September 2019,
"Bapak, boleh saya bicara dengan Bapak berdua?" tanya Daniel kepada Pak Sean sehari setelah ia tiba di desa.
"Boleh, mari duduk, kita ngobrol," kata Pak Sean.
Daniel duduk di bangku ruang tamu di rumah Pak Sean. Ia menghela nafasnya berkali-kali sebelum ia mulai bicara.
"Tenanglah, aku nggak akan marah-marah kok," ucap Pak Sean yang sedang duduk di hadapan Daniel. Ia berusaha menenangkan Daniel yang terlihat gelisah.
"Iya," jawab Daniel. "Emmm... Pak, saya... saya menyukai putra Bapak, saya menyukai Shawn. Saya ingin lebih dekat dengan putra Bapak dan menjalin hubungan yang lebih serius. Oleh karena itu, saya meminta ijin kepada Bapak terlebih dahulu. Apakah saya boleh?" lanjut Daniel.
Pak Sean terdiam beberapa saat. Ia mengetuk-ngetukkan jari-jarinya di bangku kayu tempat ia duduk. "Tapi... anakku itu laki-laki. Kamu dan dia sama-sama laki-laki. Lalu, hubungan serius seperti apa yang kamu maksudkan jika kalian adalah sesama laki-laki?" tanya Pak Sean.
"Serius yang saya maksud adalah... menikah dengan putra Bapak," jawab Daniel dengan yakin.
Pak Sean menghela nafasnya dan sedikit menundukkan kepalanya. "Daniel, kamu tahu kan, sebelumnya, putraku menjalin hubungan dengan sesama laki-laki dan... setelah mereka berpisah, Shawn sangat terluka. Hubungan sesama jenis hanya akan menyakitinya lagi..."
"Saya berjanji, saya tidak akan menyakiti Shawn, Pak,"
"Hmmm... tadi kamu bilang akan menikahi putraku, bagaimana caranya?"
"Saya bisa menikah dan tinggal dengan Shawn di negara X kalau Bapak mengijinkan,"
Pak Sean memandang wajah Daniel beberapa saat. Tanpa sengaja, Pak Sean melihat warna mata Daniel yang berwarna biru-kehijauan.
"Tapi... bagaimana dengan Shawn? Bagaimana perasaannya kepadamu?" tanya Pak Sean kemudian.
"Mengenai perasaan Shawn, saya belum bisa pastikan, Pak. Saya belum berani melangkah lebih jauh sebelum mendapatkan ijin dari Bapak terlebih dahulu,"
Pak Sean memandang Daniel tanpa kata. Ia seperti sedang memilah kalimat-kalimat yang berputar di kelapanya sebelum ia mengatakannya.
"Aku hanya ingin anak-anakku bahagia. Siapa saja yang mereka cintai asalkan mencintai mereka juga, aku nggak melarang..." kata Pak Sean setelah ia terdiam beberapa saat.
Senyum Daniel mengembang, ia menatap wajah Pak Sean dengan mata berbinar. "Jadi, saya sudah mendapatkan ijin dari Bapak?" tanya Daniel dengan sumringah.
Pak Sean menjawab pertanyaan Daniel dengan anggukan dan senyuman.
KLAK! Pintu rumah terbuka. Pembicaraan Daniel dengan Pak Sean terhenti ketika Shawn pulang.
"Ada apa? Kok kayaknya pada tegang?" tanya Shawn begitu ia melihat ayahnya dan Daniel duduk berhadapan dengan formal.
"Nggak ada. Oh, Daniel mau membantu bekerja untuk desa ini. Apakah boleh?" tanya Pak Sean kepada putranya.
"Tentu boleh, besok aku bilang ke teman-teman dan tetua desa," jawab Shawn sambil tersenyum. "Jadi, kalian tadi ngobrolin itu?" lanjut Shawn bertanya.
"Iya," jawab Pak Sean mengangguk dan ia diam-diam mengedipkan sebelah matanya ke arah Daniel.
***
Masih ada satu special chapter lagi...
Selamat membaca...Saya senang membaca komentar, saran, dan pemikiran kamu tentang cerita saya. Oleh karena itu, jangan lupa tinggalkan komentar, saya akan mempertimbangkan semua saran yang kamu berikan kepada saya.
Jika kamu tidak keberatan, harap berikan vote dan ikuti saya. Saya akan sangat menghargai itu.
Terima kasih :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Noel Kristoffer (BxB)
Romance⚠️ 18+ Cerita ini mengandung tema LGBTQ+ dan tema dewasa. Cerita ditulis berdasarkan kisah pribadi dengan alur cerita yang dikembangkan. Namun, sama sekali tidak mengubah inti cerita serta momen-momen kebersamaan kami. Identitas asli para tokoh (nam...