34. mile crepe

27 4 0
                                    

Hari ini tanggal dua puluh lima Oktober. Kalender yang ada di dalam kamarnya itu sudah ditandai oleh spidol merah dengan catatan Bumi's day.

Lelaki itu, Bumi, berulang tahun hari ini. Tepat dua puluh tahun yang membuat saat ini Daisy berkutat dengan aroma cokelat serta whipped cream yang sedikit belepotan di tangannya.

Ia menatap tumpukan kulit tipis adonan kue mile crepe itu dengan helaan nafas kencang. Daisy sadar bahwa dirinya sedikit payah jika berhubungan dengan alat dapur.

Hampir satu jam lamanya ia menumpuk lapis demi lapis kue itu seraya membalurkan whipped cream untuk merekatkannya. Selepas memotong pinggiran kuenya yang tidak rapi, dengan berhati-hati ia memasukkan kue itu ke dalam kulkas sebelum memutuskan untuk mandi dan bersiap menemui Bumi yang sebentar lagi akan pulang.

Daisy menyemprotkan parfum yang ia dapatkan dari Erina beberapa waktu yang lalu. Aroma mawar serta manis vanilla menguar dari tubuhnya. Sesaat, ia menatap wadah kosmetiknya dengan pandangan ragu. Daisy memulas wajahnya dengan bedak serta perona pipi tipis sebelum melengkapinya dengan lipstick. Di dalam hati, ia berkata bahwa ia harus lebih banyak belajar tentang tips-tips bagaimana cara merawat diri kepada Erina.

Selepas memasukkan korek api serta lilin pada tas selempang kecilnya, ia dengan berhati-hati meletakkan bungkusan kue itu di atas motor maticnya dan meluncur menyusuri jalanan kota Jakarta.

"Cepetan masuk, Bumi udah markirin mobilnya di belakang." ucap kak Chakra dengan antusias "Buruan ke lantai atas! Gua udah kosongin area atas hari ini! Selamat mesra-mesraan adek ipaar~" selorohnya yang membuat Daisy tertawa kecil seraya memukul bahunya.

"Thanks a lot, kak Chakra!" balasnya sembari menaiki tangga untuk menuju lantai atas.

Meja yang ada di tengah-tengah itu kini di lapisi oleh taplak putih dengan bordiran renda yang juga berwarna putih di pinggirnya. Sebuah vas bunga berisikan aster putih dan merah muda melengkapi meja itu.

Daisy dengan berhati-hati membuka kotak kue itu dan menatanya di atas meja sebelum menancapkan beberapa lilin di atasnya. Ia dapat mendengar derap langkah Bumi yang menuju lantai atas. Dengan cepat, Daisy menyalakan lilin itu dan berlari menenui Bumi.

"Eh, tutup dulu matanya!" titah Daisy.

"Lah? Ngapain yang?" tanyanya dengan heran.

Daisy mendecakkan lidahnya, "Udaah, tutup aja duluu! Tutup mata doang, nggak di suruh tutup usia kok..."

Ia menuntun Bumi untuk menariki tiga anak tangga terakhir dan mendudukkannya di atas kursi "Sekarang, udah boleh buka!"

Daisy dapat mendengar Bumi terkesiap kaget sembari menatapi kue yang ada di hadapannya "Buat gue?!" ucapnya dengan senyum sumringah.

"Siapa lagi yang lagi ulang tahun hari ini?"

Kali ini giliran Daisy yang terkejut karena lelaki itu tiba-tiba memeluknya dengan erat. Tangannya yang semula berada di atas meja, kini mulai melingkari Bumi yang tengah memeluknya "Happy birthday Bumi-ku, semoga apapun yang lo inginkan, bakalan terkabul" bisiknya

"Tadi lo manggil gua apa?" tanyanya "Ulangin dong, sekalii aja"

"Ah, gamau, enggak ada pengulangan!" sergahnya dengan malu.

"Sekali doang, sayaangg" balasnya sembari merajuk "Please, ini gua lagi ulang tahun loh!" lanjutnya sembari memelas.

Daisy memalingkan wajahnya yang kini sudah merah padam, "Nggak mau, malu..." cicitnya.

Bumi terkikik geli, "Lucu banget sih! Pacar siapa?"

"Pacar lo! Pake nanya..." tukas Daisy seraya memukul bahu lelaki itu "Happy birthday Bumi-ku, love you. Semoga bahagia selalu... UDAH YA, NGGAK ADA PENGULANGAN LAGI!" ucapnya yang membuat Bumi makin tertawa.

"Makasih banyak, Daisy-kuuu~ yuk potong kuenya!"

Bumi mengunyah potongan kue itu dengan perlahan sementara Daisy menatap ekspresi pacarnya itu dengan was-was. Ia betul-betul yakin bahwa ia memasukkan gula, bukan garam pada adonan itu. Seharusnya, rasanya tidak akan terlalu aneh.

"Gimana? Aneh ya? Kita beli di bawah aja yuk! Nggak usah di makan" cicitnya dengan takut.

"Apa-apaan, ini kue punya gue! Gue maunya kue ini! Ini enak banget tau, yang! Crepes nya lembut, krimnya juga nggak terlalu manis! Jadi manis banget sih soalnya gua makannya sambil liat lo-aduh! Beneran ini! Gua nggak bohong!" ucapnya "Well done, sayang! Kapan-kapan kita baking bareng yuk?" tawarnya yang di sambut anggukan oleh Daisy.

"Beneran enak?" tanyanya, merasa tidak percaya diri.

"Beneran! Gue mana pernah bohong, sih? Oh iya! Mama ngajak makan malam bareng, bisa kan? Sama Jasmine juga. Nanti kita jemput Jasmine dulu, terus baru ke rumah."

Daisy mengiyakan ajakan kekasihnya sembari tersenyum. Terkadang, ia merasa sangat beruntung karena bisa bertemu dengan orang-orang yang sangat baik seperti keluarga kekasihnya itu. Tetapi tiba-tiba ia tersadar-

"Makan malam? Kalau gitu,-"

"Papa? Ngapain takut sama Papa? Justru Papa tuh dari dulu pengen banget ketemu sama lo apalagi Bunda sering nyeritain lo ke Papa..."

"Eh?! Gue sering dibicarain sama Mama?" tanyanya dengan terkejut.

"Hot topic tau, nggak? Bahkan kayaknya mama lebih sayang sama lo daripada sama gue... Daisy anaknya pinter banget loh, Daisy tuh cantik ya, Daisy kaleemm banget, Daisy mau nggak ya nemenin mama belanja? Daisy ini, Daisy itu.... Lo pokoknya kayak anak bungsunya mama lah! Kalau lo sempet, bisa nggak nemenin mama belanja? Mama ngebet banget pengen shopping sama lo soalnya" ucapnya dengan panjang lebar.

Daisy tertawa terbahak-bahak, "Mama lucu banget sih! Bilangin ke mama, gue siap kok kapan aja" jawabnya dengan riang.

G'Note:

MAAF BANGET KALO LAMA NGE UPLOADNYA😭😭😭🙏🏼

MAAF BANGET KALO LAMA NGE UPLOADNYA😭😭😭🙏🏼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
How To Get: A+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang