HAPPY READING
•••Gadis bermata bulat itu tersenyum manis. Pipinya berisi dan kemerah-merahan. Bulu matanya lentik, hidungnya mancung, juga bibirnya berwarna pink alami.
"Hai Kak," sapanya dengan tatapan tedu.
Zeraya terhipnotis melihat keindahan di depan matanya. Sungguh, dijabarkan seperti apapun sepertinya tidak akan cukup.
"Siapa?" tanya Zeraya masih dengan wajah memuja.
"Hai, Kak. Aku Claery." dia tersenyum lagi. Zeraya meneguk ludahnya dengan kasar.
Dia seperti bidadari. Cantik, sangat cantik.
"Maaf, maaf kalau membuat Kakak terjebak dalam duniaku." Claery Asli menunduk. Suaranya terdengar lirih.
"Kenapa? Kenapa harus gue?" tanya Zeraya. Ia harus tahu alasannya bukan?
Claery menyelipkan rambutnya di telinga. Kulitnya bersinar, rambutnya sangat hitam. Sempurna!
"Aku tidak bisa menghadapinya, aku tidak sekuat itu, Kak. Duniaku terlalu menakutkan, menyeramkan. Dipenuhi oleh orang gila tanpa otak. Mereka seperti monster," kata Claery sembari menatap lurus ke depan.
Zeraya menautkan alisnya. Wajah itu terlihat takut, resah. Tubuhnya juga bergetar.
Apa Claery menangis?
"Maksud lo?"
Claery menatap Zeraya yang duduk disampingnya. Meski wajah Claery sudah dipenuhi oleh air mata kadar kecantikan bak ratu bidadari itu tidak berkurang sedikitpun.
"Tidak ada yang bisa dipercaya di duniaku, Kak. Tidak ada orang baik, bahkan mereka yang terlihat begitu peduli bisa jadi, merekalah monster yang paling jahat."
Claery menunduk lagi, dengan nafas yang mulai tak beraturan. Bahu gadis kecil itu kembali bergetar. Dia menangis, tangisan yang terdengar menyedihkan.
"Kak, aku sangat bahagia. Ditakdirkan dengan sempurna tanpa kurang sedikitpun. Dari sisi manapun aku terlihat sempurna, Kakak mengakui itukan?"
Zeraya mengangguk mantap. Apa yang Claery ucapkan memang benar, jika ia cowok sudah menjadikan Claery miliknya. Tidak akan membiarkan siapapun menyentuhnya kecuali Zeraya seorang.
Tapi, itu seandainya. Zeraya masih waras.
"Siapapun cowok yang melihatku tidak akan pernah lolos dari pesonaku, hehe. Awalnya aku sangat senang, hingga hari itu, dimana aku menyadari kalau itu adalah mala petaka besar."
"Mereka hanya memiliki dua pilihan. Hidup bersamaku atau membunuhku. Aku ketakutan, saat satu persatu mereka mulai menyatakan perasaanya."
Claery menatap Zeraya dengan bibir bergetar menahan tangis. Tangan mungilnya meremas kuat unjung baju yang terlihat mewah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life Of The Antagonist [TERBIT]
Teen Fiction"Akh! Apa ini lelucon?" Gadis itu tersenyum miring. Ia terbangun ditubuh yang sama sekali tak dikenalinya. Meski berkali-kali menyingkirkan pikiran aneh yang mulai memenuhi otaknya, gadis itu tetap terlihat biasa aja. 𝗭𝗲𝗿𝗮𝘆𝗮 memutar bola mat...