7. (17+)

219K 9K 211
                                    

Jihan meremang saat merasakan bibir lembut Alex menggesek-gesek belakang lehernya.

Jihan bahkan kini menutup mulutnya sendiri saat dirinya hampir saja mengeluarkan suara aneh akibat kelakuan Alex yang masih dengan santai menggesek-gesekkan bibirnya pada leher Jihan.

"Kamu ga ke kamar?" Jihan akhirnya membuka dekapan tangannya pada mulutnya sendiri hanya untuk sekedar bertanya hal itu.

"Ini kamar gue." Balas cowok itu santai.

Satu kalimat yang Alex keluarkan, berhasil membuat Jihan langsung membalikkan tubuhnya menghadap Alex. Jihan menatap Alex dengan raut terkejut yang sangat kentara.
"K-kamu ga punya kamar lagi?!" Tanya Jihan tak percaya.

Alex balas menatap Jihan intens, yang setelahnya cowok itu langsung menggeleng.

"Bukannya unit apartment kita sama? Kamarnya harusnya— dua kan?" Ucap Jihan ragu diakhir kalimat.

Beberapa detik mata mereka bertemu, Jihan refleks langsung memalingkan pandangannya saat merasa cowok itu terus saja menatap dirinya intens.
Sial. Mata Alex begitu indah, namun juga begitu tajam. Menatap Alex seperti itu, membuat Jihan yakin dirinya akan dengan cepat tenggelam dalam tatapan yang tajam itu.

Cowok itu menggelengkan kepala, dengan tatapan mata yang masih menatap Jihan. "Punya gue satu. But, sharing room with you—- I really dont mind."

Mendengar jawaban Alex, Jihan akhirnya kembali menatap mata Alex. Hanya sebentar, sebelum fokusnya berubah, bukan lagi menatap mata Alex, melainkan bibir cowok itu, yang entah mengapa terlihat sangat menarik di mata Jihan karena bibir Alex yang berwarna sehat dan sedikit— basah?

"Gimana rasanya ciuman? Kamu berandalan kan?" Ucap Jihan tak sadar, dengan tatapan yang masih menatap ke arah bibir Alex. Seperti tengah meneliti bibir cowok itu.

Beberapa detik setelah mengatakan itu, Jihan yang sadar dengan apa yang dirinya ucapkan tadi, dengan cepat langsung kembali membekap mulutnya sendiri sambil menatap Alex terkejut.

"Hah?! S-Sorry, otak gue lagi bodoh, tadi kejeduk meja."
Jihan menatap Alex canggung sambil memukul-mukul kepalanya sendiri.

Alex yang melihat Jihan menyakiti dirinya sendiri, menatap Jihan tak suka. Cowok itu dengan cepat mengambil tangan Jihan yang masih memukul-mukul kepalanya sendiri dan menggenggamnya di kedua tangan.

"Coba aja kalo lo penasaran." Bisik Alex, yang setelahnya langsung mendekatkan wajahnya ke arah Jihan.

Jihan yang harusnya bergerak menjauh, bukannya menjauh malah terdiam membeku, dirinya tak tahu harus melakukan apa di situasi seperti ini. Berpuluh-puluh buku pelajaran yang telah ia baca, tetap saja ia merasa bodoh kali ini. Tak ada satu pun pelajaran yang membahas situasi dirinya kali ini dan bagaimana cara penyelesaiannya.

Ditengah kepanikannya saat ini, Alex malah makin menipiskan jarak antara dirinya dan Jihan, bahkan hidung mereka kini telah bersentuhan, membuat Jihan kembali memfokuskan pandangannya pada bibir cowok itu lagi.

Apa tak apa jika dirinya melakukan itu? Cowok ini pasti sudah sering melakukannya kan?
Tanya Jihan pada dirinya sendiri.

Demi Tuhan, Jihan seperti benar-benar ingin mengecup bibir cowok di hadapannya ini, apalagi bibir basah itu kini terlihat sedikit terbuka sekarang.

Masih berpikir, Jihan tak sadar jika dirinya kini temgah menjilati bibirnya sendiri, sambil dirinya masih menatap bibir Alex intens.
Jika orang lain melihat dirinya sekarang, Jihan berani bertaruh dirinya pasti terlihat seperti cewek mesum sekarang.

"Lo mau gue yang mulai?" Tanya Alex dengan suaranya yang mulai serak.

Jihan tak menjawab, dirinya akhirnya berhasil menguasai sedikit kesadarannya dengan mencoba menatap ke sembarang arah. Kemana saja asal tak menatap bibir cowok itu.

Dear Alex, Count Me In [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang