6.

138K 9.3K 172
                                    

Double up check!

__

Alex menatap datar Jihan dari atas sampai bawah tubuh cewek itu, sebelum mempersilahkan Jihan masuk ke dalam apartmentnya sambil membantu membawa koper Jihan.

Sedangkan Jihan, dirinya yang sudah lelah, tak memperdulikan apa-apa lagi. Jihan dengan berani langsung melangkah masuk ke dalam apartment Alex.

Jihan melihat, Alex tadi menatap tubuh Jihan dengan pandangan datar, mungkin Alex tak berekspektasi jika tubuh Jihan akan seperti ini.

Cowok itu mungkin lebih suka dengan perempuan bertubuh mulus yang akan masuk ke dalam apartmentnya.

Namun, yang tak Jihan ketahui adalah jika sedari tadi, dibelakang sana, Alex ternyata tengah menatap luka-luka di tubuh Jihan sambil mengeraskan rahangnya. Bukan karena Alex tak suka dengan kedatangan Jihan yang tubuhnya tak semulus saat terakhir kali mereka bertemu. Alex... hanya sangat membenci pelaku yang membuat tubuh Jihan seperti itu.

Jihan berhenti melangkah saat sudah sampai di ruang tamu apartment Alex. Terlihat Jihan menundukkan wajahnya, dirinya malu jika Alex melihat wajah bengkak nya seperti ini, bibirnya bahkan robek akibat tamparan yang Brian layangkan kepadanya berkali-kali.

"Kopernya simpen di kamar."
Ucap Alex datar sambil membawa koper Jihan satunya yang sedang Alex genggam.

Jihan menurut saja, dirinya lalu mengikuti Alex berjalan ke sebuah kamar yang mungkin akan menjadi kamarnya nanti?

Alex menaruh koper tepat di sebelah tempat lemari di bagian kanan, membuat Jihan yang melihat itu, ikut menaruh koper ke sana sambil masih sebisa mungkin menjauhkan matanya tak ingin bertatapan dengan Alex.

"Tiduran di kasur, gue ambil P3K." Ucap Alex singkat, sebelum melangkahkan kakinya keluar kamar.

Jihan menatap punggung Alex yang mulai menjauh, dirinya lalu menatap sekeliling kamar itu dalam diam.

Tak lama, terdengar langkah kaki Alex yang kembali mendekat, membuat Jihan dengan cepat berbaring ke kasur, menuruti perintah cowok itu tadi.

Dari sudut mata Jihan, terlihat Alex sudah masuk ke dalam kamar. Cowok itu menutup pintu kamar itu dan mulai menghidupkan pendingin ruangan, sebelum mendekat ke arah Jihan sambil memegang kotak P3K.

Alex mengambil kursi, lalu meletakkan kursi itu di samping kasur untuk dirinya duduki. Lalu mulai menatap tubuh Jihan yang kini tengah dalam posisi berbaring, menatap Jihan dari atas ke bawah dengan intens.

Jihan yang menyadari tatapan yang Alex layangkan kepadanya, kesulitan mengatur pandangannya. Dirinya bingung ingin menatap ke arah mana, karena sedari tadi dirinya mencoba sebisa mungkin membuat matanya agar tak bertatapan dengan Alex.

Setelah puas meneliti tubuh Jihan, Alex mulai membuka kotak P3K tersebut, dan mulai mengobati tubuh Jihan dalam diam.

Jihan meringis saat Alex mulai mengusapkan luka Jihan dengan cairan antiseptik, namun saat melihat raut datar cowok itu, Jihan berhenti mengaduh. Sudah baik Alex mau merawat lukanya seperti ini, Jihan malah tidak tau diri meringis-ringis kesakitan seperti tadi.

"Teriak kalo sakit." Ucap Alex singkat, menyuruh Jihan untuk tak menahan teriakannya.

Jihan yang mendengar itu menggelengkan kepalanya, cewek itu tak ingin membuat kegaduhan seperti itu disini.

"Plesternya nanti biar aku sendiri." Balas Jihan pelan, yang nampaknya tak digubris sama sekali oleh Alex.

Setelah membersihkan luka Jihan, Alex mulai mengambil plester dan menutup luka-luka di wajah cewek itu yang telah dirinya bersihkan dengan cairan antiseptik.

Dear Alex, Count Me In [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang