10 menit Jihan terdiam sambil memeluk bantal sofa, cewek itu tiba-tiba saja menjadi ragu apakah dirinya yakin untuk tinggal disini bersama Alex? Laki-laki yang baru dikenalnya selama beberapa hari ini.
Cowok ini, terlihat sangat dingin dan— sedikit kejam?
Tapi Jihan benar-benar tak punya tinggal dan tujuan lain.
Selain itu, dirinya juga tetap harus memantau dan menjaga abangnya. Disini lebih baik dan tidak terlalu jauh dari apartment nya, Jihan bisa kapan saja mengawasi abangnya dari sini.Dan juga, saat abangnya menggedor-gedor apartment Alex tadi, apa pertanda abangnya sudah tau jika Jihan menginap disini?
Mengingat itu, Jihan tiba-tiba jadi teringat akan kejadian setelahnya, saat Alex menciumnya tadi.
Sial! Itu tadi ciuman pertamanya!Motherfucker.
Jihan ingin menangis saat mengingat itu lagi.
Bisa-bisanya Jihan membiarkan Alex yang mengambil ciuman pertamanya itu.
Ada apa dengan dirinya tadi!
Memalukan, tapi rasanya— cukup enak.Jihan menggigit jarinya frustrasi, lalu menarik-narik rambutnya sendiri. Cewek itu lalu menoleh dan memicingkan mata saat menatap punggung Alex.
"Lo gila?"
Ucap Alex tiba-tiba tanpa menoleh, mengagetkan Jihan yang masih memicingkan mata kepada Alex.Jihan mengerjap, lalu mencoba menormalkan raut wajahnya.
"Apa?" Tanya Jihan tak mengerti.Alex membalikkan tubuhnya menatap ke arah Jihan yang sedang berbaring di sofa.
Cowok itu meneliti Jihan dari atas ke bawah dengan tatapan datar, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.Seperti ikan sarden.
Rambut yang acak-acakan, pakaian asal-asalan, ditambah cewek itu yang tak sadar jika dirinya sedari tadi mengoceh sendiri, mengutarakan pikirannya.
Jihan mengikuti arah pandangan Alex.
'Apa ada yang salah dengan dirinya?'
Dirinya terlihat normal-normal saja, apa mungkin karena rambutnya yang acak-acakan?
Dengan cepat Jihan menyisir dan merapikan rambutnya sendiri menggunakan tangan.Saat sibuk merapikan rambut, Jihan dikejutkan dengan Alex yang tiba-tiba saja bangkit dari posisi duduknya dan dengan santai langsung ikut tidur bersama dengan Jihan di sofa sempit ini.
Membuat tubuh kecil Jihan benar-benar terhimpit sampai ke dalam sofa. Lengan Alex bahkan menindih setengah tubuh Jihan, membuat Jihan refleks langsung menutup dadanya.
Jihan menoleh dengan cepat sambil memelotot kan matanya menatap Alex di sampingnya yang terlihat sudah memejamkan mata.
Cowok ini benar-benar.
Baiklah, jika Alex ingin beradu siapa yang paling keras kepala, Jihan akan meladeninya.
Jihan terlihat mencoba menggeser-geser badan Alex ke ujung sofa, namun bukannya tubuh Alex bergeser, malah lengannya yang terasa sakit dan keram karena tertindih badan cowok itu.
Luka di punggungnya yang tadi mati rasa, sekarang perlahan-lahan mulai kembali terasa sakit. Membuat Jihan mengadu pelan sambil meringis.
Alex yang mendengar ringisan Jihan, membuka matanya dan bangkit dari posisi berbaringnya, yang setelah itu langsung menarik tangan Jihan agar cewek itu juga ikut bangkit bersamanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/329885529-288-k383491.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Alex, Count Me In [END]
General Fiction[Maaf, cerita ini tidak untuk diterbitkan🙏🏻] Jihan mengetuk pintu unit apartment Alex, cowok yang tinggal berhadapan dengan unit apartment Jihan. Pipi cewek itu terlihat lebam dengan air mata mengalir, namun herannya wajah cewek itu terlihat datar...