36 | resentful

402 76 73
                                    

Sepeninggal pasangan bulol alias Ranya-Damian yang sudah lebih dahulu pergi untuk mengbucin ria, Ghea datang berkunjung ke J'Skies Studio untuk menemui Elan. Cowok itu barusan meneleponnya hanya untuk marah-marah karena Ghea yang seharian ini tidak memberi kabar apa-apa pada cowok itu.

Terakhir kali mereka berjumpa adalah saat Ghea diantar ke sekolah pagi tadi. Setelahnya, Ghea memang lupa membalas pesan Elan. Makanya, Ghea berinisiatif datang menghampiri cowok itu biar nggak ngomel-ngomel lagi.

Begitu masuk, ia sudah disambut Jauzan yang menyapanya dengan cengiran. Cowok itu sedang membersihkan lensa kameranya dengan Regio yang seperti biasa, sibuk dengan komputernya. Sedangkan Abby di tengah set sedang membereskan beberapa properti dengan bantuan Naya. Cowok itu hanya melambai singkat padanya.

Ghea mengedarkan pandang untuk mencari Elan, namun cowok itu tidak juga terlihat batang hidungnya. Mengerti dengan kebingungan Ghea, Jauzan nyeletuk ria.

"Coba aja cari di ruang wardrobe, terakhir gue liat dia jalan ke arah sana."

"Oh oke deh, trims Kak."

Begitu saja, Ghea berlalu menuju ruang wardrobe sesuai arahan Jauzan tadi. Padahal Ghea berniat mengagetkan Elan akan kehadirannya, namun ternyata malah Ghea yang dikejutkan oleh pemandangan kedua sejoli yang sedang bercumbu mesra.

Suara yang diciptakan Ghea ketika membuka pintu tadi mungkin cukup mengusik hingga keduanya menoleh. Membuat Ghea semakin murka ketika melihat jelas ekspresi terkejut Elan juga raut penuh kemenangan dari wanita di sebelahnya. Ghea tidak suka tatapan itu. Tatapan yang seolah mengejeknya jika Elan akan segera direbut darinya.

Ghea yakin dirinya masih waras sepenuhnya ketika kakinya bergerak maju dengan langkah besar-besar hanya untuk menjambak kuat rambut Katisha.

(⁠ ⁠˶⁠ ⁠❛⁠ ⁠ꁞ⁠ ⁠❛⁠ ⁠˶⁠ ⁠)

Pemotretan hari itu sudah berakhir sejak lima belas menit yang lalu. Namun Elan masih setia menatap lekat ponselnya. Menunggu kabar dari pacar rasanya memang segelisah ini ya?

"Anjay si jancok dari tadi mantengin hape mulu kayak gak ada kerjaan lagi." sindir Jauzan sembari berpangku tangan. "Noh bantuin Abby beresin tirai."

Dengan decakan yang mengiringi langkahnya, Elan membantu Abby memasukkan tirai ke dalam kardus untuk ditaruh di gudang. Sementara tangannya bekerja, pikiran Elan sedang melanglang buana. Memikirkan Ghea yang tidak memberinya kabar sama sekali hingga detik ini.

Cewek itu hanya berpesan padanya untuk menjemputnya nanti setelah ia memberi kabar. Namun hingga sekarang, Cewek itu tidak kunjung menghubunginya. Pesannya juga tidak dibalas sejak pagi. Ini tidak seperti Ghea yang ia kenal. Ada apa dengan cewek itu? Elan semakin resah dibuatnya.

Setelah menaruh kardus tirai serta lampu sorot yang tidak terpakai ke dalam gudang, Elan kembali hanya untuk mendapatkan omelan Abby beserta cecunguk lainnya.

"Lo yang ramah dikit dong Lan kalo ngadepin Kat, dia bagian dari tim juga sama kayak model yang lain. Gue liat-liat sikap lo beda banget sama dia." tutur Abby yang diangguki pelan oleh Jauzan. Sedangkan Regio dan Naya yang juga berada di situ hanya menyimak.

"Kalo memang lo punya masalah sama dia, jangan disangkut-pautin sama kerjaan. Profesional dikit bisa 'kan?" Jauzan menambahkan. Cowok itu sedang serius sekarang hingga tidak ada raut tengil yang tersisa.

Elan hanya memutar bola mata sambil mengiyakan semua nasihat konco-konconya dengan acuh tak acuh. Beruntung sebelum nasihat lainnya ia dapatkan, ponselnya sudah lebih dahulu berdering. Elan menjauh dari sana sembari mengangkat panggilan Ghea.

Cadel's Love Journey ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang