02 | es krim

1K 128 130
                                    

Sekolah dan hari senin ... adalah perpaduan momok mengerikan yang membuat anak sekolahan seperti Ghea pingin berlama-lama bergelung di bawah selimut.

Namun teriakan mamak duluan menggebraknya untuk bersiap menghadapi hari menyebalkan ini. Membayangkan dirinya menyambut pagi dengan kepanasan di bawah terik matahari—yah apalagi kalau bukan upacara rutin di hari senin—membuat Ghea bergidik ngeri duluan. Ia pernah berada di posisi itu sampai akhirnya kulitnya jadi belang kayak zebra.

Tak ingin mengulangi hal yang sama, sehabis pamitan sama Bunda untuk berangkat sekolah, Ghea malah melipir menuju sebuah kampus dengan motor scoopy serta helm bogo bertelinga kucing andalannya. Serta tak lupa, ia memakai jaket kulit berwarna pink ngejreng, yang bisa membuat perhatian siapa pun tertuju padanya.

Perpaduan look yang sangat menggambarkan seorang Gheana Ashaliya. Teman-teman di sekolahnya pun sudah hafal betul, jika melihat yang pink-pink bertelinga kucing, tanpa harus pastikan, sudah benar itu adalah seorang Gheana.

Ciri khas yang sama sekali tidak Ghea pedulikan. Sama seperti sekarang, cewek itu cuek saja berjalan dengan tatapan banyak orang yang tertuju padanya di setiap langkahnya. Karena sudah diperhatikan, jadi sekalian saja Ghea keluarkan kamera lalu berpose selayaknya orang mau bikin vlog.

"Hai hellaw annyeongsianida sawadikrep, lur! Welkam tu yusup cyenel mai!" Ghea nyengir sambil memutar kameranya untuk menyorot area sekitarnya. "Saiki gue lagi nangkring di kampus'e wong sugih. Yak betul, tema video tudey is blusukan nang kampus termehong, terkenal, dan tersepes—SYIALANDD LO KAMPANGG!"

Lagi asyik ngomong depan kamera, sebuah mobil melewatinya tanpa aba-aba. Terang saja itu membuat Ghea refleks mengumpat karena angin dan tekanan yang dibawa oleh mobil hampir membuat Ghea terjungkal ke belakang.

"HEH KALO NYETIR TUH PAKE MATA DONG! EH SALAH PAKE TANGAN JUGA! AH BODO LAH SI JANCOK HAMPIR AJA GUE BERSENGGAMA DENGAN ASPAL KAMPUS!" umpat Ghea terang-terangan teriak dengan sepenuh jiwa raga sampai sukmanya hampir keluar.

Tadinya Ghea mau sekalian susulin lalu melabrak si pengemudi, minimal dia lecetin body mobilnya sebesar tompel, namun urung ia lakukan sebab mobil tadi sudah melaju jauh menuju parkiran. Ghea akan mengingat warna dan plat nomor mobil itu untuk dimintai pertanggung-jawaban nanti.

Cewek itu hanya bisa menghela napas kasar, lalu kembali fokus pada kameranya. Sadar jika dirinya baru saja mengumpat di depan kamera, Ghea langsung mengubah ekspresi kesalnya dengan nyengir awkward.

"Oh, heheh maap ya ges yak, tadi ada sedikit turbulence."

Aslinya Ghea bisa saja sih mengeditnya, tapi nggak papa lah, bisa dibikin clickbait untuk naikin views, mueheheh. Sebenarnya tujuan Ghea ke kampus ini tuh bukan mau nge-vlog, tapi yah mumpung ada di kampus terkenal jadi sekalian aja buat konten tour kelalang-keliling memperkenalkan kampus orang.

"Nah sampai mana tadi? Oh ya, mari kita perlihatkan patung kebanggaan kampus. Nang kene kui, yu ken ndlosor in the lantai, yu ken casciscus poto, yu ken—ANJAAAYYY ADA PAK SATPAM NIH."

Ghea tersenyum manis pada Pak satpam yang menghampirinya sambil menatap garang padanya. "Mbak-nya ke sini ada keperluan apa ya?"

"Kamu nanyeaa? Kamu bertanyea-tanyeaa?"

"Iya Mbak, saya lagi nanya Mbak-nya ngapain ke sini bawa-bawa kamera segala?"

"Bagaimana saya tahu kalau tempe saja tidak, Pak?"

"Mbak—"

"Maaf saya tadi cuma bercanda, Pak." Ghea ketawa sambil matikan kameranya, cewek itu merogoh permen kaki dari tas-nya sembari memasukkan kamera ke dalamnya. "Jadi gini, Pak...."

Cadel's Love Journey ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang