𝗣𝗔𝗥𝗧 18

44.5K 5K 96
                                    

Halo guys jangan lupa Follow sama vote, yah. Untuk kritik dari kalian terimakasih. Emang agak gaje sih ceritanya tapi yaudahlah gas aja wkwk.
•••

Tempat dimana Zefan, Adnan dan yang lainnya dirawat tampak begitu ramai. Sesekali mereka tertawa untuk sekedar menghibur teman mereka yang kini terbaring lemah.

"Gaya-gayaan lo, Zef.  Pengen bantai si Clae, endingnya malah lo yang di bantai." Eric tertawa puas di ikuti oleh beberapa anggota black devil yang lain.

"Hahaha, asli langsung di dor gak tuh." Jack juga menimpali ucapan Eric barusan.

Zefan menatap kesal ke arah Eric yang masih menertawakannya. Coba saja kalau ia sedang tidak seperti ini mungkin cowok berlesung pipi itu sudah habis ditangannya.

"Ngapa lo liatin gue kek gitu? Mau gue colok mata lo?" tanya Eric sembari melototkan matanya pada Zefan.

"Hahahah sumpah muka lo tambah hancur, Zef. Pliss lo jangan buat gue mimpi buruk entar."

HAHAHAH

Semua tertawa mendengar penuturan Jack. Cowok berkumis tipis itu sangat tidak menjaga kata-kata mutiaranya. Lihat saja wajah Zefan yang sudah memerah menahan amarah yang siap meledak.

"Keluar lo semua!" perintah Zefan dengan wajah datar.

Bukannya keluar anggota black devil malah tertawa ngakak. Wajah kesal milik Zefan terlihat lucu? Ah, tidak mungkin.

"Shak, jadi apa rencana lo selanjutnya?"

Semua diam.

Menunggu jawaban dari seorang Shaka sebagai sang ketua. Sedangkan Shaka masih diam dengan tatapan tajam ke arah Zefan dan Adnan yang terbaring.

"Bunuh Claery!" ucap Shaka tegas tanpa mengalihkan pandangannya.

Beberapa anggota menganga tak percaya. Sedangkan yang lain tersenyum miring. Apa yang dikatakan Shaka memang sudah benar. Membunuh Claery adalah pilihan yang tepat.

"Atur rencana untuk menghabisi gadis kecil itu. Jangan biarkan ia bernafas dengan tenang di bumi. Dia, harus mati dengan cara yang mengenaskan!"

Semua mengangguk patuh kecuali satu orang yang kini masih diam tanpa kata. Tatapannya rumit antara ia dan tidak, ia bingung.

"Al, mulai sekarang lo dekati Claery. Ambil hatinya kalau perlu buat ia jatuh cinta sama lo dengan sejatuh-jatuhnya. Dengan begitu akan sangat mudah buat kita bantai gadis kecil itu," jelas Adnan dengan tangan terkepal.

Alfi mengangguk sebagai jawaban. Bukan hal yang sulit, tapi bagaimana kalau Alfi yang akan jatuh dalam permainannya sendiri?

Hal itu bisa terjadi kan?

"Besok kita mulai sekolah, dan jangan lupa buat kalian untuk menjalankan semua rencana kita," ucap Shaka berjalan ke arah pintu.

"Satu lagi, gue gak suka penghianat!"

Dari tatapannya Alfi dapat menebak kalau Shaka meragukannya. Tidak salah memang, siapapun bisa berkhianat bahkan orang yang paling dipercaya sekalipun.

"Gue paling benci penghianat, jadi lo tenang aja Shak. Gue gak bakal lakuin hal bodoh." batin Alfin yakin.

Tidak meyakinkan. Siapa yang tahu perihal hati seseorang? Bukankah ia sangat mudah berubah?


"Aaaa, seneng banget bisa temenan sama Clae!!" ucap Dinda senang.

Raut wajahnya yang berseri dan senyum yang tak lepas dari bibirnya semakin membuat Dinda terlihat cantik.

"Claery baik banget, satu lagi cantik banget pokoknya, mah!!" puji Dinda.

Seperti pemeran utama pada cerita lainnya. Sosok Dinda sangat sempurna tanpa ada cela sedikitpun.

Claery yang sedang duduk menatap malas ke arah Dinda yang tak henti-hentinya berbicara.

"Cantik, lo emang cantik Din. Tapi, yah gitu."

Daripada melihat tingkah Dinda layaknya bocah Tk, Claery lebih memilih untuk mendongakkan kepalanya menatap langit yang mendung.

Entah sudah sampai mana ceritanya berjalan. Claery sama sekali tidak peduli, jikapun melenceng dari alur yang seharusnya menurut Claery itu jauh lebih menarik.

"Biasanya musuh paling berbahaya itu adalah orang yang bertingkah bodoh. Seakan tidak tau apa-apa padahal dia adalah pemain yang handal." kekeh Claery sembari menatap tajam ke arah dinda yang kini tengah tersenyum ke arahnya.

Dalam segala hal Claery tidak bisa diragukan. Jika author menjadikan tokoh protagonis sebagai pemeran utama yang sempurna maka Claery adalah sosok antagonis yang jauh lebih sempurna.

Dinda hanyalah debu yang kapan saja bisa disingkirkan dengan mudah oleh Claery.

Sedangkan black devil? Ah, mereka bahkan tidak berguna sama sekali dimata Claery.

"Kalian hanya sampah yang tidak berguna. Harus dimusnakan agar tidak mengotori yang lain."

TYPO BERTEBARAN GUYS.
MOHON MAAF KALAU ADA KATA YANG KURANG PAS :V

Second Life Of The Antagonist [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang