Chapter 8 - Tarian Kaku

72 13 0
                                    

Setelah makan siang, kegiatan selanjutnya adalah sharing mengenai teknik-teknik fotografi di aula oleh Daniel. Di usianya yang masih muda, Daniel sudah memiliki beberapa studio foto dan menjadi fotografer dengan banyak prestasi dan pengalaman. Daniel membagikan ilmu mengenai fotografi dan menawarkan pekerjaan sampingan sebagai fotografer di studio foto miliknya kepada para anggota baru.

Tak hanya Daniel, kami juga mengundang seorang fotografer profesional untuk membagikan ilmu dan teknik-teknik fotografi kepada para anggota baru.

Karena ini adalah sharing, bukan seminar, kami juga memberikan kesempatan kepada para anggota baru klub untuk berbagi pengalamannya mengenai fotografi dan menunjukkan beberapa karyanya.

Kebanyakan anggota baru tampak sangat antusias mengikuti acara ini kecuali Noel. Sejak acara sharing dimulai, Noel sibuk menggambar sesuatu di buku catatannya. Aku yang sedang mendokumentasikan kegiatan melepaskan kamera dari tanganku dan menggantungnya di leherku. Aku kemudian berjalan ke arah Noel dan berdiri tepat di samping bangku tempat ia duduk dan melihat gambar yang dibuat Noel. Noel sedang menggambar seorang laki-laki yang sedang memotret menggunakan kamera.

Laki-laki itu memakai kemeja lengan panjang yang sedikit oversize dengan lengan baju dilipat ke atas. Kancing kemeja yang tidak dipasangkan memperlihatkan kaos polos berwarna hitam sebagai dalamannya. Laki-laki yang digambar Noel memadukan kemejanya dengan celana jeans yang mempunyai segaris tipis sobekan di bagian lututnya dan sepatu sneakers hitam dengan alas berwarna putih. Laki-laki yang digambar Noel juga memakai gelang yang terlihat seperti berbahan tali prusik di pergelangan tangan kanannya.

Aku melihat pergelangan tangan kananku yang terpasang gelang hitam tali prusik. Aku kemudian menundukkan kepalaku dan melihat pakaianku. Aku tersenyum dan diam-diam memotret Noel beserta gambar yang sedang ia buat.

KLIK! Suara kameraku membuat Noel terkejut. Ia pun menoleh ke arahku sambil menutupi buku catatannya.

"Siapa itu yang kamu gambar? Kok kayaknya mirip aku!" bisikku sambil tersenyum.

"Ngagetin aja! Kirain senior galak yang ke sini," jawab Noel berbisik juga. "Ini emang kakak. Aku fans kakak!" lanjut Noel sambil mengedip-ngedipkan matanya.

Aku hanya tersenyum melihat Noel mengedip-ngedipkan matanya. Aku tersenyum karena Noel selalu terlihat sangat imut dan menggemaskan dimataku entah apa saja yang ia lakukan.

"Ehem... ehem... ehem...!" suara Michelle yang sedang berdehem membuat suasana menjadi hening. Aku dan Noel sontak menoleh ke arah Michelle yang sedang bertugas sebagai MC.

"Kak Shawn dan Noel lagi diskusi apa tuh? Sini maju ke depan dan sharing tentang pengalaman kalian berdua di bidang fotografi..." kata Michelle kemudian.

Aku dan Noel saling bertatapan sejenak setelah Michelle meminta kami maju ke depan. Noel pun langsung berdiri dari bangkunya, menggenggam pergelangan tanganku, dan menuntun langkahku ke arah di mana Michelle berada.

"Sebelumnya, karena kalian berdua daritadi nggak mendengarkan waktu yang lain sedang sharing pengalaman, sesuai peraturan kita di awal, kalian berdua akan mendapat hukuman..." kata Diana, mahasiswa semester 5 yang bertugas menjadi MC bersama Michelle.

"Hukumannya menari," sahut Michelle. "Musik!" lanjut Michelle memberi isyarat kepada Aaron yang bertugas mengurusi soundsystem di acara ini.

Aku tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalaku begitu mendengar aku dan Noel akan mendapatkan hukuman.

Aku menoleh ke arah Noel, Noel tengah menatap tajam ke arah seseorang. Aku mengikuti arah pandangan Noel yang tertuju kepada Michella yang sedang duduk di bangku paling depan. Michella tak menatap Noel balik, dia sedang menatap dengan mata berkaca-kaca ke arah tempat aku berdiri. Aku menoleh ke belakang dan samping untuk memastikan kepada siapa dia memandang.

Musik pun diputar, Aaron memutar musik yang terdengar seperti suara seruling bambu untuk membuat ular menari. Sontak, seisi ruangan tertawa termasuk aku. Aku mengabaikan Michella dan kembali menatap Noel. "Noel! Ayo menari!" kataku sambil menahan tawa.

"Ayo menari! Cepat!" perintah Diana kepada aku dan Noel.

Noel memalingkan mukanya dari Michella dan menari sambil menggerakkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri dengan kaku. Tarian Noel yang kaku mengundang gelak tawa para anggota klub fotografi yang hadir beserta para tamu yang diundang. Namun, Noel tak mempedulikannya, ia terus menari dengan kaku dengan ekspresi wajah datar. Aku pun mengikuti gerakan tarian Noel sambil senyum-senyum melihat tarian kami yang aneh.

Daniel dengan penuh semangat langsung mendokumentasikan tarian kami berdua. Dia pun mengikuti gerakan tarian kami sambil merekam tarian kami dengan ponselnya.

Suasana yang tadinya serius dan formal berubah menjadi ceria ketika Noel dan aku menari. Awalnya, aku sangat malu tetapi melihat Noel yang terlihat santai-santai saja dan menikmati tarian kakunya, membuat rasa maluku perlahan memudar.

 Awalnya, aku sangat malu tetapi melihat Noel yang terlihat santai-santai saja dan menikmati tarian kakunya, membuat rasa maluku perlahan memudar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Noel Kristoffer (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang