Ghea turun dari mobil seraya memandang sebuah gedung berwarna putih gading di hadapannya. Gedung itu berlantai dua dengan tanaman merambat yang menghiasi bagian depan. Jejeran bunga yang tersebar apik di samping kiri dan kanan gedung, menambah kesan hangat tersendiri karena bunga-bunganya mengembang asri. Bunga itu pasti dirawat dengan sepenuh hati.
"Oit! Jangan ngelamun, ayo masuk."
Suara Jauzan menyentak Ghea dari lamunannya. Ternyata tiga lelaki lainnya-Regio, Abby, dan Elan-sudah duluan memasuki gedung dengan mengangkut kotak-kotak kardus yang mereka siapkan sejak kemarin.
Ghea melangkah masuk mengikuti Jauzan. Cowok itu mendorong pintu dengan kakinya sementara kedua tangannya sibuk mencengkram kotak kardus. Suara riuh seketika menyapa telinga Ghea. Matanya bergerak lincah mengabsen satu-persatu orang di dalam sana.
Meja bundar tersebar rapi dengan setidaknya lima lansia yang duduk mengitarinya. Semuanya terlihat begitu antusias menyambut kedatangan mereka. Abby, Regio serta Elan sudah dikerumuni para lansia dari berbagai macam usia yang mengenakan pakaian hangat di tubuhnya.
"Hei ke mana saja kamu! Nenek sudah menunggu lama sekali."
"Abby, kamu memanjangkan rambut? Terlihat cocok seperti bayi singa!"
"Kelana gembulnya Nenek! Sini mendekat, biarkan Nenek peluk kamu!"
Ada apa ini? Mengapa para lansia itu seakan sudah mengenal para begundal itu sejak lama? Ghea jadi penasaran, namun Jauzan sudah memanggilnya duluan. Ia membantu cowok itu membagikan cemilan sehat yang mereka bawa seperti salad buah, biskuit, yoghurt dan lain-lain. Ketiga cowok lainnya menghampiri dan turut melakukan hal yang sama walau masih digelayuti beberapa wanita tua lainnya.
Ya, rencana Jauzan soal kencan keduanya dengan Elan adalah mengunjungi panti jompo untuk menghibur para lansia di sana. Ghea sempat menolak mentah-mentah ide tersebut namun Elan terlihat tidak keberatan sama sekali. Cowok itu bahkan mengejeknya anak manja kala itu.
Tentu saja Ghea langsung meradang dan menyetujuinya tanpa banyak protes lebih lanjut. Lagipula ia hanya harus bersikap senatural mungkin di depan kamera, sisanya Jauzan yang akan mengurusnya.
"Astaga! Siapa gadis manis di sebelahmu ini, Mbul?"
Cowok yang dipanggil dengan sebutan 'mbul' itu merengut. "Nenek, jangan panggil aku Mbul. Panggil Elan aja."
"Sejak kapan kamu jadi malu-malu begitu ..." Dahlia mengkerutkan alis lalu sedetik kemudian tersenyum penuh arti. "Jangan bilang kamu lagi jaim di depan gadis ini? Aih gemasnyaa." Wanita itu menarik-narik kedua pipi Elan gemas.
Sebuah pemandangan baru yang tentu saja berhasil membuat Ghea tercengang. Ia hanya tidak menyangka saja seseorang seperti Elan bisa berada di tengah para lansia dan tersenyum hangat menyapa mereka. Harusnya Ghea tidak heran sih, semua wanita dari berbagai usia bisa Elan taklukkan dengan mudah. Contohnya saja seperti sekarang, pesona cowok itu sudah menjangkiti nenek-nenek juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cadel's Love Journey ✔
RomanceDemi memusnahkan gosip miring mengenai dirinya yang disangka hombreng alias homo, Elan rela menjalin hubungan pura-pura dengan Youtuber gila bernama Ghea. "Om, saya hamil!" "Muatamu!" • • • November 2022. ©ifiraptr.