Jihan mendorong Alex kuat hingga tautan mereka terlepas. Setelah ciuman mereka terlepas dan tubuh mereka telah berjarak, Jihan terlihat menatap Alex dengan tatapan tak percaya sambil menutup mulutnya sendiri.
Cowok ini— apa melakukan hal ini ke semua orang?!
Kenapa bisa sesantai itu mencium orang lain!?
"Alex..." bisik Jihan, mencoba menatap ke manik mata Alex. Jihan sebenarnya ragu ingin mengucapkan ini atau tidak, tapi sepertinya cowok ini perlu untuk di nasihati, jangan sampai kelak melewati batas.
"Mau sebebas apapun pergaulan lo, ga boleh cium orang lain sembarangan."
Jihan mencoba menormalkan raut wajahnya dan menasihati Alex dengan tulus. Berharap Alex tak tersinggung dan menerima nasihat darinya.
Saat mengatakan itu, Jihan berdiri kaku dengan kedua kakinya sambil masih menutup mulutnya menatap Alex dengan tatapan gugup.
Alex yang melihat reaksi lucu dan ucapan sangat tak terduga dari cewek itu, mengangkat alis sebelahnya, dengan mata yang mengerling menatap Jihan.
Cewek kecil ini, bahkan menasihatinya tadi.
Ucap Alex dalam hati sambil mendengus geli.
"Oh ya?"
"Gue ga tau, gue pikir boleh." Alex berucap dengan raut wajah pura-pura serius.
'Sudah Jihan duga, cowok ini pasti sudah terbiasa melakukan itu dengan siapa saja.'
Jihan meringis sambil menggelengkan kepalanya.
Tak lama, Alex terlihat berpura-pura berfikir sambil mengusap dagunya.
"Tapi kalo sama lo doang boleh?"
Ucap Alex, yang sedetik kemudian langsung menundukkan badannya ke arah Jihan.
Wajah Alex juga perlahan ikut mendekat ke arah Jihan hingga jarak antara wajah mereka hanya tersisa 5 cm.
"Hmm?" Gumam Alex, menatap Jihan tepat ke bola mata cewek itu sambil tersenyum tipis.
Jihan yang ditatap seperti itu, hanya bisa terdiam kaku antara terkejut dengan jarak tubuh mereka saat ini atau senyum Alex yang baru kali ini Jihan lihat dalam keadaan sedekat ini.
Dalam keadaan yang sedekat ini, Alex terlihat meneliti wajah Jihan.
Melihat Jihan yang hanya bisa terdiam, dirinya menyunggingkan senyum seringainya.
Tak lama bibir Alex berkedut geli melihat betapa gugup dan kakunya ekspresi Jihan saat ini.
Jihan yang melihat kedutan di bibir Alex, nampaknya sudah sadar jika Alex hanya menggoda nya.
Dengan cepat Jihan langsung menjauhkan tubuhnya dari Alex dan langsung mememukul lengan Alex kuat sambil memasang raut wajah sebal kepada cowok itu, membuat Alex kembali tersenyum melihat reaksi Jihan yang cemberut saat yang memukul lengannya tadi.
Alex lalu menegakkan badannya lagi dan melipat kedua tangannya di depan sambil menatap Jihan geli.
Tangan bersedekap dan dagu ke atas.
Jihan saat ini terlihat tengah meneliti sikap tubuh Alex yang sedang cowok itu lakukan saat ini.
"Alex, Lo selalu ngelakuin gaya itu. Kenapa?"
Tanya Jihan, tiba-tiba bertanya setelah dirinya meneliti postur yang selalu Alex lakukan itu.
"Maksud lo?"
"Itu." Jari cewek itu bergerak menuju ke arah tangan Alex yang tengah bersedekap di didepan dada, lalu perlahan naik menuju ke arah dagu Alex yang sedikit terangkat, seperti gaya mendominasi. "Gaya angkuh kayak gitu." Lanjut Jihan pelan.
Alex yang mengerti maksud Jihan, menaikkan salah satu sudut bibirnya sebelum membuka suaranya.
"Manusia harus punya kepercayaan diri."
"Bukannya udah pernah gue bilang, jangan pernah nunjukin kalo lo takut." Lanjut Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Alex, Count Me In [END]
General Fiction[Maaf, cerita ini tidak untuk diterbitkan🙏🏻] Jihan mengetuk pintu unit apartment Alex, cowok yang tinggal berhadapan dengan unit apartment Jihan. Pipi cewek itu terlihat lebam dengan air mata mengalir, namun herannya wajah cewek itu terlihat datar...
![Dear Alex, Count Me In [END]](https://img.wattpad.com/cover/329885529-64-k383491.jpg)