Assalamu'alaikum, Reader.
Jadi, kalian nemu ceritanya darimana?Ah, salam kenal dari author. Mungkin ceritanya emang di luar bumi. Yah, namanya juga dunia Wattpad apapun bisa terjadi wkwk.
Ingat, yah kalau ini hanya cerita fiksi.
Biar kita sama-sama nyaman eaak, jangan lupa follow sama vote yah!!
Jangan lupa share ceritanya sama teman kalian. Biar mereka juga pada baca hihi.
Jangan lupa follow Ig : Ningsy403
•••
"Akh! Lelucon apa ini?"
Gadis itu tersenyum miring. Ia terbangun ditubuh yang sama sekali tak dikenalinya. Meski berkali-kali menyingkirkan pikiran aneh yang mulai memenuhi otaknya, gadis itu tetap terlihat biasa aja.
Zeraya memutar bola matanya malas. Ia pikir cerita itu hanya omong kosong. Ternyata ia salah. Sebab, sekarang ia telah mengalaminya.
"Claery Navesha," gumam Zeraya dengan senyum miring yang tercetak jelas di bibirnya.
Zeraya tidak tahu banyak tentang cerita yang semalam ia baca. Karena baginya semua pemerannya sangat membosankan dan klise!
Ah, bahkan ia lupa judul cerita itu. Benar-benar Zeraya sama sekali tidak berniat membacanya. Kalau bukan karena sahabatnya mungkin ia tidak akan menyentuh buku bersampul hitam itu.
"Huh! Gue sama sekali gak tertarik dengan ceritanya. Terus kenapa harus gue yang nempatin tubuh ini?"
Zeraya mengacak rambutnya frustasi. Sang antagonis yang terkenal dengan kebucinan yang sudah mendarah daging. Hih!
Tok tok!
"Ini belum seberapa, Clae."
Suara yang terdengar begitu rendah berhasil mengalihkan pandangan Zeraya dengan wajah datar khasnya.
"Sekali lagi lo buat Adinda seperti tadi. Gue pastiin lo gak bakal tenang!"
Zeraya memutar bola matanya malas. Memangnya dia siapa berani mengancam seorang Zeraya? Hah! Bahkan ucapannya terdengar seperti lelucon bagi Zeraya.
"Apa tendangan tadi buat lo bisu? Ah, seharusnya lebih dari itu," ucap seorang cowok dengan tampang remeh.
"Keluar," perintah Zeraya tanpa melihat lawan bicaranya.
"Hah?"
"Keluar!" ulang Zeraya.
Cowok itu menaikkan alisnya. Ini pertama kali Zeraya meninggikan suaranya. Biasanya gadis itu akan bersikap manja apalagi dalam keadaan seperti sekarang.
"Gue harap telinga lo masih berfungsi. Silahkan keluar," ucap Zeraya. Tapi kali ini dengan suara rendah.
..........
Suasana kantin sangat ramai. Beberapa siswa tertawa sedangkan yang lain lebih memilih untuk menikmati makannya.
"Lo gapapa, Din?"
Gadis yang bernama Dinda itu mengangguk disertai dengan senyum lembut. Siapapun pasti akan terpesona oleh kecantikan Adinda Mahera. Belum lagi cara bicaranya yang sangat lembut, berbeda dengan Claery.
"Akh! Jangan senyum Din. Bisa diabetes gue," ucap Zefan sembari menutup wajahnya.
"Dih, emang gula. Alay bat lo!" sewot Riko yang menatap geli kearah Zefan.
"Bikin geli, sumpah!" timpal Adnan yang baru saja menyelesaikan makannya.
"Aelah! Lo mah gitu. Giliran gue dibully." Zefan memutar bola matanya malas. Padahal apa yang ia katakan benar. Senyum Dinda itu sangat manis.
"Ekhem!"
"Eh, Kak Shaka, Darimana?" tanya Adinda sembari tersenyum seperti biasa.
"Biasa. Lo udah makan?" Shaka mengelus lembut surai hitam milik Adinda dengan sangat lembut. Gadis yang berhasil meluluhkan hati seorang Shaka Argio yang terkenal dingin.
"Udah, kok. Tuh masih sisa dikit," jawab Dinda.
Shaka mengangguk sebagai jawaban. Hatinya selalu nyaman jika berdekatan dengan Dinda. Berbeda jika dengan Calery yang selalu membuatnya darting. Tapi, gadis itu berubah dalam waktu yang singkat. Sungguh.
"Apa yang sedang ia rencanakan?" batin Shaka berbicara.
Skip kalau emang gak suka. Dan lanjut kalau emang tertarik sama ceritanya.
Please, saya butuh kritik dan saran. Bukan hujatan yah guys.
Jangan lupa follow sama vote biar semangat author nya.
11 April 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life Of The Antagonist [TERBIT]
Teen Fiction"Akh! Apa ini lelucon?" Gadis itu tersenyum miring. Ia terbangun ditubuh yang sama sekali tak dikenalinya. Meski berkali-kali menyingkirkan pikiran aneh yang mulai memenuhi otaknya, gadis itu tetap terlihat biasa aja. 𝗭𝗲𝗿𝗮𝘆𝗮 memutar bola mat...