Chapter 11 - Malam di Tenda

117 12 0
                                    

Selesai acara api unggun, kami membereskan tempat bersama-sama. Para anggota baru, khususnya yang masih semester pertama kembali ke kamar mereka lebih dulu kecuali Noel. Noel mengikutiku kemanapun aku pergi sekaligus membantu kami semua beberes.

Ketika semua sudah beres, aku mengantar Noel ke kamarnya dan aku pergi ke tenda.

"Ciye, udah nggak jomblo!" ledek Fabian ketika aku melintasi tendanya.

Aku hanya tersenyum dan berjalan melewatinya yang sedang merokok sambil minum kopi di depan tendanya bersama Aaron. Aku duduk di samping Daniel yang sedang bermain game di ponselnya di depan tenda kami yang berada tak jauh dari tenda Aaron dan Fabian.

"Rokok mau?" kata Aaron menawariku rokok dari tempat ia duduk.

"Enggak, makasih," jawabku sambil menggelengkan kepala.

"Lah! Kalah! Minta rokok dong!" sahut Daniel sambil meletakkan ponselnya setelah ia kalah bermain game.

Aaron melemparkan kotak rokoknya ke arah Daniel. Ketika Aaron, Daniel, dan Fabian merokok bersama, aku masuk ke dalam tenda karena tidak tahan dengan bau asapnya.

Di dalam tenda, aku mengambil kamera yang kusimpan di dalam ranselku dan melihat foto-foto yang aku ambil. Sekian banyak foto yang aku ambil, selalu ada Noel di sana.

Semakin hari, aku semakin menyadari bahwa perasaanku kepada Noel bukanlah perasaan kepada teman biasa. Aku menyukainya, aku selalu memperhatikannya, dan aku selalu ingin berada di dekatnya. Aku tahu ini salah dan aku tidak berharap apapun tentang hubunganku dengan Noel kedepannya. Aku menyukainya, memendam perasaanku, dan menjadi teman dekatnya saja kurasa sudah membuatku merasa bahagia.

"Kak Shawn ada?" tanya seseorang dari luar tenda yang suaranya terdengar lembut dan tidak asing.

"Ada, di dalem. Masuk aja," jawab Daniel dari luar tenda.

Aku menoleh ke arah pintu tenda dan tak lama aku melihat wajah seseorang yang kusukai menengok ke dalam tenda dengan senyumannya yang begitu manis dan menawan.

"Lagi ngapain kak? Nggak ngerokok?" tanya Noel sembari menunjukkan sebatang rokok di tangan kanannya.

"Enggak, aku nggak merokok," jawabku.

"Oh," jawab Noel sembari mengeluarkan kepalanya dari tenda dan kemudian ia masuk ke dalam tenda tanpa rokok ditangannya. "Berry mana kak?" tanya Noel padaku begitu ia duduk di hadapanku.

Aku meraih tas ranselku dan mengeluarkan boneka beruang merah muda milik Noel.

"Kakak lagi lihatin foto apa?" tanya Noel sembari melihat foto-foto yang tersimpan di kameraku.

"Wah ada aku!" serunya. "Ada aku lagi!" lanjutnya dengan penuh semangat.

"Iya, semua fotonya pasti ada kamunya kok," jawabku sambil tersenyum.

"Oh ya? Artinya..." kata Noel sambil tersenyum lebar.

"Ini Berry-mu," kataku mengulurkan boneka beruang merah muda kepada Noel.

Noel meletakkan kameraku dan mengambil Berry dari tanganku. "Uuuuu Berry! Aku kangen kamu! Ucucucucu!" kata Noel sambil memencet bonekanya.

"Kasihan, Berry jadi penyok!" candaku.

"Dia elastis, bisa kembali seperti semula!" jawab Noel sembari menyodorkan Berry tepat di depan wajahku.

Aku menarik nafas panjang, aroma wangi yang khas dari boneka itu masuk dengan lembut ke dalam rongga hidungku. Aroma wangi yang terasa manis, yang selalu aku hirup ketika aku berada di dekat Noel. Aroma wangi yang sangat aku sukai.

Noel Kristoffer (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang