HAPPY READING
•••Flasback on
Gadis kecil yang kini tengah tertidur dikelasnya dengan sangat nyenyak. Beberapa menit yang lalu semua siswa dipulangkan karena guru mengadakan rapat.
"Euggh."
Merasa terusik karena pipinya yang tiba-tiba merasakan sesuatu yang menyentuh kulitnya, gadis kecil itu perlahan membuka matanya.
"Eh, kak Angkasa?"
"Yah, Clae. Ini aku," ucap Angkasa dengan senyum.
Yah, gadis kecil yang itu adalah Claery. Gadis kecil yang kini duduk di kelas delapan. Sepertinya ia tidak menyadari kalau sekarang hanya ada mereka berdua.
"Kok sepi?" tanya Claery dengan wajah polos.
"Emm, semua sudah pulang."
"Kok bisa?"
"Bisa, guru ada rapat. Kamu sih tidurnya nyenyak banget," cibir Angkasa sembari mengelus lembut pipi tembem Claery.
"Yah, berarti Dinda ninggalin Clae?"
Angkasa mengangguk sebagai jawaban. Tangannya kembali terangkat mengelus lembut surai hitam milik Clae.
"Clae, lo mau gak jadi pacar Kakak?" tanya Angkasa.
"Haa? Pacar itu apa Kak?"
Claery mendongak menatap wajah Angkasa yang semakin dekat.
"Pacar itu adalah teman cerita sekaligus orang yang kita sayang."
"Beneran, berarti pacar Clae itu Shaka, yah Kak?"
"Soalnya Shaka teman cerita sekaligus orang yang Clae sayang pake banget."
Angkasa menatap tajam ke arah bibir Claery yang tanpa sadar telah mengucapkan kata yang paling ia benci.
"Hmmmmppp."
Bugh
bugh
Berkali-kali Claery menghentikan Angkasa agar tidak menciumnya. Namun sayang ia kalah tenaga.
"Hhhhhh, kakak kenapa cium Clae, hmmpppp."
Angkasa seakan buta dan tuli. Ia tak peduli dengan tangisan dan usaha Claery yang sedang memberontak.
"Lo tau Clae, gue gak suka kalau lo selalu bicara tentang Shaka!! Gue gak suka saat Shaka lebih unggul dari gue!!"
"Dan sekarang lo adalah milik gue, milik gue!!"
"LEPAS KAK!! CLAE MAU PULANG HIKSSS. KAK ANGKASA GAK BOLEH GINI!!"
Dengan sekuat tenaga Claery kembali mendorong tubuh Angkasa yang semakin liar. Satu persatu kancing baju Claery mulai terbuka karena ulah Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life Of The Antagonist [TERBIT]
Teen Fiction"Akh! Apa ini lelucon?" Gadis itu tersenyum miring. Ia terbangun ditubuh yang sama sekali tak dikenalinya. Meski berkali-kali menyingkirkan pikiran aneh yang mulai memenuhi otaknya, gadis itu tetap terlihat biasa aja. 𝗭𝗲𝗿𝗮𝘆𝗮 memutar bola mat...