15.

106K 8.1K 277
                                    

Giliran ada waktu luang, males banget buat nulis. Harus di getok dulu palanya biar ga males.😩

___

"Jangan jauh-jauh dari gue."

Saat sampai ke tujuan, Alex tiba-tiba berucap sambil menarik sisi samping celana jeans Jihan, membuat Jihan yang sedang berjalan, menjadi oleng dan menabrak bagian samping tubuh keras Alex.

Jihan menghentikan langkahnya, lalu menatap Alex dengan mata menyipit.
"Bisa ga sih narik tangan biasa kayak orang normal?" Ucap Jihan sewot.

Alex yang merasa Jihan tak lagi berada di sampingnya, menoleh ke belakang.
"Ga." Balas cowok itu singkat.

Dirinya lalu menggerakkan kepalanya ke depan, seperti menyuruh Jihan untuk kembali berdiri di sampingnya.

Melihat itu, Jihan berdecih sambil memutar bola matanya namun tetap mengikuti perintah Alex untuk melanjutkan langkahnya menyusul Alex.

Sambil berjalan, terlihat Jihan menggerakkan tangannya menuju ke kantong celana miliknya untuk mengambil sesuatu yang ternyata sebuah lipstick.

Untung saja tadi otak Jihan bekerja dengan cepat dengan mengambil lipstick di atas meja sebelum mengintili Alex tadi.

Karena jika saja Jihan tak memakainya, Jihan berani bertaruh luka di bibirnya ini akan sangat terlihat, dan yang lebih merepotkan, orang-orang akan bertanya bagaimana Jihan yang seorang perempuan. bisa mendapatkan luka seperti itu.

Jihan membuka tutup lipstick yang berada di tangannya, sebelum mulai mengolesi lipstick itu sembarang sesuai feelingmya.

Setelah selesai mengolesi lipsticknya, Jihan terlihat berhenti melangkah sambil menarik-narik bagian bawah jaket denim Alex, membuat Alex ikut menghentikan langkahnya lalu menengok ke arah cewek yang lebih pendek darinya itu dengan alis terangkat sebelah.

"Alex, lipstick gue bagus ga?"
Jihan menunjuk bibirnya sambil mendongak menatap Alex.

Alex menatap ke arah bibir Jihan yang cewek itu tunjuk, lalu terdiam memperhatikan itu.

Tak lama, Alex mengangkat tangannya dan menarik dagu Jihan, sebelum menundukkan kepalanya dan mencium bibir Jihan selama beberapa detik.

"Bagus." balas Alex, setelah melepas pagutannya pada bibir Jihan, yang kemudian mulai melanjutkan kembali langkah nya memasuki sebuah gedung yang mereka tuju.

Sedangkan Jihan yang lagi-lagi syock akibat perlakuan Alex yang tiba-tiba kembali menciumnya, masih terdiam kaku disana.

Beberapa detik Jihan membeku disana, Jihan akhirnya tersadar. Jihan menoleh ke arah Alex yang sudah hampir menuju pintu masuk.

Dengan cepat, Jihan menyusul Alex dan berdiri di samping Alex. Kali ini Jihan berdiri agak jauh beberapa cm dari Alex.

Jihan menatap Alex canggung.
"Kenapa cium lagi?"

"Bukannya harus di coba dulu biar tau bagus apa engga?" Balas Alex santai, dengan tatapan tertuju ke arah depan.

Belum sempat Jihan membalas ucapan cowok itu, tiba-tiba saja, tangan Alex mengintari pinggang Jihan dan menariknya untuk mendekat ke Alex.

"Udah gue bilang jangan jauh-jauh." Ucap Alex sambil membuka pintu di hadapannya, tanpa menengok ke arah Jihan.

Begitu pintu dibuka, terlihat beberapa orang sedang berada di depan pintu, berdiri sambil mengobrol dengan sesama.

Jihan melihat Alex mengintari sekitar, seperti tengah mencari seseorang. Setelah mendapat apa yang Alex cari, cowok itu terlihat menyeringai saat menatap orang itu dan langsung menghampiri seseorang yang berada di sama.

"Woy bro!" Ucap seseorang itu, saat menyadari Alex berjalan menghampirinya.

Alex memberikan kepalan tangan ke cowok itu yang segera di sambut oleh orang itu dengan sumringah.

"Udah bisa cabut lagi lo?"
Tanya Alex kepada orang itu sambil masih tetap merengkuh pinggang Jihan.

Sedangkan Jihan yang awalnya hanya diam saja, perlahan mencoba melepaskan rangkulan Alex dari pinggangnya, namun bukannya lepas, semakin Jihan ingin melepaskan tangan Alex, semakin kuat pula cowok itu merengkuh pinggang Jihan.

"Udah. Nyokap gue yang ngebebasin, kesian katanya. Bokap gue mana berani lah sama nyokap."
Cowok itu tertawa puas setelah mengatakan itu.

Namun, tiba-tiba saja mata cowok itu tertuju kepada Jihan. Membuat Jihan canggung luar biasa dan perlahan diam-diam menyembunyikan badannya di belakang tubuh Alex

"Siapa?" Cowok itu tiba-tiba bertanya kepada Alex sambil melirik Jihan.

Alex yang merasa Jihan bersembunyi di belakang punggungnya, menatap Jihan sambil mendengus geli. Alex lalu menarik Jihan dengan pelan dari belakang tubuhnya, menuju ke sampingnya dirinya.

"Lo ditanya, ga sopan kalo ga jawab."

Alex sialan. Bukannya ga sopan atau apa sialan, tangan lo lepasin dulu dari pinggang gue.
Jihan mengomel dalam hatinya sambil menatap Alex tajam.

Jihan akhirnya mengalihkan tatapannya dari Alex menuju ke arah seseorang di hadapannya, mencoba tersenyum sambil menatap orang itu.

"Halo. Jihan." Ucap Jihan, menjulurkan tangannya untuk bersalaman.

Cowok itu tersenyum manis sambil membalas jabatan tangan Jihan.
"Dion."

"Anak-anak doang kan disini ga ada orang lain? Gue bawa dia soalnya." Alex bertanya tiba-tiba, seperti ingin memastikan sesuatu.

Jihan melepas jabatan tangan mereka, pun juga dengan Dion.

"Tenang, anak-anak doang."

Ucapan Dion membuat Alex mengangguk puas sambil matanya memperhatikan sekitar.

"Gue masuk duluan." Alex menyentuh bahu Dion, sebelum melangkah masuk ke dalam gedung lebih dalam, dengan tangan Alex yang masih merengkuh pinggang Jihan.

Tiba-tiba, Alex menarik Jihan ke salah satu kursi, dan mendudukkan Jihan di kursi itu.
"Duduk sini, gue mau bales chat bentar."

Setelah Jihan duduk di kursi, Alex terlihat ikut mendudukkan dirinya di depan Jihan, sebelum mengeluarkan ponselnya dari dalam saku.

Jihan menatap cowok itu yang terlihat sangat serius saat menatap ponselnya, membuat Jihan bertanya-tanya apa yang sebenarnya tengah Alex baca.

Jihan menatap cowok itu yang terlihat sangat serius saat menatap ponselnya, membuat Jihan bertanya-tanya apa yang sebenarnya tengah Alex baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini tempat apa Alex?" Jihan bertanya, sambil memperhatikan sekeliling.

"Tempat have fun." Balas Alex tanpa menatap Jihan.

Mendengar itu, Jihan mengerutkan keningnya bingung.
"Maksudnya?"

Alex menghentikan aktivitas mengetiknya pada ponselnya, lalu menatap Jihan dengan pandangan serius. "Artinya.. lo bisa ngapain aja disini. Termasuk ngebunuh orang."

___

Menurut kalian 'Dear Alex, Count Me In' mending campur bahasa inggris apa engga? Jujur aja sebenarnya ada beberapa kalimat yang geli dan kaku banget kalo aku tulis pakai bahasa indonesia.

Tapi ngeliat works aku sebelumnya, ada beberapa komen 'ga bisa bahasa enggres' padahal setiap kalimat yang pakai bahasa inggris selalu aku translate:").

Campur bahasa Inggris.
Yay or nay?

22 Juni 2023

Dear Alex, Count Me In [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang