𝗣𝗔𝗥𝗧 15

50.3K 5.8K 67
                                    

HAPPY READING
•••

Jangan berpikir kalau cerita Claery akan sama seperti transmigrasi lainnya. Ketika sang antagonis berubah maka tokoh utama dalam cerita akan menaruh hati atas perubahannya yang dianggap luar biasa.

Nyatanya memang berbeda. Bukannya senang atas perubahan Claery mereka malah was-was karena bagi mereka untuk menghabisi Claery akan semakin sulit.

"Jadi gimana?"

"Semuanya sudah beres. Kita langsung temui Claery langsung!"

Alfi mengangguk, perlahan senyum kecil terukir di bibirnya. Membayangkan Claery akan habis malam ini sungguh adalah kebahagiaan yang tidak bisa dijelaskan.

"Al, seperti rencana kita, buat Claery yang memulai keributan," ucap Shaka sembari menyelipkan senjata di bagian belakang celananya.

"Oh iyah, senjatanya gak ada lagi yang mau dibawah?" tanya Zefan yang sedari tadi sibuk mempersiapkan apa yang mereka butuhkan nanti.

"Cukup. Dia bukan musuh besar."

Terlalu meremehkan musuh?
Ah, anggap saja mereka seperti itu.

Kini motor geng Black Devil memenuhi jalan raya. Jaket kebesaran yang menjadi ciri khas mereka.

Di tempat lain.

Claery menepuk tangannya pelan. Semua sudah selesai dan tinggal menunggu mereka yang datang menyerahkan diri dengan cuma-cuma.

"Rik, gue bakal naik ke atas. Dan lo, di sini sesuai apa yang gue bilang sebelumnya."

"Sumpah lo mau tumbalin gue, Clae. Tega bener sama teman juga. Gimana kalau lo aja yang disini?" tawar Riko.

Bagaimana kejamnya black devil tentu saja Riko tahu. Bertahun-tahun ia bersama dengan Shaka dkk jadi ia tahu semuanya.

"Dengerin gue Rik, kalau gue disini yang ada rencana kita gak bakal mulus. Nurut aja napa sih," kesal Claery tak habis pikir.

Riko menghentakkan kakinya kesal, ia tak mau menjadi sasaran kemarahan Shaka apalagi Alfi si monster jahat itu. Nyalinya tidak seperti Claery tahan banting.

"Nih, lo bisa pake senjata inikan?"

"Bisalah, lo pikir gu-"

"Bagus."

"Lo tenang aja, gue bakal mastiin lo gak bakal lecet sedikitpun. Gue bakal pantau mereka dari lantai atas. Oke?"

Riko mengangguk pasrah, ia sudah pasrah dengan hidupnya sendiri. Jaminan tak ada lecet sama sekali tidak membuat senanng, tidak lecet memang, tapi jantungan.

"Oke, mereka sudah dekat. Gue ke atas sekarang."

Setelah menepuk pundak Riko, Claery menaiki anak tangga satu persatu dengan senjata di tangannya. Penembak jitu, tidak salah lagi.

BRUMM BRUMM BRUMM BRUMM

Mendengar suara motor di luar yang saling bersahutan membuat jantung Riko rasanya sedang dandutan didalam sana. Dengan tangan gemetar serta keringat yang mulai bercucurabn Riko berjalan ke arah pintu.

"Akhirnya kalian datang juga," ucap Riko sembari tersenyum kecil.

"Gak usah basa-basi. Dimana Claery?" tanya Zefan menggebu-gebu.

"Santai bro, mau minum dulu atau gim-"

Bugh

Shaka memberi satu pukulan sebagai permulaan. Ia tak suka terlalu banyak bicara, tujuan mereka kesini untuk menghabisi Claery bukan untuk minum gak jelas.

"Dimana Claery?"

Suara dingin Alfi membuat Riko seketika menelan salivanya dengan susah payah. Entah dimana Claery sekarang ia ketakutan.

"Habisi dia sekarang!"

Bugh

Bugh

Bugh

Sreeek

Bugh

Seketika Riko terkapar tak berdaya. Selain kalah jumlah ia juga kalah tenaga dengan Shaka. Dan apa katanya jaminan tidak lecet?

Dasar teman laknat.

"Akh, s-stop gue g-gak kuat," rintih Riko.

Black Devil tersenyum miring. Lebih dari lima puluh anggota yang ikut, beberapa lainnya bertugas menjaga gerbang takut kalau Claery akan melarikan diri.

DOR

DOR

DOR

Tiga peluru berhasil menumbangkan tiga anggota black devil. Sontak hal itu membuat mereka terkejut entah darimana asal peluru itu.

"Al, cari tahu darimana asal peluru itu!!" perintah Shaka.

Alfi segera mencarinya di ikuti oleh beberapa yang lain. Sedangkan Zefan, Adnan, dan Shaka sudah memasuki kediaman Riko guna untuk mencari keberadaan Claery.

Shaka yakin kalau cewek itu ada disekitaran mereka.

Di sisi lain.

Claery kembali mengarahkan senjatanya ke arah bawah di mana anggota black devil berada. Mereka akan sulit menemukan Claery tentu saja.

Dor

Dor

Dor

Tepat sasaran.

Sudah Claery bilangkan kalau mereka datang untuk menyerahkan diri sendiri? Lihat saja, bahkan sudah banyak dari mereka yang tak berdaya.

"Ah, bocah. Mau bantai gue malah mereka yang di bantai," kekeh Claery.

•••

"Al, gimana? Udah ketemu?" tanya salah satu anggota Bd bernama Eric.

"Belum, sekarang kita pencar. Lo kesana, dan gue bakal periksa disini."

Eric mengangguk dan segera menjalankan perintah dari Alfi. Setelah kepergian Eric, Alfi mulai mencari pelakunya yang ia yakini itu adalah Claery, istrinya.

Brakk

Brakk

Alfi mendobrak paksa pintu yang tertutup rapat. Ia sangat yakin kalau ada seseorang didalam sana, dan itu adalah Claery.

Brakk

Berhasil.
Dengan pelan-pelan Alfi menyelinap masuk, berjaga-jaga kalau ada orang yang tiba-tiba menyerangnya.

Namun nihil Alfi tidak menemukan siapa-siapa kecuali kegelapan. Meski begitu Alfi masih tetap yakin kalau disini ada orang lain.

Bugh

Bugh

Alfi mengusap bibirnya berdarah, di tengah kegelapan akan sangat sulit melihat siapa yang baru saja menyerangnya tiba-tiba.

"Setelah masuk ditempat gue, lo bakal keluar tanpa nyawa."

Suara itu.

Alfi mengenal suara itu. Claery, itu adalah Claery yang sedang berdiri tak jauh dari Alfi.

"Jangan main-main sama gue, lo bisa mati ditangan gue saat ini juga, ClAE!!"

"See? Bahkan gue gak yakin lo biasa keluar dengan selamat," bisik Claery tepat di telinga Alfi.

Bugh Bugh Bugh Bugh

Dalam hitungan menit akhirnya Alfi jatuh tersungkur di hadapan Claery. Cowok itu tidak sadarkan diri setelah Claery menghajarya habis-habisan.

"Ini baru permulaan, astaga."

TYPO BERTEBARAN, GUYS!!

RABU, 19 APRIL 2023

Second Life Of The Antagonist [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang