Selama bertahun-tahun Jauzan mengenal lansia-lansia di panti jompo ini, belum pernah ia melihat mereka begitu cepat akrab dengan orang baru. Namun kehadiran Ghea membuat semua lansia di sana merasa nyaman dengan cewek itu dalam waktu yang singkat. Mungkin karena pembawaannya yang ceria, hingga cewek itu mudah diterima di sana.
Jauzan masih ingat bagaimana kakunya wajah Nenek Dahlia ketika Naya datang pertama kali ke sini. Begitu bergabung dengan J'skies, cewek itu menawarkan diri untuk membantu mereka di panti jompo. Tentu saja Jauzan menyambut dengan baik niat mulia cewek itu, karena ia memang membutuhkan lebih banyak tenaga untuk bakti sosial rutinan ini.
Entah karena wajah judes alami Naya atau cewek itu jarang bicara, para lansia tidak menyambut cewek itu dengan ramah. Mereka bahkan memerlukan sedikit waktu untuk bisa akrab seperti sekarang.
Tiga puluh menit lalu, Naya baru bergabung dengan mereka. Biasanya Naya memang selalu ambil bagian, namun karena hari ini Naya masih ada urusan mendesak, jadi cewek itu datang terpisah.
Lagi sibuk melamun begitu, ponsel di depannya berdering. Bukan ponselnya, melainkan ponsel pink milik Ghea. Nama 'Sweety Bitch' terpampang nyata di layarnya. Jauzan jadi bingung, apakah ia harus mengangkatnya atau ia abaikan saja.
Namun karena rasa penasarannya lebih besar, jadi tanpa menunggu waktu, ia meraihnya lalu menggeser tombol jawab.
"Hal—"
Kalimat Jauzan terpenggal sebab terdengar isak tangis di seberang sana, disusul suara lirihan seseorang yang terdengar familiar. Ia merapatkan bibir, kalau Jauzan tidak salah tebak, itu suara cewek manis yang sempat membuatnya kesengsem. Ya siapa lagi kalau bukan Lavender.
"Tolong jemput gue di halte depan sekolah."
Belum sempat Jauzan menanggapi, panggilan sudah ditutup sepihak. Mampus! Jauzan jadi tidak tahu harus bagaimana. Apakah ia pura-pura tidak tahu saja? Ah tidak! Itu sangat tidak gentle, seseorang yang keren sepertinya pantang melakukan tindakan pengecut itu.
Apa Jauzan bilang dulu pada Ghea? Namun bagaimana mungkin jika ponsel cewek itu ada padanya? Pekok! Jauzan mengumpati dirinya sendiri. Ia mau menyusul Ghea, namun sepertinya itu akan menyita lebih banyak waktu.
Sekarang yang lebih penting adalah memastikan kondisi Lavender di sana baik-baik saja. Mendengar tangis cewek itu saja sudah cukup membuat Jauzan sedikit was-was. Takut jika ia terlambat datang, maka cewek itu bisa saja kenapa-kenapa.
Maka dengan segenap pertimbangan matang, ia pamit pada Naya yang kala itu lagi sibuk berbincang hangat dengan para lansia. Mengabaikan teriakan cewek itu yang menanyakan ia mau pergi ke mana, Jauzan bergegas mengantongi kunci dan melangkah menuju parkiran. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.
Untungnya Jauzan pernah iseng menanyakan di mana sekolah Ghea, hingga ia bisa sampai di tempat yang benar. Jauzan turun dari mobil, mengamati sosok cewek berkepang dua yang saat ini tengah berjongkok di depan halte sambil menelungkupkan kepala di antara kedua lututnya.
Jauzan mendekat, sepertinya suara derap langkahnya mengusik cewek itu. Lavender mendongak dan bertemu tatap dengannya. Cewek itu mengernyitkan dahi dengan matan sembab dan pipi yangmemerah.
"Lo ... kok?"
"Hape Ghea kebetulan ada di gue pas lo nelpon. Jadi gitu."
"Terus Ghea ke mana?"
"Lagi nyari es degan sama pacarnya."
"Oh."
"Sampe kapan lo mau jongkok di situ?" Jauzan mengulurkan tangannya. "Nggak baik tau cewek cakep dugem di pinggir jalan gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cadel's Love Journey ✔
RomanceDemi memusnahkan gosip miring mengenai dirinya yang disangka hombreng alias homo, Elan rela menjalin hubungan pura-pura dengan Youtuber gila bernama Ghea. "Om, saya hamil!" "Muatamu!" • • • November 2022. ©ifiraptr.