EXTRA PART | sun & moon [1]

331 32 19
                                    

sometimes, miracles come in pairs

──────

Chaos.

Adalah kata yang sangat tepat untuk menggambarkan bagaimana kondisi rumah keluarga bapak Kelana—yang sekarang sudah ketambahan dua anggota baru yakni anak kembarnya.

Jangan kira setelah lahiran, hidup akan menjadi lebih tenang. Jika sesaat yang lalu Elan dan Ghea bersukacita atas kelahiran dua bayi mungil yang lucu dan sehat, maka setelah 3 bulan pertama mereka menyadari bahwa mengurus bayi bukanlah sesuatu yang mudah.

Jika sewaktu hamil dulu diribetkan dengan gejala mual dan muntah, ngidam yang nggak tahu waktu serta keluhan ibu hamil lainnya, maka setelah lahiran, hidup hanya berkisar antara mengganti popok, memberi susu, dan jadwal tidur jadi berantakan.

Belum lagi memahami tangisan bayi yang tidak jelas maunya apa, semuanya bikin kepala pusing tujuh keliling.

Mengurus satu bayi saja sudah ribet, apalagi mengurus dua bayi sekaligus. Rasanya berkali lipat lebih menguras tenaga. Tanggung jawabnya berlipat ganda, capeknya juga. Untungnya, Ghea ditemani suaminya di fase-fase tersebut.

Elan bahkan mengambil cuti dari kantor hingga sebulan full. Jangan tanya mengapa hal itu bisa terjadi. Semua sangat mungkin jika yang punya perusahaan adalah bapaknya sendiri.

Setiap hari, mereka harus berhadapan dengan tangisan bayi. Setiap tangisan bisa berbeda makna. Salah memahami sedikit, tangisan akan semakin brutal terdengar.

Pada mulanya, baik Ghea maupun Elan sangat yakin mereka sudah cukup banyak mengetahui bagaimana menghadapi anak yang sedang rewel. Tetapi teori sangat berbeda dengan praktek. Jadinya kayak harus belajar dari halaman pertama lagi.

Daripada menghafal lafal tertentu yang menentukan bayi menangis karena apa—mereka sempat menonton video penjelasan di Yusup—seperti "ooo", "eee" atau "aaa" yang rasanya sangat sulit dibedakan setelah mendengarnya langsung, lebih mudah menggunakan logika saja.

Misal ketika bayi baru selesai diberi susu lalu menangis, kemungkinan lagi sakit perut karena kekembungan atau popoknya sudah basah.

Jika bayi baru buang air besar atau ganti popok, mungkin bayi lagi lapar atau mengantuk.

Jika bayi baru bangun tidur, mungkin dia sedang lapar dan lain sebagainya.

Elan dan Ghea banyak belajar hal-hal tersebut selama mengurus si kembar. Semuanya jadi lebih mudah ketika si kembar sudah menginjak usia 7 bulan. Saat mengantuk, si bayi akan mulai mengusap matanya. Saat haus mau susu, si bayi akan mencoba menggapai botol susu atau mamanya untuk memberi kode.

Meski rasanya sangat melelahkan hingga baik Elan maupun Ghea hampir kehilangan jati diri, sebab aktivitas sehari-hari berubah drastis menjadi di rumah seharian, kemuntahan susu, dipipisin bayi sampai lap iler yang selalu tergantung di pundak, mereka berdua bahagia menjalani posisi barunya sebagai orang tua.

Hanya melihat senyuman atau tawa lucu dari si kembar sudah membuat rasa capeknya hilang seketika.

Selain membedakan tiap tangisan bayi, Elan dan Ghea juga harus berhadapan dengan jam tidur bayi yang berantakan alias susah tidur di malam hari. Di bulan-bulan pertama, mereka harus rela terjaga semalaman atau melakukan banyak hal sambil menggendong bayi.

Si kembar ini kompak tidur pulas ketika digendong saja, pas ditaruh di ranjang, mereka langsung mengeluarkan tangisan. Hal itu berlangsung berminggu-minggu lamanya. Syukur-syukur mau di dalam kamar begadangnya, si kembar ini malah mau tidur anteng nan nyenyak pas digendong di luar rumah.

Cadel's Love Journey ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang