EXTRA PART | sun & moon [2]

438 34 44
                                    

little and loved.

──────

Katanya, anak adalah peniru ulung. Mereka cenderung belajar dari bagaimana orang tua berperilaku.

Setelah memperhatikan si kembar, Elan jadi menyadari bahwa hal itu benar adanya. Si kembar ini sering bertingkah meniru dirinya. Misalnya saja ketika mereka bertiga—Elan, Nata dan Dean—hendak pergi dan berpamitan pada Ghea, si kembar mengikuti kebiasaannya.

Kebetulan Elan diajak sparing futsal oleh para cecunguknya, ia turut serta mengajak si kembar untuk ikut bergabung.

"Semua kebutuhan si kembar udah aku masukin ke tas yang warna coklat ya." kata Ghea. "Udah aku taruh di mobil juga."

"Okay, makasih ya." Elan mendekat, menjulurkan tangannya untuk Ghea salimi. Lalu ia mendekat untuk memberikan kecupan di pipi istrinya. Sebuah kebiasaan ketika ia keluar rumah. "Aku belrangkat dulu. Kamu baik-baik di lrumah, kalo ada apa-apa langsung telpon aku, okay?"

Ghea mengangguk.

"Mama!" Dean menarik kelingking kanan Ghea. Hal yang sama dilakukan Nata di sisi kiri. "Bisa nunduk sebental nggak?"

Ghea menurut, ia merendahkan tubuhnya hingga wajahnya sejajar dengan tinggi anak-anaknya.

Tanpa diduga, Nata dan Dean mengecup kedua sisi pipinya bersamaan. "Kita belangkat ya. Mama baik-baik di lumah, kalo ada apa-apa langsung telpon Papa."

Kemudian keduanya menyalimi tangan Ghea sebelum melangkah mendekati Elan yang tercengang. Sedangkan Ghea sudah tertawa geli, anak-anaknya sudah pandai meniru.

Bukan itu saja, tiap Elan memeluk Ghea di depan mereka, para bocil itu langsung berbaris di belakangnya. Mengantri untuk memeluk Ghea juga tentu saja.

Hal ini berpengaruh positif tentu saja, mereka jadi belajar cara menghormati wanita berkat memperhatikan bagaimana Elan memperlakukan Ghea. Contohnya ketika Ghea tidak enak badan, biasanya Elan menyuapi istrinya makan, memberikan obat, menyelimuti Ghea hingga terlelap kembali.

Si kembar mungkin memperhatikannya, hingga ketika Ghea sudah lebih baik dan bisa bergabung dengan mereka untuk makan malam, Dean menarikkan kursi untuk Ghea duduk, sedangkan Nata menyiapkan peralatan makan Mamanya.

Elan yang melihat bagaimana gentle-nya anak-anaknya berbangga diri dalam hati.

Ajaran gue gitu loh! Batinnya berkoar. Padahal mah Elan pingin juga diperlakukan spesial.

Mengenai si kembar, ada sesuatu yang bikin Elan iri. Mereka berdua kayak menyisihkannya sendirian. Maksudnya begini, dua tuyul magang itu memperlakukan Ghea dan Elan secara berbeda.

Kalau sama Mamanya saja, mereka bisa bertingkah manis. Giliran sama Papanya, lebih banyak tantrumnya.

Misalnya saja ketika Ghea sakit, Nata dan Dean berebut ingin merawat mamanya. Entah mau bantu pijitin lah, bantu minum obat lah sampai minta tidur di sebelah mamanya biar bisa dipeluk hangat.

Sedangkan ketika Elan sakit, dua tuyul itu berebut untuk mengejeknya yang kayak, "Pasti Papa bandel nih, makanya jadi masuk angin. Udah dibilang pakai jaket, ngeyel." atau "Makanya dengelin apa kata Mama, jadi sakit gini kan. Mana lebay banget apa-apa minta diambilin."

Selain itu, perbedaan sikap mereka terlihat jelas ketika Ghea pergi hangout, si kembar kayak nggak mau pisah sama Mamanya. Padahal hanya ditinggal selama setengah hari saja.

"Mama, janji nggak lama-lama perginya?"

"Kalau jam dua belum pulang juga, aku bakal nangis kelas-kelas!"

Cadel's Love Journey ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang