"Ini bakalan lebih cepet kalo lo nggak gangguin gue, Om!" gerutu Ghea sambil mengeluarkan beberapa setelan baju dari lemarinya. Menimbang-nimbang yang mana yang cocok untuk ia pakai hari ini.
"Lo suka salah kostum kalo nggak dibilangin."
"Kenapa emang? Lo nggak suka?"
Terdengar decakan dari cowok itu. "Masih nanya?"
"Dress bunga-bunga selutut?"
"Jangan. Yang kasual aja."
"Nggak kece dong!" Ghea mencebikkan bibir, walau tahu cowok yang meneleponnya ini tidak melihatnya. "Gue mau yang cetar membahana."
"Lo bukannya mau fashion show, cil. Lagian pake baju apapun tetep cantik, kok."
Elan bisa saja mengatakannya dengan santai, namun hati Ghea yang tidak baik-baik saja. Pipinya bersemu tanpa peringatan. Cowok itu jarang sekali memujinya. Biasanya hanya kalimat pedas yang ia dapatkan.
"Oke, lo menang kali ini."
Elan terkekeh di ujung telepon. Setelah menutup telpon, Ghea bersiap dengan setelan santai sesuai permintaan Elan. Pilihannya jatuh pada celana jeans dipadu kaos putih yang dipercantik dengan jaket tweed. Penampilannya boleh saja terlihat santai, namun tetap bergaya. Sangat sempurna membungkus tubuh semampai Ghea.
Setelah memakai sepatu dan memasukkan ponselnya ke tas kecilnya, Ghea turun ke lantai bawah. Ia menatap jam menunjukkan pukul 19.30. Mami Kalea dan Papi Javon terlihat asyik menonton televisi. Ia menyapa keduanya lalu berpamitan karena Mami bilang Elan sudah menunggunya di garasi depan.
Selepas menutup pintu depan, matanya menangkap sosok Elan yang berdiri dengan motor di sebelahnya. Ghea lekas menghampiri cowok itu dengan senyuman mengembang.
"Gimana penampilan gue?" Ghea berputar di tempatnya sekali, menunjukkan gaya berpakaiannya pada cowok itu.
Elan hanya melirik sekilas, lalu tergerak memakaikan helm di kepala Ghea. Setelahnya, cowok itu memakai helm miliknya dan menaiki motor. Ghea yang mendapatkan respon nihil dari cowok itu hanya berdecak sebal.
"Tumben pake motor?" tanyanya ketika sudah nyaman duduk di boncengan belakang Elan.
"Males kejebak macet." jawabnya singkat.
"Gue pegangannya di mana nih?"
"Bebas, sesuka lo aja."
"Oke."
Dan Ghea memilih untuk memegangi jaket cowok itu di bagian pinggang. Setelahnya, motor mereka melaju melintasi jalanan.
( ˶ ❛ ꁞ ❛ ˶ )
Tepat pukul 20.00, mereka sampai di sebuah area terbuka yang dikelilingi pepohonan. Sudah banyak motor dan mobil yang terparkir rapi di area tersebut.
Ghea tidak salah mengingat jika Elan mengajaknya menonton konser, namun yang ia dengarkan hanya suara binatang malam sekarang. Ghea menyerahkan helm pada Elan.
Ketika ia masih asyik mengecek penampilannya sendiri, Elan sudah menggandengnya. Membawanya melangkah meninggalkan parkiran. Di ujung kanan sudah ada beberapa orang yang menjaga pintu masuk berupa tiang melengkung berhias tumbuhan menjalar.
Dua tiket diserahkan dan tangan mereka diberi cap dengan tinta berwarna ungu. Setelahnya, mereka dipersilahkan masuk melewati jalan setapak berupa bebatuan yang tersusun memanjang ke depan. Di sisi kanan-kirinya hanya terdapat pepohonan rimbun berselimut rumput setinggi betis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cadel's Love Journey ✔
RomanceDemi memusnahkan gosip miring mengenai dirinya yang disangka hombreng alias homo, Elan rela menjalin hubungan pura-pura dengan Youtuber gila bernama Ghea. "Om, saya hamil!" "Muatamu!" • • • November 2022. ©ifiraptr.