34.

94.1K 6.7K 286
                                    

"Iya."

"Engga, lagi sama temen."

Jihan yang sedang menelepon, tiba-tiba mengalihkan tatapannya menatap ke arah Alex yang baru saja masuk ke dalam kamar.

Pria itu masuk sambil membawa sekantung plastik dan juga paperbag yang Jihan ketahui merupakan merk brand pakaian terkenal.

"G-ga usah, gue ke tempat lo aja."
Lanjut Jihan yang tiba-tiba saja menjadi gugup saat Alex menatapnya sekilas tadi.

Terlihat Alex melangkah masuk ke arah kamar mandi setelah pria itu menaruh paperbag ke lantai di samping kaki Jihan tadi.

Beberapa menit kemudian, Alex keluar sambil mengelap tangannya yang basah, yang Jihan bisa tebak Alex tadi sehabis mencuci tangannya.

Jihan melihat Alex mendekat ke arahnya yang saat ini tengah duduk di ujung sofa. Tangan pria itu lalu mengambil plastik yang tadi di letakkannya di samping Jihan.

Tak lama, Alex mendudukkan dirinya untuk berlutut di depan Jihan, membuat Jihan sedikit kaget dan menjadi tak fokus mendengarkan ucapan telepon di seberang sana.

"Oke. I-Iya."
Ucap Jihan makin gugup melihat Alex menatapnya dari bawah sana.

"I-iya bye."
Akhirnya Jihan selesai dengan perbincangannya, wanita itu lalu menutup teleponnya dengan pelan.

"Kenapa?"
Tanya Jihan, Alex tiba-tiba saja berlutut di hadapannya seperti ini dan memegang kedua kakinya, membuat Jihan gugup saja.

"Buka."
Alex tak lagi menatap Jihan, karena pria itu sibuk mengambil sesuatu di dalam plastik yang akhirnya Jihan ketahui isinya adalah obat setelah Alex mengeluarkan isi itu.

Mendengar itu, Jihan menatap Alex dengan kepala yang dimiringkan, tanda dirinya sedang bingung dengan ucapan Alex.

Alex yang melihat Jihan yang belum juga menuruti ucapannya tadi, akhirnya mendongak menatap Jihan.

"Buka celananya."
Ucap Alex santai.

Setelah mengatakan itu, Alex tiba-tiba langsung melepas kancing celana Jihan, membuat Jihan seketika langsung terkesiap.

"Alex, kamu ngapain!"
Jihan hendak memakai celananya kembali, sebelum Alex menahannya dan melepaskan tangan Jihan dari sana.

Apa pria ini ingin melakukan itu lagi?!
Jihan bertanya gugup dalam benaknya.

"Buka celananya, bawah kamu lecet. Aku obatin."
Alex menahan tangan Jihan yang hendak kembali mengancingkan celananya, lalu perlahan diletakkannya tangan itu di belakang tubuh Jihan

Setelah itu. Alex segera menarik celana Jihan kebawah, dan menurunkan celana itu sampai mata kaki Jihan.

Jihan terkesiap.

Bukan karena Alex menarik celana nya, namun karena pria itu baru saja merubah panggilannya menjadi 'aku-kamu'  kepada Jihan.

Alex... diaa..

Lamunan Jihan terhenti.
Jihan tiba-tiba sadar dari terkejutnya saat merasakan jari-jari Alex bergerak di bagian kemaluannya.

Dengan cepat, Jihan bergerak dan langsung kembali menahan tangan Alex.

Dengan wajah memerah padam Jihan bertanya kepada Alex.
"Ngapain?"
Cicit Jihan sambil menatap ke arah Alex dengan wajah menahan malu.

Demi tuhan, belum juga rasa malunya hilang akibat kegiatan mereka tadi, Alex malah membuatnya semakin malu seperti ini dengan mengolesi obat salep di kemaluan Jihan!

Alex tak menjawab, tangan satunya malah terangkat untuk menyingkirkan tangan Jihan yang sedang menahannya. Membuat Jihan tanpa sadar, mendesah tertahan saat Alex mulai mengoleskan itu.
"Ahh."

Dear Alex, Count Me In [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang