Chapter 13 - Model Berpakaian S*ksi

90 12 0
                                    

Beberapa menit kemudian, pemilik Comfy Sleepwear dan dua orang model busananya datang ke ruang foto ini. Kupikir, pakaian yang mereka pakai sejenis dengan yang aku lihat ketika Daniel memotret kedua model itu sebelumnya. Namun, ternyata pakaian mereka lebih terbuka hari ini.

Aku belum pernah membantu mengarahkan gaya model dengan pakaian yang s*ksi dan terbuka dan modelnya juga terlihat agak malu-malu untuk berpose seperti yang diinginkan oleh pemilik Comfy Sleepwear.

"B*doh! Pose s*nsual bisa nggak sih? Model apaan pose kok gitu-gitu aja! B*doh!" bentak wanita paruh baya pemilik Comfy Sleepwear dengan nada bicara yang tinggi. "Kamu juga! Fotografer nggak profesional! Bantuin arahin mereka dong! Bertiga kalian sama-sama bodohnya! D*ngu!" lanjutnya memarahiku.

"Maaf," kataku.

"Rachel mana Rachel? RACHELLL! Fotografernya ganti bisa nggak? Aku mau fotografer yang biasanya! Daniel!" kata pemilik Comfy Sleepwear memanggil-manggil Rachel dan mencari Rachel keluar ruangan.

Aku menoleh ke arah dua orang model yang sedang duduk menunduk di bangku. Mata mereka berkaca-kaca karena sejak awal pemotretan, pemilik Comfy Sleepwear terus memarahi dan memaki mereka berdua dengan kata-kata yang sangat kasar. Mereka berdua menunduk sambil melipat tangan mereka di depan dada mereka dan tubuh mereka menggigil kedinginan karena pemilik Comfy Sleepwear terus mendinginkan AC ruangan.

Aku menghampiri kedua model itu sambil membawa mantel milik studio dari lemari penyimpanan properti dan memberikannya kepada mereka berdua untuk menutupi tubuh mereka.

"Makasih kak," jawab mereka malu-malu.

"Ya," jawabku singkat.

Aku kemudian menoleh ke arah Noel dan melihatnya sedang memelototiku sambil menopang dagunya di meja.

Noel berjalan menghampiriku dan mengambil kamera dari tanganku.

"Heh model! Buka mantel kalian! Biar aku yang memotret kalian!" kata Noel kepada kedua model itu dengan ketus.

Namun, kedua model itu hanya menatap Noel dengan bingung.

"Buruan! Kalian mau cepet pulang kan? Aku fotografer baru di sini!" bentak Noel.

"Iya," jawab kedua model itu.

"Kak Shawn, duduk dulu sana!" kata Noel kepadaku dengan ketus juga.

Aku pun menepi dan membiarkan Noel memotret kedua model itu. Noel membantu mengarahkan gaya kedua model itu dengan pose yang sangat sensual menurutku. Tak lama, pemilik Comfy Sleepwear masuk kembali ke dalam ruangan bersama Rachel.

"Pokoknya saya nggak mau tahu! Fotografernya harus Daniel! Penggantinya itu nggak profesional, suruh fotoin model-modelku malah gemetaran," kata pemilik Comfy Sleepwear kepada Rachel.

"Emmm... maaf Bu, tapi..." ucap Rachel.

Melihat kedatangan pemilik Comfy Sleepwear, Noel bergegas menghampiri pemilik Comfy Sleepwear itu dan menunjukkan foto-foto yang dia ambil.

"Apa foto-foto ini sesuai kemauan ibu?" tanya Noel.

Muka pemilik Comfy Sleepwear yang tadinya suram dan penuh amarah berubah menjadi cerah dan bahagia.

"Nah! Ini dia! Bagus! Kamu fotografernya?" tanya pemilik Comfy Sleepwear kepada Noel.

"Ya. Apa ada yang mau difoto lagi?" tanya Noel.

"Nggak ada lagi sih,"

"Jadi, udah selesai kan?" tanya Noel ketus.

"Hahaha!" tawa pemilik Comfy Sleepwear. "Ya, udah selesai. Kamu ketus tapi aku suka gayamu! Gini dong, jadi fotografer cekatan, nggak lembek dan gagu!" kata pemilik Comfy Sleepwear sambil melirik sinis ke arahku.

"Nanti soft file yang udah diedit saya kirim ke e-mail ibu," kata Noel.

"Ya, besok jam sembilan pagi harus udah dikirim semuanya ya!"

"Oke!" jawab Noel.

Sementara pemilik Comfy Sleepwear berdiskusi dengan Rachel mengenai jadwal pemotretan produknya selanjutnya, Noel menarik tanganku dengan sedikit kasar.

"Kita pamit pulang dulu Kak Rachel," kata Noel ketika ia melintas di samping Rachel.

"Oh, iya, hati-hati di jalan ya!" jawab Rachel.

***

Sesampainya di tempat parkir studio, Noel menginjak kakiku cukup keras dengan sengaja.

"Kenapa Noel?" tanyaku sambil menahan rasa sakit di kakiku.

"Jadi gini kerjaan kakak? Habis fotoin mereka biasanya apa? Having s*x?" kata Noel menaikkan nada bicaranya.

"Enggak Noel. Ini pertama kalinya aku memotret model yang pakaiannya kayak gitu..." jawabku.

"Hah! Kakak kira aku bakalan percaya? Dulu Kak Michella model yang kakak potret kan? Pasti pakaiannya s*ksi sampai-sampai kakak memacarinya!"

"Enggak Noel. Dia model casual dress, nggak terbuka bajunya..."

"Aku nggak suka kakak fotoin cewek-cewek s*ksi!" bentak Noel.

Aku menghela nafasku. "Aku minta maaf ya. Aku janji nggak bakalan fotoin model yang pakaiannya terbuka lagi," kataku dengan lembut.

"Beneran janji ya!"

"Iya, aku janji,"

"Kalau kakak melanggar janji, kakak mau gimana?"

"Hmmm... terserah kamu deh mau gimanain aku," jawabku.

"Kalau kakak melanggar janji, aku bakalan hukum kakak dan injak kaki kakak lebih keras lagi!"

"Iyaaa... aku janji nggak bakalan gitu lagi..."

"Sekarang kakak mau kemana?"

"Pulang, aku mau ngeditin foto sekalian nyelesein komik. Atau kamu mau mampir ke suatu tempat dulu?"

"Nggak, kakak kerjain aja di apartemenku. Siapa tahu habis ini kakak temuin model s*ksi itu lagi terus selingkuh dari aku,"

Aku tersenyum. "Aku nggak bakal temui mereka diam-diam kok. Yuk kita ke apartemenmu," kataku dengan lembut.

Betapa terkejutnya aku ketika aku berjalan ke arah motorku, Daniel sedang berdiri di samping mobilnya menatap aku dan Noel sambil membuka mulutnya, dia terlihat sangat shock.

"Sejak kapan kamu berdiri di sana?" tanyaku pada Daniel.

"Sebelum kalian keluar studio aku udah berdiri di sini," jawab Daniel.

"Jadi kamu denger pembicaraan... Noel dan aku?" tanyaku panik.

"Ya. Aku nggak nyangka kakak adik bisa bertengkar sampai segitunya cuma gara-gara..." kata Daniel ragu-ragu. "...dan saling mengagumi ketika salah satu diantara kalian sedang terlelap tidur..." lanjutnya.

"Saling mengagumi?" tanyaku bingung.

"Iya, waktu itu, ketika kamu lagi pules tidur di tenda, Noel bilang..."

"Kak Daniel, kamu ditungguin ibu pemilik Comfy Sleepwear, beliau terus marah-marah daritadi, masuklah kak!" sahut Noel memotong pembicaraan Daniel.

"Oh! Iya! Aduh!" kata Daniel sambil melangkah tergesa-gesa masuk ke dalam studio foto miliknya.

"Ayo kak! Kita ke apartemenku!" lanjut Noel berkata kepadaku.

"Iya," jawabku yang sebenarnya masih penasaran dengan apa kelanjutan perkataan Daniel tetapi aku mengabaikan rasa penasaranku itu.

"Iya," jawabku yang sebenarnya masih penasaran dengan apa kelanjutan perkataan Daniel tetapi aku mengabaikan rasa penasaranku itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Noel Kristoffer (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang