Cadel's Love Journey ✔

EXTRA PART | to have; sunshine

❝you'll always be the love I call home❞

──────

Seperti kebanyakan gadis pada umumnya, yang sedari kecil sering berkhayal menjadi Cinderella yang kehidupannya serba menyedihkan, lalu datanglah seorang pangeran berkuda yang akan mengubah hidupnya, mereka menikah lalu hidup bahagia selamanya.

Khayalan semacam itu, Ghea juga suka mengharapkan hal yang sama. Setelah diingat kembali, Ghea sudah sampai pada posisi ketika Cinderella memulai hidup barunya bersama pria yang dicintainya. Meski kisahnya nggak mirip, bahkah jauh dari bayangan manusia normal.

Ghea masih suka nggak percaya aja jika hubungan palsunya dengan Elan yang dimulai dari perjanjian konyol di atas kertas macem sinetron-sinetron dramatis favorit emak-emak, bakal berubah jadi hubungan yang serius hingga sampai pada tahap sakral, yakni pernikahan.

Mengingat peristiwa manis, asin, kecut sampai pahit yang sudah terjadi dalam hidupnya, Ghea masih sering meragukan kalau semua ini hanyalah mimpi indahnya semata.

Ditambah fakta bahwa Elan yang dulu tidak sama dengan Elan yang sekarang. Maksudnya begini, sejak kejadian nahas yang menimpa mereka berdua di masa lalu hingga nyawa Elan hampir terenggut, cowok itu banyak berubah.

Ghea sih senang-senang saja, sebab perubahan Elan membawanya ke arah yang lebih baik. Cowok itu tidak lagi cuek atau se-gengsi dulu dalam menunjukkan perhatiannya. Elan juga kelihatannya sudah tobat menjadi cowok pucek. Nggak lagi mabok-mabokan atau main perempuan.

Untuk yang terakhir itu, Ghea sangat bersyukur. Elan kayak dapet hidayah sehabis melewati masa sakaratul maut. Persis sinema azab yang sering mejeng di saluran televisi lele terbang.

Intinya, Elan itu ... lebih manis kalau lagi clingy. Tingkahnya minta dimanja-manja. Jujur saja, sisi yang ini sama sekali nggak pernah terbayang di kepala Ghea. Seringnya mah Elan tuh nunjukin sisi yang sok cool nan keren gitu. Padahal ya masih ada percikan jametnya.

Ada satu kejadian yang masih lekat di ingatannya. Kala itu Ghea memang sengaja ingin membalas kelakuan Elan. Ia ingin melihat bagaimana reaksi suaminya.

Sebab dulu tuh Ghea pernah lagi manja-manjanya sama Elan, tapi cowok itu nggak memberinya balasan yang sama. Maksudnya begini, waktu itu mereka lagi cuddle abis melewati hari yang penat.

Iya, abis melakoni berbagai macam kegiatan dalam resepsi pernikahan bikin keduanya mabok kepayang alias hampir pingsan. Untung aja nggak kejadian.

"No doubt, you're mine now." Ghea mengklaim dengan bangga.

Elan hanya mengeratkan pelukannya. Ia masih tidak menyangka saja kalau sekarang Ghea sudah resmi menjadi istrinya.

Setelah bertahun-tahun dalam pencarian, melewati badai halilintar, akhirnya sampai juga jodohnya. Boleh 'kan Elan peluk erat-erat istrinya yang satu ini?

Mengamati jika tidak ada suara yang menyambut kalimatnya, Ghea ngomong lagi. "Then, you're not giving me a similar sentence?"

"What?"

Ghea gebuk lengan suaminya sepenuh nafsu. Membuat Elan tertawa geli. Ia merendahkan pandangan untuk mengecup lembut dahi istrinya diikuti kalimat samar.

"Yeah, I'm youlrs now."

Mengingatnya membuat gigi Ghea hampir kering kebanyakan nyengir. Ia langsung menggelengkan kepala, saatnya balas dendam!

Ghea memposisikan diri duduk di sofa depan sambil pura-pura bermain ponsel kala suaminya udah selesai pakai sepatu. Udah rapih tinggal berangkat ngantor.