"Lo takut sama gue?" Ulangnya lagi sambil menyeringai. Membuat lidah Jihan kelu untuk sekedar menjawab pertanyaan cowok itu.
Jihan terdiam bengong menatap cowok itu.
"Ha?.... Ahh engga." Ucap Jihan terbata, dengan muka cengo sambil memalingkan wajahnya.Beberapa menit terdiam, dengan Alex yang masih terus menatap Jihan dan Jihan yang memalingkan wajahnya dari cowok itu.
Jihan merasa canggung luar biasa, cewek itu lalu memutuskan untuk kembali menunduk, mencoba memfokuskan pandangannya lagi pada buku yang masih ia genggam.
Sedangkan disebelahnya, Jihan melihat dari sudut matanya, cowok itu membuka tudung hoodienya, sebelum kembali menatap Jihan intens dengan pandangan yang tak bisa di artikan.
Tak lama, tiba-tiba saja tangan seseorang melewati pandangan Jihan dari buku yang tengah dirinya baca. Tangan tersebut mendekat dan bergerak menyentuh dada bagian atasnya.
Refleks, dengan cepat Jihan mendongakkan kepalanya terkejut menatap Alex. Sang pelaku yang sedang menyentuh dada nya itu.
"Memar..." bisik Alex kepada dirinya sendiri, sambil mengelus kulit dada Jihan yang sedikit terekspos karena cowok itu, dan tanpa sadar sudah membuka satu kancing seragam Jihan.
Sedangkan Jihan, cewek itu sedari tadi hanya bisa melongo menatap Alex yang masih mengelus-elus dada atasnya.
Tubuhnya benar-benar membeku, dirinya masih memproses apa yang tengah terjadi saat ini.
Tak lama, Alex makin menurunkan jarinya, hingga hampir menyentuh dada Jihan. Membuat Jihan tiba-tiba tersadar dengan apa yang terjadi.
Sialan, bukankah ini PELECEHAN?!?
Ucap Jihan emosi dalam benaknya.Dengan cepat Jihan mendorong tubuh Alex sekuat tenaga saat dirinya sudah sadar dengan perlakuan mesum cowok sialan itu. Namun sialnya, bukan tubuh cowok itu yang terdorong, malah Jihan yang terdorong kebelakang hingga punggungnya menabrak dinding bus dan jatuh tersungkur ke bawah lantai.
Shit. Cowok ini thanos atau apa?!?!
Sambil kesakitan, Jihan mengaduh.Sementara itu, Alex, cowok sialan itu malah dengan santai menundukkan kepala menatap Jihan dibawah sana yang terlihat kesakitan.
"You okay down there?" Tanya Alex dengan santainya, membuat Jihan benar-benar ingin mengunyah otak cowok sialan itu dan membagikan sisanya kepada hamster peliharaan nya.Dengan marah, Jihan berusaha bangkit dari sana dan memungut bukunya yang ikut terlempar akibat dirinya yang terjatuh tadi, sambil menatap Alex dengan tatapan permusuhan.
Lain hal-nya dengan Alex yang malah dengan santai menyenderkan tubuhnya di kursi bis sambil memasukkan tangannya ke saku celana, lalu kembali memejamkan matanya.
Hampir saja kepalan tangan Jihan mengenai cowok itu, tangannya tiba-tiba saja tangannya terhenti di udara saat dirinya mendengar ucapan Alex.
"Keluar dari sana." Ucap Alex tiba-tiba.
Jihan terdiam menatap Alex bingung, namun saat mengingat perilaku cowok ini saat melihat memarnya tadi, firasatnya mengatakan Alex tengah berbicara tentang keadaan dirinya dan abangnya.
Cowok ini... tak mungkin tau kan?
Apa sekuat itu suaranya sampai terdengar keluar apartment?
Tanya Jihan cemas, pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Alex, Count Me In [END]
General Fiction[Maaf, cerita ini tidak untuk diterbitkan🙏🏻] Jihan mengetuk pintu unit apartment Alex, cowok yang tinggal berhadapan dengan unit apartment Jihan. Pipi cewek itu terlihat lebam dengan air mata mengalir, namun herannya wajah cewek itu terlihat datar...