"
"Bungkus aja mas."
"Nggak. Makan di sini aja mas."
"Hmm gimana kalau ini pancakenya saya yang makan? Hehehe, jangan berantem terlalu lama ya kak. Itu kasian adeknya." pramusaji itu lantas tersenyum ramah dan beranjak meninggalkan meja itu.
Kedua orang itu masih saja menatap sengit sampai pada akhirnya Daisy yang mengalah terlebih dahulu, "Oke. Fine! Lo maunya gimana? Gue berhenti jadi joki? Name the reasons why I should stop it."
"Simple, the school will kick you out if they're even found out about this." memdengar hal itu Daisy tersenyum miring.
Ia menaikkan dagunya, "Lo pikir 'mereka' nggak tahu? The world doesn't revolves that simple, Bum... nggak semua orang 'putih' kayak lo. Sebagai anak dari pengusaha terkenal, seharusnya lo tahu lebih banyak soal ini ketimbang gue." tukasnya yang membuat lelaki itu terdiam dan merenung.
Kalau mereka tahu, bagaimana bisa para murid penerima beasiswa tidak di tegur sekalipun? Bagaimana mungkin sebuah instansi pendidikan membiarkan adanya praktek kecurangan didalamnya?
G'Note:
Actually I'm kinda surprised that 500+people read this story, soalnya kemarin-kemarin tuh masih di angka 190-an😭 makasih yaa sudah mau baca, semoga tetap betah baca cerita Daisy-Bumi di universe iniii🙏🏼Ps, apakah kalian korban template tiktok ku? H3h3
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Get: A+
Fanfiction"Apaan banget deh! Annoying!" dengusnya tak suka tatkala mendengar orang yang menempati ranking satu bukanlah dirinya lagi, melainkan anak pindahan super menyebalkan yang sayangnya mempunyai lesung pipi manis seperti idolanya. "Kesal sama gue, Dais...