Jihan membuka pintu apartment Alex dengan tergesa saat sudah mendapatkan kue yang dirinya cari dengan terburu-buru tadi.Dirinya lalu meletakkan kue tersebut terlebih dahulu di meja, lalu melihat isi ponselnya yang belum juga muncul notifikasi pesan balasan dari Alex saat Jihan bertanya kapan cowok itu pulang.
Menunggu di meja ruang tamu, Jihan seketika beranjak dari duduknya saat kedua telinganya mendengar langkah kaki berjalan di koridor apartment.
Dengan cepat, cewek itu mengambil kembali kue yang tadi dirinya letakkan di meja tadi dan segera menuju ke depan pintu untuk menyambut Alex.
Namun beberapa detik dirinya berdiri di depan pintu, belum juga ada tanda-tanda seseorang akan membuka pintu itu, membuat Jihan mengernyitkan keningnya bingung.
Jihan lantas menempelkan telinganya pada pintu, mencoba mencari tau apa yang terjadi di balik pintu itu.
Apa tadi bukan Alex? Pikir Jihan bingung.
Masih dalam kebingungannya, dengan tubuh dan telinga yang masih menempel di dinding, Jihan kembali mencoba memfokuskan pendengarannya.
"Lo jadi tokek?"
"Bajingan!" Pekik Jihan terkejut.
Jihan yang sedang fokus, tiba-tiba dikagetkan dengan suara seseorang di belakang tubuhnya, membuat cewek itu tersentak dan hampir menjatuhkan kue yang dirinya pegang.Dengan cepat, Jihan membalikkan badannya dan menatap Alex yang berdiri dengan santai di pinggir pintu kamar sambil melipat kedua tangannya.
"Lo— kenapa disitu?!" Tanya Jihan tercengang.
"Gue udah dari tadi di kamar."
"Hah..? Bukannya belum pulang!?"
Cowok itu menatap Jihan saja tanpa membalas ucapan cewek itu.
Tak lama, Alex memasukkan tangannya ke dalam saku celana jeansnya dan mengambil sesuatu dari dalam sana, sebelum melemparnya ke arah Jihan.
Untung saja, dengan sigap Jihan bisa mengambil benda itu yang ternyata—Jam tangan.
Jam tangan Jihan peninggalan ibunya yang rusak oleh Gerald kemarin.
Jihan menatap lama benda yang berada di tangannya itu, yang kini sudah kembali seperti semula tanpa rusak sedikit pun. Tampak wajah terharu cewek itu saat melihat benda yang berada di genggamannya saat ini.
Cewek itu lalu mendongakkan kepalanya menatap Alex yang masih berdiri disana memperhatikan Jihan dengan seksama.
Senyum tulus tercetak di wajah Jihan
"Makasih." Ucap Jihan tulus. Mata cewek itu terlihat berbinar saat mengatakan itu.Alex tak membalas, hanya menatap Jihan. Mata cowok itu lalu turun, melihat ke arah tangan Jihan satunya yang tengah memegang kue.
"Buat gue?"
Jihan yang baru ingat tujuannya tadi, menatap ke arah yang di maksud Alex, ke arah kue yang berada di tangannya, lalu mengangguk.
"Happy birthday!" Ucap cewek itu dengan senyum sumringah, sambil menyodorkan kue itu ke arah Alex.
"Semoga kamu ga merasa sendiri di hari bahagia ini."Alex yang tengah menatap kue di tangan Jihan, seketika mengalihkan tatapannya, menatap dalam ke arah cewek itu saat mendengar kalimat terakhir Jihan.
Cowok itu menatap Jihan lama, membuat Jihan mengernyitkan keningnya bingung.
"Alex.."
"Lo ga suka kue nya?"Alex masih juga tak menjawab pertanyaan Jihan, namun cowok itu perlahan melangkah mendekat ke arah Jihan tanpa berucap, membuat Jihan makin mengernyitkan keningnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Alex, Count Me In [END]
General Fiction[Maaf, cerita ini tidak untuk diterbitkan🙏🏻] Jihan mengetuk pintu unit apartment Alex, cowok yang tinggal berhadapan dengan unit apartment Jihan. Pipi cewek itu terlihat lebam dengan air mata mengalir, namun herannya wajah cewek itu terlihat datar...