38. Mengapa Baru Sekarang?

20 2 0
                                    

Daisy menghirup udara kota Jakarta yang penuh polusi itu dengan perasaan rindu luar biasa. Ia sengaja tidak memberitahukan kepulangannya kepada siapapun untuk memberikan kejutan.

Tiga tahun lebih tidak merasakan panas matahari yang menyengat, Daisy merasakan tubuhnya seperti bersuka cita menyerap semua sinar hangat itu ke dalam tubuhnya.

Ia menggeret kopernya dengan hati-hati, berusaha untuk tidak membuat adik dan ayahnya itu menyadari keberadaannya. Tatkala hendak mengetuk pintu, dari balik kelambu yang tersingkap sedikit, ia melihat ayah dan adiknya sedang berbincang-bincang pada seseorang.

Daisy memutuskan untuk duduk di atas kopernya sejenak sembari menunggu tamu yang ada di dalam rumahnya itu keluar.

Ia mengerutkan alisnya ketika mendengar suara tangisan adiknya. Daisy berusaha untuk menajamkan pendengarannya tetapi tidak dapat mendengar apapun selain tangisan Jasmine yang kencang itu.

Dengan cemas, ia mengetuk pintu rumahnya berkali-kali untuk mengetahui mengapa Jasmine menangis sekencang itu.

Sesaat selepas pintu terbuka, ia langsung menghampiri Jasmine yang menangis tersendu-sedu, mengabaikan ayahnya yang membukakan pintu utnuknya.

"Jasmine? Jasmine?! Kamu nggak apa-apa? Ada yang luka? Ad-" ia menolehkan kepalanya ke arah seorang tamu yang dengan lancang memegang bahunya itu.

"Ibu?! Kenapa ibu di sini?!" sentaknya dan melepaskan pelukannya dari Jasmine.

"Daisy, duduk dulu nak. Ibu kamu mau-"

"Apa lagi sih, yah? Ibu udah aku anggap nggak ada! Dia udah ninggalin kita!" ucapnya dengan emosi bergejolak. "Ngapain ibu di sini? Ibu lagi sakit terus berharap kita bakalan ngerawat ibu?! Nggak sudi!"

"Daisy! Itu ibu kamu! Orang yang ngelahirin kamu!"

"Terus kenapa?!" tanyanya dengan bibir gemetar karena luapan emosinya "Aku nggak berhak marah karena ibu udah nelantarin aku sama Jasmine selama ini? Kita udah nggak butuh ibu! Ibu udah aku anggap hilang dan nggak sedikitpun aku berharap ibu kembali di rumah ini!" lanjutnya sembari meneteskan air mata dan mengepalkan tangannya "Ibu nggak pernah ada buat aku sama Jasmine sampe Jasmine udah lupa rasanya di peluk sama ibu!"

"Ayah nggak tahu kan kalau Jasmine pernah di rundung di sekolahnya dulu gara-gara mereka tahu kalau ibu minggat? Jasmine, anak seusia dia harusnya main sama orangtuanya tapi, malah di rundung sama temen sekelasnya! Dia bahkan mikir kalau alasan ibu pergi ninggalin kita itu gara-gara dia! Jasmine waktu itu umurnya baru sebelas tahun tapi, udah ngerasain rasanya di ejek, di rundung, di olok-olok... ITU SEMUA TERJADI CUMA GARA-GARA IBU PERGI NINGGALIN KITA!"

"Ibu punya alasan, Daisy... maaf kalau ibu pergi ninggalin kalian-"

"AKU NGGAK PEDULI APAPUN ALASANNYA! Oke, ibu memang orang yang sudah melahirkan aku- itu sebuah fakta yang sayangnya nggak bisa diubah, tapi ibu nggak seharusnya ninggalin aku sama Jasmine. Dan, ibu nggak berhak untuk dapat permintaan maaf dari kami semua!"

"Ibu ninggalin kalian buat sekolah. Waktu itu keadaannya susah, kamu tahu sendiri... kakek kamu bersedia biayain ibu buat sekolah lagi dan sekarang ibu jadi koki di salah satu restoran. Kakek kamu selalu ngawasin ibu... ibu nggak bisa ketemu sama kalian lagi walaupun awalnya ibu berencana buat bawa kalian tinggal bareng ibu setelah ibu selesai sekolah." ucap perempuan itu dengan air mata berderai.

Daisy mengeraskan rahangnya, berusaha untuk tidak gemetar ketika berbicara kepada ibunya yang sudah lama menghilang, "Terus itu membenarkan alasan atas ketidakhadiran sosok ibu di hidupku sama Jasmine? Hm? Ibu nggak tahu gimana hancurnya hidupku waktu ibu pergi dan sekarang,- setelah aku udah mulai bisa bangkit lagi, ibu kembali? Se-enggak penting itu kah kami di mata ibu sampe ibu bisa ninggalin kita gitu aja dan balik seolah-olah ibu nggak ngehancurin hati kami semua?" cecarnya dengan miris

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

How To Get: A+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang