𝗣𝗔𝗥𝗧 19

41.6K 5K 88
                                    

HAPPY READING
•••

Untuk hari ini Claery sampai disekolah agak kesiangan emang. Selain karena ada urusan yang harus diselesaikan Claery juga malas bertemu Shaka dkk yang katanya sudah masuk sekolah.

Untuk berjaga-jaga bagaimanapun juga Claery butuh orang lain untuk rencana kali ini. Untuk itu Claery harus menemui beberapa orang yang cukup terkenal dengan kekejamannya melawan musuh.

"Huuft, akhirnya beres juga. Tinggal tunggu para debu kotor itu bereaksi," gumam Claery dengan wajah datar seperti biasa.

Penampilan Claery itu rapi tidak berantakan layaknya anak nakal yang suka tawuran.

BRUMMM

BRUMM

BRUMM

Beberapa motor besar mulai memasuki kawasan sekolah. Siapa lagi kalau bukan black devil yang sangat terkenal itu.

Para siswa yang melihat kedatang Shaka dkk seketika berteriak senang saat pujaan hati mereka dengan perlahan membuka helm.

Sumpah demi apa tampannya gak berkurang!! KAK SHKAAA!!

Gila, kak Zefan makin anu!!

Anu palamu, gaje banget loh

Ish, terserah gue yah.

Aaaa, kak Alfi lope-lope sekebun!!

HUWAAA MAU NIKAH SAMA KAK ALFIIII

Nyeyeye alay lo semua. Pada caper iww

Heleh, model tampang doang!!

Zefan menyugar rambutnya ke belakang dengan sangat percaya diri. Mengedipkan matanya sembari tersenyum genit, hal itu tak luput dari mata sahabatnya.

"Ish, bukan teman gue sumpah!" ucap Jack merasa jijik melihat Zefan.

"Bilang aja lo sirik sama gue, Jack! Makanya tampan dulu baru lo bisa saingin gue." Zefan menaik turunkan alisnya dengan senyum mengejek ke arah Jack.

"Mau banget lo di akui, Zef. Orang mah kalau tampan mah tampan aja. Kagak perlu di akui orang juga tau. Mana yang asli sama kw."

Jleb

Menyentuh sekali bukan? Mulut pedas Jack biasanya tidak akan diam kalau sudah berhadapan dengan Zefan si jamet tingkat kakap.

"Udahlah, sama-sama jelek gak usah pada ribut. Si Shaka aja diam-diam bae. Padahal dia yang paling tampan disini," kata Adnan benar.

"Hahaha, diam gak tuh!"

"Hahaha, asli muka berdua tambah jelek."

Zefan memutar bola matanya malas begitupun dengan Jack yang tidak begitu peduli. Jelek atau tidak itu bukan urusan mereka.

Siapa suruh mandang fisik!

Berbeda dengan yang lainnya, Alfi hanya dia tanpa menanggapi sama sekali. Tatapannya terkunci pada sosok yang sedang berdiri tak jauh dari mereka dengan rambut yang sedikit berantakan.

Claery, gadis itu membalas tatapan Alfi dengan senyum sinis tercetak jelas. Hanya beberapa detik saja hingga akhirnya Claery membuang mukanya dan berlalu dari sana.

"Mari kita mulai dramanya, baby." batin Alfi berbicara.


Suasana kelas yang cukup ramai sedikit mengganggu Claery. Jika boleh memilih ia lebih suka sendiri daripada seperti sekarang.

"Gue mau bicara sebentar."

Claery terkejut saat tangannya ditarik secara tiba-tiba. Meski awalnya sangat kesal Claery lebih memilih untuk ikut saja daripada memberontak.

"Lepasin tangan gue, Alfi!" kesal Claery.

Yah, orang itu adalah Alfi alias suami Claery sendiri.

"Gue mau bicara sama lo, dan gak ada penolakan."

Alfi merapatkan wajah mereka. Tatapannya kini tertuju pada bibir pink milik Claery. Entah apa yang ia pikirkan, Alfi menginginkan bibir itu menjadi miliknya, yah miliknya.

"Lo mau bicara atau mau liatin gue, hmm?" tanya Claery seakan mengetahui apa yang sedang cowok itu pikirkan.

Alfi masih diam dengan perasaan aneh sedangkan Claery malah dengan beraninya mengelus lembut wajah tampan milik Alfi.

Dari sekian banyak gadis hanya Claery yang berani melakukannya. Siapa yang takut? Claery?

Mimpi!

"Lo mau apa hmm?"

"Mau ini?" tanya Claery sembari menunjuk bibirnya sendiri.

Dalam hati Claery sudah mengutuk Alfi habis-habisan. Dia bertingkah seperti wanita penggoda sekarang.

Alfi mengangguk tanpa sadar, ia seakan terbuai oleh netra hitam dan wajah cantik milik Claery. Detak jantung yang mulai menggila semakin membuat Alfi tak bisa mengendalikan diri.

"Sshhh, lo!"

"Santai, gue gak ngapa-ngapain lo. Cuman gini doang."

Masih dengan tatapan yang sama namun kali ini Alfi menelan ludahnya dengan susah payah saat Claery mengelus pelan dadanya.

"Sssshhh, h-hentikan Clae. Gue bisa hilang kendali," kata Alfi dengan suara rendah miliknya.

Claery menundukkan kepalanya dengan senyum miring. Ia berhasil membuat Alfi seperti sekarang. Lihat saja cowok itu akan meminta lebih dari ini.

Etsss, jangan salah. Claery bukan orang bodoh yang dengan mudah masuk dalam permainan mereka.

Jika mereka bermain dengan cara halus maka Claery bisa lebih halus dari mereka.

"Lo buang-buang waktu gue, Al," bisik Claery.

Setelah itu Claery meninggalkan Alfi yang sepertinya sedang menahan sesuatu. Dengan wajah yang memerah Alfi mengacak rambutnya frustasi. Ia menginginkan lebih dari yang tadi.

"Akh! Gue mau lo Claery!!!" teriak Alfi dengan suara yang sedikit tertahan.

Tanpa Alfi sadari Claery tengah menertawakannya. Gadis itu belum benar-benar pergi, ia masih tertarik melihat wajah Alfi yang menggeram marah.

"Lo masuk dalam permainan gue, Al."

Claery merapikan seragamnya yang sedikit kusut. Ia juga membersikan tangannya dengan tisu mengingat baru saja menyentuh wajah Alfi.

Kuman.

TYPO BERTEBARAN!!
MENERIMA KRITIK DAN SARAN.

Second Life Of The Antagonist [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang