Chapter 29 - Aaron yang Ketakutan

47 8 0
                                    

Setibanya di rumah makan dan setelah Noel memarkirkan motornya, Noel meraih tas ransel yang aku gendong. "Sini aku bawain sayang..." katanya.

"Nggak usah, ini berat, aku bawa sendiri aja," tolakku.

"Sayang kelihatan capek, kalau aku kan energinya masih banyak. Aku aja yang bawa sini," kata Noel memaksa. Ia pun menggendong tas ranselku dengan satu bahunya. Padahal bagiku tas itu cukup berat, entah bagaimana Noel menggendong tas itu seolah tak terlihat keberatan sama sekali.

Sesampainya di dalam rumah makan, para wanita menatap ke arah Noel sambil berbisik-bisik:

"Ganteng banget yang pakai kaos hitam itu!"

"Apa dia artis atau model?"

"Kulitnya bersih banget!"

Aku menghela nafasku dan tersenyum. Biasanya ketika pergi keluar bersamaku, Noel selalu dikagumi oleh para laki-laki sedangkan kali ini, dia dikagumi oleh para perempuan.

Sayang sekali para wanita, laki-laki tampan yang kalian kagumi ini adalah milikku, batinku.

"Duduk di sini ya sayang, yang deket jendela," kata Noel sambil meletakkan tasku di bangku dekat jendela.

"Iya..." jawabku sambil tersenyum.

"Dia tadi panggil temannya apa? 'Sayang'? Apa mereka homos*ksual?" bisik para wanita itu.

"Homos*ksual juga nggak apa-apa, mereka serasi!"

"Lucu banget sih!"

"Yang pakai kemeja coklat itu pasti uke-nya! Dia cantik soalnya..."

Aku menutup wajahku dengan tangan kiriku ketika mendengar ucapan para wanita itu. Aku sedikit merasa malu karena ikut dibicarakan oleh mereka.

"Sayang kenapa?" tanya Noel padaku.

"Kamu nggak denger?" tanyaku.

"Denger apa sayang?" tanya Noel sembari membolak-balik buku resep.

"Nggak apa-apa, nggak jadi," jawabku.

"Beneran nggak apa-apa? Nanti tiba-tiba ngambek?"

"Beneran sayang..." jawabku. "Oh ya, aku pesan yang sama kayak kamu aja ya," lanjutku.

"Oke!" jawab Noel.

Ketika sedang menunggu pesanan, Noel pergi ke toilet.

Kemudian, tanpa sengaja aku melihat Aaron dan Fabian yang baru saja tiba di rumah makan. Aku melambaikan tangan ke arah mereka untuk menyapa mereka. Mereka pun langsung menghampiriku dan duduk semeja denganku.

"Sendirian? Noel mana?" tanya Fabian kepadaku.

"Di toilet," jawabku.

"Dia ada di sini?" tanya Aaron panik.

"Iya..." jawabku.

"Ayo kita pergi, Fabian..." kata Aaron kepada Fabian. Raut muka Aaron terlihat ketakutan.

"Ehem!" Noel yang baru saja kembali dari toilet berdehem sambil menatap Aaron.

"Hai bos Noel, kita udah mau pulang kok, cuma nyapa Shawn, hehe..." sapa Aaron sambil tersenyum canggung. "Ayo kabur Fabian..." lanjut Aaron sambil menarik tangan Fabian dan membawanya pergi meninggalkan rumah makan begitu saja.

Noel duduk di bangku yang ada di hadapanku sambil memandangku dengan senyuman.

"Kenapa dia?" tanyaku sambil menunjuk ke arah Aaron yang terlihat dari jendela rumah makan.

"Kak Aaron jadi begitu setelah kalah berduel denganku," jawab Noel. "Aku dan Kak Aaron berduel tiga kali dan ketiganya dia kalah. Aku tantang Kak Aaron berduel karena semenjak kakak pergi, Kak Aaron jadi sering ledekin aku sih!" lanjut Noel.

"Berduel?" tanyaku memastikan.

"Iya," jawab Noel sambil mengangguk. "Kami berduel buat nentuin siapa b*nci dan w*ria sebenarnya. Buat yang kalah harus mengubah username instagramnya menjadi 'akuwaria' selama tiga bulan dan Kak Aaron melakukannya. Hahaha!" lanjut Noel sambil tertawa.

"Kenapa kamu nggak cerita tentang itu? Apa kamu ada luka setelah duel?" tanyaku.

Noel menggeleng. "Enggak ada sayang, aku kan pro!" jawab Noel sambil tersenyum.

Aku menganggukkan kepalaku. "Besok jangan gitu lagi ya... kalau kamu luka gimana?" kataku.

"Iyaaa sayang..." jawab Noel.

Tak lama, pesanan kami pun datang. Noel memotongkan steak untukku dan kami makan bersama sambil sesekali mengobrol.

"Sayang udah tahu belum, ternyata yang sebarin foto dan video waktu mendaki gunung itu Kak Fabian? Kak Fabian minta tolong sama adik tingkat buat merekam," tanya Noel di sela-sela makan siang kami.

"Belum tahu, maksudnya apa coba dia begitu?" jawabku.

"Dia kesel sama Kak Aaron yang nggak mengakui dia sebagai pacar makanya kayak gitu,"

"HAH? Mereka pacaran?" tanyaku kaget.

Noel mengangguk. "Iya bahkan sebelum kita," jawab Noel sambil meletakkan garpu dan pisaunya di atas piring.

"Ckck, bisa-bisanya..." seruku keheranan.

"Aneh emang, kenapa juga harus libatin kita. Iya kan sayang?" tanya Noel.

Aku mengangguk. "Iya, tapi ya udahlah, itu udah berlalu..." kataku sembari meletakkan pisau dan garpu di atas piring dan meraih es sirup di atas meja.

"Kita banyak fans tahu kak. Diantara banyaknya komentar negatif tentang kita, ada banyak juga komentar yang mendukung kita. Tapi aku tetep menjaga rahasia kita kok," kata Noel sambil menatapku dengan senyuman.

"Emmm... kamu nggak apa-apa kan kalau kita nggak mempublikasikan hubungan kita?" tanyaku memastikan.

"Nggak apa-apa sayang. Emang seharusnya kita nggak mempublikasikan hubungan kita yang salah ini supaya nggak ada yang mencontoh kita," jawab Noel yang terlihat memaksakan senyumannya.

Noel Kristoffer (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang