Sketsa oleh: Shawn Ellian
Siang hari yang cerah di awal bulan Agustus tahun 2016, ketika itu aku sedang berjalan-jalan di taman untuk memotret bunga dan kumbang. Pandanganku seketika tertuju pada seseorang berparas cantik dengan potongan rambut two block dan berponi depan. Rambutnya yang hitam itu nampak berkilau dan lembut. Ia mempunyai warna kulit cerah dan bersih seperti porselen yang membuatnya nampak mencolok dibandingkan dengan orang-orang lain yang berada di taman ini. Tubuhnya amat tinggi untuk ukuran seorang perempuan, kira-kira ia setinggi 180 cm.
Seseorang yang cantik itu memakai sweater oversize berwarna krem dengan dalaman kemeja putih yang terlihat kerahnya pada garis leher dan pada bagian bawah sweater. Ia memadukan atasannya itu dengan celana berpotongan lurus berwarna putih tulang berbahan kain corduroy serta sepatu sneakers putih.
Ia terlihat kesulitan mengambil foto selfie, aku pun menghampirinya untuk membantunya mengambil foto.
"Hai!" sapaku dengan sedikit ragu-ragu.
"Mau apa?" tanyanya ketus. Sontak aku terkejut mendengar suaranya yang terdengar seperti suara laki-laki.
Aku mengarahkan pandanganku ke arah lehernya dan melihat jakun yang cukup menonjol di sana. Dia benar seorang laki-laki, kataku dalam hati.
"Boleh aku bantu fotoin kamu?" tanyaku kemudian.
"Terus kalau kamu fotoin, fotoku mau kamu apain? Kamu jual?" tanyanya ketus lagi.
Aku menggeleng dan mengambil ponsel dari saku celanaku. Aku menunjukkan akun instagram fotografiku. "Aku Shawn, aku seorang fotografer. Kamu bisa lihat hasil fotoku di sini. Aku lihat kamu sepertinya tertarik dengan tempat ini dan aku berniat membantu kamu mengambil foto..." jawabku dengan lembut.
Laki-laki berparas cantik itupun memandangi foto-foto di akun instagramku sejenak. "Kamu memotret pemandangan, kumbang, dan mamalia kucing. Aku kan bukan kumbang atau mamalia kucing jadi memotret manusia kan bukan keahlianmu!" jawabnya dengan wajah dingin. "...dan aku berfoto untuk mengirim pesan kepada mamaku kalau aku sudah sampai di sini..." lanjutnya sambil menatapku dengan tatapan mata tajam.
"Ada foto orang-orang juga di bawah," kataku sambil menggulirkan layar ponselku dan menunjukkan foto-foto lain yang kuunggah di akun instagramku.
Laki-laki muda itu memandang akun instagramku sekilas. "Kalau gitu, foto aku dan unggah di instagrammu juga. Lalu... kamu harus bayar aku sebagai model!"
Aku tersenyum. "Baiklah, berapa yang harus aku bayar?" tanyaku mencoba mengiyakan saja apa yang menjadi maunya karena ada perasaan ingin mengenalnya lebih jauh lagi dari lubuk hatiku.
"Sebanyak jumlah followers instagrammu, Rp348.000,00!" jawabnya.
"Aku nggak bawa uang sebanyak itu..." kataku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noel Kristoffer (BxB)
Romance⚠️ 18+ Cerita ini mengandung tema LGBTQ+ dan tema dewasa. Cerita ditulis berdasarkan kisah pribadi dengan alur cerita yang dikembangkan. Namun, sama sekali tidak mengubah inti cerita serta momen-momen kebersamaan kami. Identitas asli para tokoh (nam...