Tidak seperti perkiraan, cuaca hari itu sungguh bersahabat hingga pemotretan berjalan dengan lancar sampai selesai. Meski tadi ia sempat dapat ceramah panjang lebar dari Abby sampai telinganya sakit.
Pasalnya, Abby, Regio, Jauzan serta semua model sudah hadir di lokasi, sementara Elan yang bertugas membawa kru beserta alat tidak kunjung datang tepat waktu. Alhasil, setengah jam dihabiskan hanya untuk menunggu Elan saja.
Tapi itu sebanding dengan umpatan-umpatan kasar yang Elan terima dari trio cecunguknya itu. Memang semua perbuatan itu ada konsekuensinya. Elan jadi kapok mengulangi hal yang sama.
Saat ini Elan sedang beristirahat di batang pohon rindang sambil meneguk minuman bersoda. Regio sibuk mengumpulkan foto hasil pemotretan sedangkan Jauzan tengah membereskan kameranya dikerubungi model-model yang mencoba merayu cowok itu.
Hanya Abby yang berada di dekatnya sekarang. Cowok itu lagi memantau para kru yang sedang membereskan alat.
"Heboh ya bjir yang tadi. Nggak biasanya Katisha marah-marah gitu." celetuk Abby sambil membuka kaleng minuman bersoda yang sama seperti milik Elan lalu meneguknya.
"Wajar sih dia begitu, bukan cuma heels-nya yang patah, dress dia juga kotor kena tumpahan cola. Mana abis itu make-up Kat jadi berantakan keciprat air sisa hujan dari dahan, apes banget kayaknya."
"Tapi Naya nggak sengaja numpahin minumannya." ujar Elan. Cowok itu menaruh kaleng sodanya yang tersisa separuh di atas rerumputan.
"Ntuh cewek juga nggak biasanya jadi ceroboh gitu. Kerjanya selalu profesional sejauh yang gue inget."
"Namanya juga manusia," sahut Elan. "Naya juga bisa ngelakuin kesalahan."
"Kok dari tadi kayaknya lo lebih mihak Naya?" Abby menyipitkan matanya pada Elan. "Oh gue lupa, lo 'kan sensi banget sama Kat."
"Bacot lo, By."
Abby hanya mencibir. "Oh iya, gue lupa ngomong ini ke lo."
"Apaan?"
"Kapan lalu gue sempet ngikutin mobil yang lo suruh gue cari tau plat nomornya." Abby menggaruk hidungnya yang tidak gatal. "Awalnya gue iseng aja sih karena gabut. Cuma ternyata gue menemukan sesuatu yang entah ini berguna atau enggak buat lo."
Cara Abby mengatakannya sungguh membuat Elan diliputi penasaran.
"Yang make ntuh mobil beneran bodyguard, bjir. Mukanya tegang bener kayak gak pernah disentil lak-lakannya."
"Lo lagi becanda atau selrius ini, sat?!"
"Yailah brodi, santuy dikit ngapa." Abby berdecak. "Oke gue serius," lanjutnya ketika Elan memberinya tatapan tajam. "Setelah gue amati, kayaknya gue pernah liat mereka deh. Lo inget gak para pengawal yang jemput Naya di panti jompo waktu itu? Nah, mereka orang yang sama!"
"Lo yakin gak salah liat?"
"Kecuali mata gue rabun, gue pastiin yang gue bilang bener." tukas Abby yakin. "Kalo lo nggak percaya, gue ada sempet ngefoto."
Abby merogoh sakunya, mengeluarkan ponsel.
"Nih lihat." Cowok itu menyodorkan ponselnya pada Elan. Memperlihatkan foto yang terpampang jelas di sana.
( ˶ ❛ ꁞ ❛ ˶ )
Ghea masih asyik memotret lukisan temboknya ketika Mami Kalea datang dari arah belakang.
"Ya ampun cakep banget kok bisa?!" Mami Kalea memandang takjub lukisan di depannya. Wanita itu kemudian menatap Ghea dengan mata berbinar. "Kamu ngelukisnya jago banget! Mami sampe speechless liatnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cadel's Love Journey ✔
RomanceDemi memusnahkan gosip miring mengenai dirinya yang disangka hombreng alias homo, Elan rela menjalin hubungan pura-pura dengan Youtuber gila bernama Ghea. "Om, saya hamil!" "Muatamu!" • • • November 2022. ©ifiraptr.