Chapter 10 - Menjadi Pacar?

79 12 0
                                    

Seusai makan malam, seluruh anggota klub fotografi berkumpul di tempat api unggun. Di acara ini, Daniel meminta rekan dari luar klub fotografi untuk mengabadikan momen kebersamaan kami. Jadi, aku tidak mendokumentasikan kegiatan malam ini dan aku ikut kegiatan malam ini.

Diana dan Michelle memimpin kegiatan api unggun ini. Ada banyak permainan yang dimainkan malam ini entah itu individu maupun berkelompok. Setiap kali mengikuti permainan, Noel terus berada di sampingku dan memegangi erat ujung jaketku. Dia tak mau bergaul dengan yang lainnya kecuali aku, dan itu membuatku sedikit khawatir. Aku terus bertanya dalam hatiku, mengapa ia tidak mau bergaul dengan yang lainnya? Apakah dia mempunyai semacam trauma?

Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.00.

"Permainan terakhir, kita akan bermain truth or dare," kata Michelle.

Diana pun mengatur cara duduk kami sehingga kami semua duduk membentuk lingkaran.

"Nah, di dalam kotak kuning ini ada nama-nama kita, kotak hitam berisi dare, dan kotak putih berisi truth. Jadi nanti nama yang diambil harus memilih antara truth or dare dan mengambil tantangannya di kotak hitam atau putih ini. Karena banyaknya anggota kita dan untuk mempersingkat waktu, semua mendapat giliran satu kali saja. Ada yang masih bingung nggak sama permainan ini?" tanya Diana kepada kami semua.

"Jelas kak!"

"Oke, aku mulai ya..." kata Diana sembari memasukkan tangannya ke dalam kotak kuning. "Yang pertama adalah... Noel!" lanjut Diana sembari menunjukkan nama yang tertulis pada selembar kertas yang ia ambil dari kotak kuning itu.

"Truth atau dare, Noel imut?" tanya Michelle.

"Dare," jawab Noel dengan yakin.

"Oke silahkan ambil di kotak hitam," kata Michelle sembari memberikan kotak hitam dan kuning kepada Noel dengan cara estafet.

Noel mengambil kertas dari kotak hitam. Ia tersenyum ketika membacanya.

"Apa isinya?" tanya Daniel penasaran.

Noel menunjukkan isi kertas itu. Kertas itu bertuliskan:

"Katakan 'Aku cinta kamu. Mau nggak kamu jadi pacarku?' kepada siapa saja kecuali pacarmu!"

Para anggota klub pun bersorak heboh ketika membacanya. Noel menoleh ke arahku dan memandang wajahku.

"Kenapa?" bisikku yang merasa bingung sekaligus canggung karena tatapan para anggota klub menjadi tertuju padaku.

"AKU CINTA KAMU, KAK SHAWN," kata Noel dengan suara lantang.

Suasana pun menjadi semakin heboh. "Ciyeeee! Ciyeee! Hahaha!" sorak mereka bergantian. Pipiku pun memerah begitu saja.

"Mau nggak kakak jadi pacarku?" lanjut Noel yang sejak tadi tak memalingkan pandangannya dariku sedikitpun walaupun para anggota klub menyoraki kami.

Entah mengapa, jantungku berdetak kencang dan tubuhku terasa dingin. Perasaanku kepada Noel semakin aneh saja, kurasa. Aku menarik nafas panjang dan terus mengatakan kepada diriku sendiri bahwa ini hanyalah permainan.

"Jawab dong!" sahut Michelle.

"Terima!"

"Terima!"

"Terima!" sahut para anggota klub bergantian.

"Heh! Nggak boleh menyesatkan orang! Mereka kan kakak adik!" sahut Aaron.

"Eh tapi Shawn kok kayak salting gitu!" sahut Daniel sambil tersenyum lebar.

"Ya malu lah orang disorakin begitu, dia kan pemalu," sahut Diana. "Jadi, Shawn, terlepas dari Noel adik kamu atau bukan, coba deh jawab pertanyaan Noel itu," kata Diana sambil menahan tawa.

"Jawab!"

"Jawab!"

"Jawab!" sahut para anggota klub bergantian.

"Shhhhttt! Diem dulu semua, biar Kak Shawn jawab," kata Michelle.

Aku melirik ke arah Noel. Noel mengedipkan matanya sambil menganggukkan kepalanya.

"Iya," jawabku asal-asalan dan tanpa berpikir panjang. Toh, ini cuma permainan, pikirku.

"Yuhuuuu! Ciyeee! Jadi sekarang Kak Shawn udah punya pacar ya. Adik-adik fans nggak boleh genit sama Kak Shawn!" canda Michelle.

"Yah, patah hati deh!" canda seorang anggota baru klub fotografi.

Noel memandangku dengan senyuman lebar. Entah apa yang dia pikirkan sehingga ia terlihat begitu sumringah setelah melakukan tantangan itu.

Noel kemudian mengambil nama dari kotak kuning dan ia mengambil nama Michella. Michella memilih truth yang berisi pertanyaan:

"Siapa yang paling tampan dan siapa yang paling cantik di klub ini?"

"Paling cantik nggak ada, karena semua perempuan di klub fotografi cantik. Sedangkan yang paling tampan..." kata Michella sembari melihat ke arahku. "Kak Shawn..." lanjutnya.

Suasana pun menjadi hening seketika karena ekspresi Michella yang terlihat cukup serius dan dingin ketika menjawab pertanyaan itu. Hanya Daniel dan Michelle saja yang terlihat bersemangat ketika mendengar jawaban Michella. Sedangkan Noel menatap tajam ke arah Michella, tatapan yang sama seperti ketika sebelumnya Noel menatap Michella di aula.

Tanpa banyak bicara, Michella mengambil nama dari kotak kuning dan permainan terus berputar. Aku sempat bertatapan mata dengan Michella setelah ia memilihku sebagai orang yang paling tampan di klub ini. Aku bertanya dalam hatiku, mengapa Michella memilihku? Apakah hubungannya dengan pacarnya sedang tidak baik-baik saja? Namun, Noel mencubit pahaku dengan sangat keras dan memutar kepalaku ke arah lain yang tidak bertatapan dengan Michella.

Setelah hampir satu jam permainan berputar, tibalah giliranku. Aku memilih truth dan mendapatkan pertanyaan:

"Apa rahasiamu saat ini?"

Aku menghela nafasku ketika aku mengingat rahasiaku yang baru-baru ini aku sembunyikan. Aku menoleh sedikit ke arah Noel yang sedang duduk sambil menunduk bermain rumput.

"Aku suka seseorang yang nggak seharusnya aku sukai," jawabku.

Noel balas memandangku dan aku segera memalingkan mukaku.

"Siapa kak?" tanya Michelle sambil senyum-senyum.

"Ada lah," jawabku. "Kita lanjut ya," lanjutku mengalihkan pembicaraan.

"Kalau nggak lengkap rahasianya belum terbongkar dong!" sahut Daniel.

Aku mengigit bibirku karena merasa sangat bodoh mengatakan rahasia itu. Kenapa aku tidak mengatakan yang lain saja, pikirku.

"Aku keberatan kak!" sahut Noel sambil mengangkat tangan kanannya. "Kan aku dan Kak Shawn baru aja jadian masa Kak Shawn malah nyatain cintanya ke orang lain sih!" kata Noel yang terdengar seperti candaan.

"Oh iya ya! Kita lanjut aja, kita harus menjaga perasaan pacarnya Shawn," kata Diana membalas candaan Noel.

"Romantisnya pasangan baru!" celetuk Aaron.

Permainan terus dilanjutkan hingga semua anggota klub mendapat giliran. Ketika tengah malam, permainan pun berakhir.

 Ketika tengah malam, permainan pun berakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Noel Kristoffer (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang