Jihan berdiri didepan pintu apartment Alex sambil memencet bel apartment cowok itu beberapa kali. Cewek itu sedari tadi sudah menunggu, namun Alex tak juga kunjung membuka kan pintu.
Menggaruk dahinya yang tak gatal, Jihan lalu menatap pintu apartment nya sendiri yang berada di sebrang unit apartment Alex.
Jika pulang sekarang, Jihan yakin di dalam sana ada abangnya beserta teman-teman bajingan cowok itu yang selalu menggoda Jihan, membuat Jihan benar-benar tak betah untuk sekedar kembali pulang ke apartmentnya.
Itu sebabnya Jihan lebih memilih untuk tetap di sekolahannya setelah pulang sekolah, setidaknya sampai mereka semua sudah pergi.
Cewek itu lalu kembali memfokuskan dirinya pada pintu dihadapannya yang belum juga dibuka oleh pemiliknya ini.
Jihan mencoba memencet bel kembali.
Baiklah ini terakhir kalinya, jika masih tak ada tanda-tanda kehidupan di dalam sana, maka Jihan benar-benar akan pergi dari sini.
"Kemana sebenarnya cowok itu?" Gumam Jihan bingung.
Jihan menatap pintu itu sebentar, sebelum memutuskan untuk pergi dari sana.
"Mau kemana lo?" tanya seseorang tiba-tiba saat Jihan baru saja hendak melangkahkan kakinya menjauhi pintu apartment Alex.
Mendengar suara itu, Jihan menoleh ke arah orang tersebut.
"Katanya disuruh ngerjain pr." ucap Jihan, sedikit kesal.
Alex tersenyum menyeringai mendengar itu, cowok itu lalu berjalan mendekat ke arah Jihan dan berdiri di hadapan pintu apartmentnya untuk membuka pintu itu.
"Lo semangat banget pengen ngerjain pr gue." ucap cowok itu, sambil memutar kunci apartmentnya.
"Bukan gitu, gue cuma males kalo harus berurusan sama orang dan urusan itu ga selesai secepatnya." Balas Jihan malas.
Alex tak menggubris ucapan cewek itu. Namun Jihan dapat melihat cowok itu mengangguk-anggukan kepalanya dengan cara menyebalkan sambil membuka pintu apartment untuk mereka berdua masuk.
"masuk." ucap cowok itu singkat.
Jihan mengangguk. Tapi sebelum memasukkan seluruh badannya, cewek itu memajukan kepalanya sedikit ke dalam pintu, hendak melihat isi apartment cowok itu.
Apa tak apa masuk kedalam sini?
Bagaimana kalau seandainya cowok ini pembunuh berantai?
Sepertinya pintu ini mudah dibuka dari dalam.
Tak ada yang aneh di dalam apartment cowok ini.
Mungkin aman?
Jihan sedari tadi sibuk dengan pemikirannya sendiri. Sampai tak sadar cowok disampingnya memperhatikan dirinya.
"Mau masuk apa engga?" tanya cowok itu malas.
Jihan menarik kepalanya lagi, lalu menatap Alex dan mengangguk.
Cewek itu membiarkan sang tuan rumah masuk terlebih dahulu sebelum dirinya melangkahkan kaki masuk kedalam sana.
Wow.
Satu kata yang terlintas dalam benak Jihan saat dirinya masuk apartment Alex lebih dalam.
Apartment cowok ini... benar-benar terlihat sangat bersih dan rapi.
Meskipun dalamnya tidak terlalu besar, sama seperti apartment Jihan. Namun karena susana didalam serba putih juga rapi, membuat apartment ini terlihat sangat luas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Alex, Count Me In [END]
General Fiction[Maaf, cerita ini tidak untuk diterbitkan🙏🏻] Jihan mengetuk pintu unit apartment Alex, cowok yang tinggal berhadapan dengan unit apartment Jihan. Pipi cewek itu terlihat lebam dengan air mata mengalir, namun herannya wajah cewek itu terlihat datar...