Jasmine mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang ada di dalam rumah Bumi dengan binar antusias. Bocah SD itu kini mengenakan setelan rok berwarna kuning yang beberapa waktu lalu dibelikan oleh Daisy.
Daisy berkali-kali mewanti-wanti adiknya supaya tidak ceroboh dan menyentuh benda-benda yang ada di rumah Bumi walaupun berkali-kali juga Bumi ingatkan kalau Jasmine dan dirinya tidak perlu terlalu formal tatkala makan malam nanti.
"Jasmine, inget kata-katanya kakak?"
"Inget! Jangan lupa salam, duduknya yang sopan, kalau makan jangan berisik, terus nggak boleh pegang-pegang barang yang bukan punyanya Jasmine!" ucap Jasmine dengan bersemangat.
Di dalam ruang makan, sudah ada kedua orangtua Bumi dan kak Cakra yang menampilkan cengiran lebar. Daisy tersenyum dan menyalami kedua orangtua kekasihnya itu sembari tersenyum.
"Ayo duduk, Bumi! Itu kursinya tarikin dong buat Daisy! Masa dibiarin gitu?" omel Mama kekasihnya itu.
Bumi menggerutu sementara Daisy terkekeh "Makasih..."
"Papa berasa liat kita waktu pacaran dulu... besok kita kencan yuk, ma? Jangan mau kalah sama si jamet itu" seloroh lelaki paruh baya itu.
Di luar dugaan, ternyata di balik wajahnya yang terlihat kaku dan serius, sifat lelaki itu nampaknya mirip dengam Bumi yang riang dan suka berkelakar. Rupanya, yang melabeli Bumi dengan julukan 'jamet' ialah Papa nya sendiri.
"Ah, Papa! Ini ada cewekku loh, masa dipanggil jamet sih?" protes Bumi
Lelaki itu tertawa "Makasih ya Daisy sama-"
"Jasmine!" jawab Jasmine dengan ceria.
"Oh iya, kita semua belum kenalan ya, Ma sama si princess kecil ini? Namanya siapa, sayang?" ucap Papa nya dengan lembut.
"Halo om sama tante, namaku Jasmine, salam kenal~" kini semua orang yang ada di ruangan itu terkikik geli.
"Salam kenal juga, Jasmine cantik~ mannggilnya pake mama sama papa aja, biar sama kayak kak Daisy. Jasmine mau makan apa? Ayo di ambil, makan yang banyak!" titah Mama nya dengan bersemangat "Jasmine mau coba sup nya, nggak? Ini tante nyobain resep baru loh!"
Daisy tersenyum melihat interaksi dari adiknya dan kedua orangtua Bumi yang nampak sama-sama antusias.
"Mama sama Papa seneng banget ketemu sama Jasmine... suaranya mirip sama Mentari. Sifatnya juga, sama-sama lucu..." bisik Bumi sembari tersenyum "Kalau Jasmine jadi sering main ke rumah gue gara-gara mama sama papa, jangan marah ya yang. Nggak bakalan diculik kok!" ucap Bumi sembari tertawa.
Daisy kini menuangkan sup yang berisi beragam sayuran serta jamur kuping dan es itu ke dalam mangkuknya serta adiknya. Ia lalu mencicipinya dan terhenyak. Matanya menatap mangkuk yang ada di hadapannya itu dengan sendu.
"Supnya, pake pala ya, ma?" tanyanya.
Nampak raut khawatir yang terbit di paras wanita itu, "Iya, kenapa sayang? Nggak enak kah? Mau coba ayamnya aja?"
"Nggak, ma! Ini enak banget! Kayak- bikinan ibu dulu..." tukasnya dengan lirih.
"Mama dapet resep itu dari head chef nya restoran mama yang ada di Surabaya. Enak banget, kan? Padahal yang beda cuma dari pala tapi, justru itu yang bikin tambah enak." ucap wanita itu bersemangat dan menuangkan sup itu lagi ke dalam mangkuk Daisy "Ayo makan yang banyak!"
Selepas makan malam, Daisy di ajak oleh kekasihnya untuk mengelilingi rumahnya sedangkan Jasmine kini sudah bergelut dengan lego bricks yang ternyata sudah disiapkan oleh kak Cakra.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Get: A+
Fanfiction"Apaan banget deh! Annoying!" dengusnya tak suka tatkala mendengar orang yang menempati ranking satu bukanlah dirinya lagi, melainkan anak pindahan super menyebalkan yang sayangnya mempunyai lesung pipi manis seperti idolanya. "Kesal sama gue, Dais...