20. taruhan

52 10 4
                                    

Ingatkah kalian dengan syarat yang harus Daisy penuhi ketika ia mendapatkan kesempatan kedua supaya bisa kembali bersekolah di SMA Pembangunan Bangsa?

Ya, ia harus membawa pulang setidaknya medali perak pada olimpiade kali ini walaupun sebenarnya ia sendiri tak yakin akan kemampuannya mengingat lawan-lawannya mempunyai kemampuan yang lebih mumpuni.

Ini kali kedua Daisy menginjakkan kaki di negara singa. Dan Daisy, tidak berharap banyak selain sekolahnya mau berbaik hati menerima dirinya kembali.

Seperti biasa, Daisy selalu menyisakan pertanyaan yang paling sulit untuk ia jawab pada sisa waktu yang ada tetapi, kali ini berbeda.

Jujur saja, Daisy tidak begitu menyukai bab peluang atau probabilitas pada matematika karena ketidakpastian angka yang selalu membayangi pada bab tersebut.

Dan soal ini, mungkin dapat membuat kepalanya mengepul saat ini juga.

Ia secara spontan tertawa miris sembari mengumpat di dalam hati 'Thomas sama Jane mending nggak usah temenan sama Cheryl biar nggak bikin pusing, sialan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia secara spontan tertawa miris sembari mengumpat di dalam hati 'Thomas sama Jane mending nggak usah temenan sama Cheryl biar nggak bikin pusing, sialan...'

Hanya ada deretan angka serta bulan dan tidak bisa di hitung sama sekali berapapun Daisy berusaha mencobanya. Hingga pada akhirnya ia berpikir bahwa ini adalah soal matematika penalaran yang tidak membutuhkan hitungan tetapi, sejauh mana dirinya mampu untuk mencerna sebuah kalimat.

Bahasa Inggris bukanlah bahasa yang pertama kali Daisy pelajari, hal ini menjadi tantangan terberatnya di dalam memahami soal serta cara penyelesaiannya terutama pada soal yang juga membutuhkan kemampuan pemahaman tentang bahasa.

Pertama, mari kita coret opsi pada bulan Mei dan Juni karena pada kalimat pernyataan yang terdapat pada soal, Thomas tidak tahu kapan terjadinya ulangtahun Cheryl dan dia bisa menyimpulkan bahwa Jane juga tidak mengetahuinya.

Dan, mengapa Thomas bisa tahu? Karena jika ulangtahun Cheryl berada di tanggal 18 atau 19, otomatis Jane akan mengetahuinya juga karena tanggal 18 dan 19 hanya muncul satu kali.

Mari kita bergerak ke pernyataan ke dua yang menyatakan bahwa sekarang Jane sudah mengetahui tanggal dan bulan ulangtahun Cheryl. Dalam hal ini, opsi tanggal 14 harus dihilangkan karena muncul lebih dari satu kali. Itu artinya, hanya tersisa tiga opsi lagi yakni July 16, August 15, dan August 17.

Pada pernyataan terakhir, Thomas menyatakan bahwa sekarang ia sudah tahu kapan dilaksanakannya ulangtahun Cheryl. Ini berarti opsi bulan Agustus menjadi tidak mungkin karena muncul dua kali dan akhirnya opsi terakhir yang paling memungkinkan adalah bulan Juli tanggal 16.

Jadi, jawabannya ialah July 16.

Tak lama selepas Daisy menyelesaikan soal miskomunikasi antara Thomas dan Jane, suara pengawas yang mengingatkan bahwa hanya ada lima menit yang tersisa, helaan nafas Daisy menjadi lebih berat.

Jemarinya meremat tumpukan kertas coret-coretan yang ada di sebelah kanan mejanya dan hampir tidak sengaja merobeknya tatkala bunyi sirine penanda waktu pengerjaan soal sudah berakhir. Selepas mengumpulkan kertas soal dan jawabannya, ia dengan terburu-buru berlari keluar menuju kamar mandi.

Daisy memilih untuk tidak memperdulikan tatapan bingung yang ia dapatkan dari tutornya atau bahkan para peserta lain yang berjengit kaget sewaktu bahunya secara tak sengaja menyenggol mereka.

Ia menatap pantulan dirinya di depan cermin besar pada sekolah itu dengan nanar. Daisy tidak tahu hal buruk apa yang ia lakukan pada kehidupan sebelumnya sehingga dirinya yang sekarang harus mengalami hal seperti ini.

Orang lain berkata bahwa masa SMA adalah masa yang paling membahagiakan yang dapat dimiliki oleh seorang remaja tetapi, bagi Daisy kenyataannya sungguh terbalik.

Ia lelah namun ia tidak bisa berhenti karena bagaimanapun juga Daisy harus lulus dan mendapatkan surat rekomendasi dari sekolahnya. Ini hal yang sangat penting bagi kehidupannya tetapi pada titik ini, ia sudah kelelahan.

Buku-buku jarinya mencengkram kuat pinggiran wastafel itu sementara ia memuntahkan seluruh isi perutnya dan terengah-engah. Ini bukan hal yang baru baginya. Dengan cepat ia berkumur lantas mencipratkan air dingin itu ke seluruh permukaan wajahnya.

"Ini belum berakhir, Daisy. Belum." ucapnya untuk memotivasi dirinya sendiri namun kembali pesimis tatkala ia dapati nada suaranya sudah bergetar "Belum saatnya..."

Daisy kembali menemui tutornya selepas menghabiskan hampir lima belas menit di dalam kamar mandi. Perempuan paruh baya itu juga tidak mau repot-repot untuk bertanya karena ia dapat menangkap sekelibat ekspresi kalut pada wajahnya.

Sepertinya, mereka berdua memiliki kepribadian yang hampir mirip. Daisy menyukai keheningan, begitu pula dengan tutornya itu. Ia tidak perlu bersusah-payah dengan berpura-pura nampak baik-baik saja ketika bersama wanita itu.

"Aku tidak sepintar kau waktu seumuranmu..." ucap tutornya membuka percakapan kecil diantara mereka "Kau tahu alasan mengapa aku ingin mengajar?" tanyanya.

Daisy menggeleng lemah, "Untuk menolong orang-orang seperti dirimu. Sangat berbakat namun selalu meragukan dirinya sendiri." tukasnya yang sontak membuat Daisy menoleh "Kau tidak perlu takut. Kita boleh jadi miskin, tidak punya orangtua yang bisa menyokong pendidikan kita atau bahkan sesepele menyiapkan bekal makan siang kita. Tetapi Daisy, dengan otak yang kau miliki, kau akan mampu melakukan semuanya..."

"Mereka akan mencabut beasiswaku kalau-"

"Lantas, apa masalahnya? Dengan puluhan sertifikat kejuaraan yang kau miliki sudah cukup membuat sekolah manapun menerima dirimu."

Ia menghela nafas, "Tapi, tidak ada yang sebagus sekolahku, kan?"

"Bisa jadi, iya. Namun aku yakin, dimanapun kau ditempatkan, kau akan tetap cemerlang. Mungkin akan sulit pada awalnya untuk menyesuaikan diri but I know that you're a fighter, Daisy. You can do anything."

"Dengar, kalau semisal pada akhirnya beasiswamu di cabut, aku akan menuliskan surat rekomendasi ke beberapa sekolah yang cukup bagus, okay? Jangan khawatir..." lanjutnya.

Dialog singkatnya bersama perempuan itu memercik sebuah harapan baru di dalam diri Daisy walaupun ia masih tidak ingin bahwa beasiswanya di cabut tetapi, setidaknya ia masih memiliki peluang dalam hal itu.

•••●•••●•••

Dan sesuai perkiraannya, ia tidak berhasil membawa pulang medali perak.











G'Note:

Have a great weekends guys, moga chapter ini bisa menemani liburan kalian🖤



How To Get: A+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang