Selama mendaki gunung, aku menggandeng tangan Noel dengan erat. Aku dan Noel menyatukan barang kami dalam satu tas besar yang kubawa sedangkan Noel hanya membawa satu tas ransel yang berisi beberapa barang-barang ringan. Walaupun Noel hanya membawa tas ransel yang ringan, ia terlihat kelelahan karena jalan yang menanjak dan terjal.
"Istirahat ya, biar aku bilang ke Daniel," kataku kepada Noel.
Noel menjawabku dengan anggukan kepala.
Rombongan kami pun beristirahat sejenak. Ketika Noel sudah merasa lebih baik, kami melanjutkan perjalanan kami. Namun, keadaan ini terus berulang, kami jadi sering beristirahat karena Noel. Ini membuat beberapa orang dalam rombongan kami mengeluh dan merasa kesal. Aku pun merasa khawatir karena Noel sepertinya memaksakan dirinya untuk melanjutkan pendakian ini.
"Noel, mumpung belum ada setengah jalan, kita balik aja ya..." kataku kepada Noel.
"Aku masih kuat kak..." bantahnya.
"Enggak, kamu udah nggak kuat, kita balik aja..." paksaku.
"Aku sebenernya kuat kak, cuma mereka jalannya cepet banget, aku nggak bisa ngikutin..." bisik Noel.
"Oh, kalau gitu biar mereka duluan aja, kita pelan-pelan di belakang," jawabku.
"Kakak tahu jalannya?"
"Tahu kok," jawabku sambil mengusap kepala Noel dengan lembut. Aku kemudian mengatakan kepada Daniel untuk membawa rombongan meneruskan pendakian sedangkan aku dan Noel akan menyusul.
"Kita juga nyusul ya!" sahut Michella sambil menepuk-nepuk punggung pacarnya yang sedang muntah. "Jonas daritadi muntah soalnya," lanjut Michella.
"Ya udah, hati-hati ya!" jawab Daniel.
Rombongan melanjutkan pendakian, Aaron dan Fabian ikut tinggal bersama kami untuk menemani kami.
"Ciyeee romantis banget daritadi pegangan tangan!" goda Aaron kepada aku dan Noel.
Aku segera melepaskan genggaman tanganku dari tangan Noel, tetapi Noel meraih tanganku kembali dan menggenggamnya.
"Iri ya? Cari gandengan sendiri sana!" jawab Noel bercanda.
"Sini gandengan tangan sama aku, ayang..." kata Fabian sambil menahan tawa. Ia pun menggandeng tangan Aaron.
Aaron menepis tangan Fabian. "Iyuh! Jijik gue!"
"Kamu mau minum jahe?" tanya Jonas kepada Noel.
"Mau..." jawab Noel.
"Kita nggak ditawarin nih?" tanya Aaron kepada Jonas.
"Cuma satu botol. Noel sedang kurang fit, kalian kan fit," kata Jonas dengan logat bicaranya yang terdengar kaku.
Ia pun memberikan sebotol minuman jahe kepada Noel. "Minum pelan-pelan, itu pedas bisa buat batuk," lanjut Jonas berkata kepada Noel.
"Mmm..." jawab Noel sembari meminum minuman jahe yang dibawa Jonas.
"Kak bule, kamu tadi pura-pura sakit ya?" tanya Noel setelah ia meminum habis sebotol jahe hangat yang dibawa Jonas.
Aku menyenggol paha Noel mengingatkannya untuk tidak bertanya seperti itu. Namun, Jonas malah tersenyum mendengar pertanyaan Noel.
"Tadi aku benar-benar sakit," jawab Jonas.
"Enggak, kak bule bohong, aku bisa bedain sakit beneran dan sakit pura-pura. Kak bule begitu karena kasihan sama aku dan Kak Shawn yang terus diomongin jelek karena menghambat pendakian," kata Noel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noel Kristoffer (BxB)
Storie d'amore⚠️ 18+ Cerita ini mengandung tema LGBTQ+ dan tema dewasa. Cerita ditulis berdasarkan kisah pribadi dengan alur cerita yang dikembangkan. Namun, sama sekali tidak mengubah inti cerita serta momen-momen kebersamaan kami. Identitas asli para tokoh (nam...