∆Happy reading guys∆
•
•
Zeraya akui sekolah dari sang pemilik tubuh sangatlah mewah. Benar kata mereka, para author tidak main-main nyaris sempurna dimata Zeraya.
"Ais, berisik."
Zeraya melanjutkan langkahnya. Meski sedikit terganggu dengan ucapan pedas yang masuk ke indra pendengarannya. Tapi, siapa yang peduli?
Kasian banget yah, udah cintanya di tolak sekarang ia juga harus kesakitan.
syut, jangan keras-keras nanti orangnya dengar.
gak tau diri banget. Udah tau kak Shaka sukanya ama Dinda.
Buset, si Clae tatapannya tajam banget.
Auranya beda, woy!!
Tak! Tak!
Zeraya menghentikan langkahnya.
Tersenyum dengan wajah datar. Coba saja yang sekarang adalah Claery yang asli mungkin gadis itu sudah mencakar wajah siapa saja yang berani membicarakan dirinya.
"CLAERYY!!!"
"CLAERY LO BENERAN GAPAPA? SHAKA GAK MUKUL LO LAGI KAN? GAK ADA YANG LUKA KAN? ASTAGA! LO KENAPA DIAM AJA, JAWAB GUE."
sudahlah.
Zeraya memutar bola matanya malas. Apa semua pemeran di novel sangat cerewet? Ah, lihat saja gadis didepannya ini.
"Akh! Clae, apa Shaka buat lo sampai bisu kek gini?" gadis itu menggelengkan kepalanya. Pikiran yang tak masuk akal mulai memenuhi otak kecilnya.
"Gue gapapa. Lo tenang aja," jawab Zeraya belum mengubah raut wajahnya.
"C-claery, wajah l-lo nakutin. Ih, jangan digituin!"
"Menjauh, kalau lo takut sama gue."
Nala membulatkan matanya setelah itu ia menyentil dahi sahabatnya itu. Enak saja, setelah perjuangan untuk menjadi sahabat Claery, ia tidak akan pergi begitu saja. Tak peduli sekalipun banyak yang tak suka pada Claery. Nala akan selalu menjadi sahabat yang berguna untu Claery.
"Santai besti. Lo udah makan belom?"
Zeraya menggeleng pelan.
• 𝗼𝗸𝗲 𝗺𝘂𝗹𝗮𝗶 𝘀𝗲𝗸𝗮𝗿𝗮𝗻𝗴, 𝗭𝗲𝗿𝗮𝘆𝗮 𝗸𝗶𝘁𝗮 𝗽𝗮𝗻𝗴𝗴𝗶𝗹 𝗖𝗹𝗮𝗲𝗿𝘆 •
•••••
Suasana kantin sangat ramai. Para siswa begitu menikmati makanannya yang baru saja mereka pesan. Sama dengan Shaka dkk yang sekarang sedang asik berbicara.
"Clae, kita duduk di sana aja."
"Hmm."
"Eh, lo mau pesan apa?" tanya Nala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life Of The Antagonist [TERBIT]
Teen Fiction"Akh! Apa ini lelucon?" Gadis itu tersenyum miring. Ia terbangun ditubuh yang sama sekali tak dikenalinya. Meski berkali-kali menyingkirkan pikiran aneh yang mulai memenuhi otaknya, gadis itu tetap terlihat biasa aja. 𝗭𝗲𝗿𝗮𝘆𝗮 memutar bola mat...