Eh, makasih sudah mampir sama cerita aku yang gaje. Oh, iyah, jangan lupa di vote guys!
•••
Pagi ini SMA Galaksi di hebohkan dengan anggota inti Black Devil yang mendapat tembakan di bagian lengan dan dua lainnya harus mendapat perawatan khusus.
Serius, kak Alfi masuk rumah sakit.
Eh, beneran markas Black Devil ada yang usik?
Gak tau gue, roman-romannya gitu.
Kasian yah, semoga kak Alfi baik-baik aja.
Buset jadi trending topic woah!!
Kak Shaka ganteng banget woy
Zefan senyum manis banget, sumpah
jika orang lain merasa kasian pada Shaka dkk maka lain halnya dengan Claery yang menatap mereka dengan malas tanpa minat.
"Eh, Zefan!" panggil Claery.
Langkah Zefan terhenti saat mendengar suara yang memanggil namanya. Cowok berkulit putih itu tersenyum ramah saat wajah cantik milik Claery.
"Zefan, lo liat ALfi, gak?" tanya Claery dengan wajah sedikit khawatir.
"Semalam dia gak pulang, apa kalian ketemu dia?"
Muak.
Andai saja Claery tidak sedang menjalankan rencananya maka ia tidak akan membuang waktunya untuk hal yang jelas tidak penting.
"Alfi masuk rumah sakit, semalam ia ditembak sama orang yang gak dikenal," jelas Zefan. Berharap Claery tidak khawatir.
"Owh, berarti karena itu semalam Alfi gak pulang?" tanya Claery dengan tatapan polosnya.
Zefan mengangguk.
Mungkin ia pikir kalau Claery sangat khawatir. Bukankah seorang istri harusnya begitu?
Nyatanya Zefan salah besar.
Terlihat Shaka membuang nafasnya kasar hal itu tak luput dari tatapan Claery. Wajah yang tampak lelah dengan mata panda yang sayangnya tak mengurangi kadar ketampanannya.
"KAK SHAKA!!"
"Kakak gapapa, kakak baik-baik aja kan? Gak ada yang luka atau sakit?"
Entah pertanyaan mana yang lebih dulu dijawab. Shaka tersenyum sembari mengelus lembut pucuk rambut milik Adinda.
"Aku baik-baik aja. Gak usah khawatir," ucap Shaka.
"Beneran? Aku khawatir banget lo pas tau kalau kak Alfi ditembak. Takutnya Kakak juga sama."
"Eh, ada Clae juga?" tanya Adinda baru saja menyadari keberadaan Claery.
Claery?
Gadis itu hanya diam tanpa ada niat untuk menjawab pertanyaannya. Untuk apa?
"Lo mau jenguk Alfi, Clae?" tanya Adnan membuka suara.
"Haruslah. Suami lagi sekarat masa gak dijenguk, jangan bilang nenek lampir mau nempel sama pak bos dan memanfaatkan keadaan Alfi."
Claery menatap tajam ke arah Riko yang dengan entengnya mengatakan kalimat tersebut. Dari sekian sahabat Shaka, maka Riko lah yang paling membencinya.
Entah apa alasannya.
"Syut, mulut lo Rik. Minta di sumpal sama bakso rupanya!" kesal Zefan
"Kenyataan mau gimana lagi." Riko mengangkat bahunya acuh.
Diam-diam Claery mengepalkan tangannya membiarkan Riko dengan tampang tak merasa bersalah sama sekali.
"Lo ngapain kesini?"
"Gue udah bilang berapa kali, Claery Navesha Whiston. Gue gak suka sama lo dan berhenti ngejar gue!!"
Sudah cukup.
Shaka membenci Claery bertingkah seperti wanita murahan yang selalu mengejarnya. Padahal sudah berkali-kali Shaka menegaskan kalau Adinda, hanya Adinda yang akan menjadi pemenang dalam hatinya.
"Lo gak capek? Lo buang-buang waktu untuk hal yang gak penting! Sampai kapanpun gue gak akan suka sama lo."
Semua menatap miris ke arah Claery yang masih diam tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Beberapa siswa juga mulai berkumpul dan melihat apa yang sedang terjadi.
"Kak, gak boleh gitu. Claery baik kok," tegur Dinda.
"Bahkan dia sangat buruk, Sayang," bisik Shaka dengan lembut pada Dinda.
Shaka untuk Adinda begitupun sebaliknya. Mereka pasangan yang sangat serasi. Tampan dan cantik, itulah kenyataannya.
Claery mengakui itu. Tapi, apakah itu penting? Jawabannya jelas tidak!
Apa urusannya, toh dia buka Claery yang asli.
"HAHAHAHAHA."
Claery tertawa puas, hal itu sontak mengejutkan semua orang termasuk Shaka dkk.
Meskipun sedang tertawa tapi Claery terlihat menyeramkan apalagi saat tatapan tajam itu ia lemparkan ke arah Shaka dan juga Dinda.
"Gue ngejar lo? Serius? Mungkin waktu itu gue lagi gila makanya sampai ngejar sampah gak guna kek lo."
Skakmat.
"Mungkin itu dulu Shaka, setelah gue sadar kalau kalian gak lebih dari iblis yang bersembunyi dibalik topeng. Gue udah peringati untuk tidak menyentuhnya. Tapi apa yang terjadi?"
Sejenak Claery menggantung ucapannya. Sakit, hati Claery sakit saat mengingat kalau sekarang ia sendiri tanpa ada sosok Nala disampingnya.
"Kalian sudah melewati batas peringatan. Apa aku harus memberi apresiasi? Atau hadiah?"
Semua bergidik ngeri. Aura yang Claery tunjukan benar-benar sangat menakutkan. Ini kali pertama mereka melihat sisi gelap dari seorang Claery Navesha Whiston.
"Kalian pembunuh!"
MAAF, TYPO BERTEBARAN YAH, GUYS!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life Of The Antagonist [TERBIT]
Novela Juvenil"Akh! Apa ini lelucon?" Gadis itu tersenyum miring. Ia terbangun ditubuh yang sama sekali tak dikenalinya. Meski berkali-kali menyingkirkan pikiran aneh yang mulai memenuhi otaknya, gadis itu tetap terlihat biasa aja. 𝗭𝗲𝗿𝗮𝘆𝗮 memutar bola mat...