HAPPY READING
•••Setelah pertemuan tadi Claery lebih memilih untuk diam dikelas. Memejamkan matanya dan menulikan telinga dari teriakan cepreng teman sekelasnya.
"CLAEEE!!! YUHUU DINDA DATANG!!"
Suara cempreng milik Dinda begitu memenuhi kelas Claery. Para siswa yang tadinya sibuk dengan urusan masing-masing kini mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu di mana Dinda berdiri.
Serius mereka temenan?
Demi apa gue gak mimpikan!!
So cute. Pengen gue karungin si Dinda.
Sok lu, giliran ketemu Shaka langsung kicep.
Aneh gak sih kalau mereka tiba-tiba jadi teman?
Ada yang gak beres ini. Kalau bukan Clae yang bermasalah yah pasti si Dinda wkwkw.
Dinda tidak peduli dan lebih memilih mendekat ke arah Claery yang masih setia memejamkan matanya.
"Hai Claery, kantin yuk!!" ajak Dinda sangat antusias.
"Mal--"
"Yoklah, Clae. Aku yang traktir deh!"
Dengan ogah-ogahan Claery terpaksa mengikuti langkah Dinda dari belakang. Bisa dipastikan setelah ini Shaka dkk akan sangat terkejut melihatnya.
Atau sebaliknya? Biasa saja mungkin.
"Kita duduk di sana aja, yah," ucap Dinda sembari menunjuk ke arah kursi yang tak jauh dari Shaka dkk.
"Eh, t-tapi ada mereka," cicit Dinda sedikit memundurkan langkahnya.
Claery hanya mengedikan bahunya. Ia tidak peduli dengan apapun. Karena sudah terlanjur masuk kantin mau tidak mau Claery harus mengisi perutnya.
"Bodoh, gue gak peduli. Lo kalau takut yah keluar aja."
Dinda membulatkan matanya tak percaya. Ia pikir Claery sudah menganggapnya teman atau bahkan sahabat, ternyata ia salah.
Salah besar, Claery tampak tidak peduli padanya.
"Eh, a-aku ikut kamu aja deh." final Dinda sembari mengikuti Claery yang sudah meninggalkannya.
Di tempat lain.
Zefan tak melepaskan matanya dari Dinda yang sedang duduk bersama Claery. Begitupun dengan yang lain, melihat kedekatan keduanya senyum kecil terbit dari bibir mereka.
Ada apa sebenarnya?
"Jangan bilang lo jadiin Dinda sebagai alat untuk mempengaruhi Clae, Shak!!"
Shaka yang merasa di sebut namanya hanya mengangguk. Menyetujui apa yang baru saja dikatakan oleh Zefan.
"Jangan gila, Shak. Claery bukan tipe cewek yang main-main dengan ucapannya. Lo gak khawatir kalau sampe Dinda kenapa-napa?"
"Lo tenang, Zef. Kita udah rencanakan ini matang-matang. Lagian Shaka bakal jamin keselamatan Dinda," ucap Adnan sembari mengelus lengan Zefan.
Bukannya tenang Zefan malah semakin was-was. Black devil sangat meremehkan gadis kecil itu, astaga!
"Kalian jangan ngeremehin musuh woy!! Lo gak liat betapa nekatnya Claery hah!!"
"Dengar gue baik-baik!! Claery bukan orang biasa seperti yang kalian pikirkan. Dia itu mematikan, satu hal yang harus kalian tau. Kita adalah target selanjutnya!!"
Setelah mengatakan hal yang memang benar adanya Zefan berlalu meninggalkan sahabatnya yang masih diam.
Apa yang dikatakan Zefan adalah kenyataan. Claery itu mematikan terbukti dari beberapa tindakan yang gadis itu lakukan selama ini.
"Zefan benar. Kita gak boleh ngeremehin musuh, Shak. Dia cukup berbahaya."
Eric menatap wajah Shaka berharap ketua mereka itu ikut bersuara. Namun nihil, Shaka masih diam tanpa kata.
•
•Jelas sekali kalau Claery mendengar ucapan Zefan dan anggota black devil lainnya. Ia cukup puas sekarang. Black devil mengakui kekuatannya, baru seperti itu mereka sudah ketar ketir?
Dibanding balck devil yang terkenal dengan kekejaman saat menghadapi musuh. Claery lebih tertarik dengan musuh yang masih diam tetapi sudah bergerak cepat.
"Din, lo sibuk sebentar sore?"
Claery membersikan sudut bibirnya dengan tisu sembari menunggu jawaban dari Dinda yang sedang fokus pada makanannya. "Kalau gak sibuk temenin gue," ucap Claery lagi. Tapi kali ini ia menatap Dinda seakan memohon.
"Emm, kayaknya enggak bisa Clae. Aku ada urusan hehe," jawab Dinda.
Claery menautkan alisnya. Melihat gerak gerik Dinda yang cukup mencurigakan. Seperti sedang berbohong.
"Oh, lain kali saja kalau gitu."
Dinda mengangguk, ia tersenyum manis ke arah Claery. Seperti yang mereka katakan kalau senyum sang pemeran utama itu memabukkan.
Bohong.
Senyum yang Dinda tunjukan sangat sulit untuk di artikan. Claery bahkan sedikit sulit untuk mengartikan senyum manis itu.
"Dia cukup berbahaya ternyata." Batin Clae dengan senyum menyeringai.
HUHU WOAH HARI INI SAYA UP-NYA LUMAYANLAH. MUMPUNG OTAKNYA LAGI ENCER. BIASANYA SELESAI NULIS SATU BAB LANGSUNG HILANG LAGI IDENYA.
TYPO BERTEBARAN!!
JANGAN LUPA VOTE SAMA FOLLOW YAH, GUYS!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life Of The Antagonist [TERBIT]
Teen Fiction"Akh! Apa ini lelucon?" Gadis itu tersenyum miring. Ia terbangun ditubuh yang sama sekali tak dikenalinya. Meski berkali-kali menyingkirkan pikiran aneh yang mulai memenuhi otaknya, gadis itu tetap terlihat biasa aja. 𝗭𝗲𝗿𝗮𝘆𝗮 memutar bola mat...