Jihan mengeratkan selimut yang kini tengah menyelimuti dirinya.
Sesaat setelah Alex melepas pelukannya di kolam renang tadi, Jihan tiba-tiba tersadar dan dengan cepat mendorong Alex lalu membenarkan pakaiannya untuk segera kembali masuk ke apartment Alex dalam keadaan basah kuyup.
Jihan tak tahu bagaimana raut wajah Alex atau ekspresi cowok itu saat Jihan tiba-tiba saja mendorong cowok itu menjauh dan pergi dari sana tanpa menoleh ke cowok itu sama sekali.
Kini Jihan sudah selesai mandi dan berganti pakaian.
Sedari tadi Jihan tak berani mengangkat kepalanya, yang cewek itu lakukan hanya terus duduk di ujung kasur sambil menunduk dan menggesek kedua kuku nya.
Sedangkan Alex, sekembalinya cowok itu dari kolam renang tadi.
Cowok itu langsung bergegas berganti pakaian tanpa menengok Jihan sama sekali, Alex terlihat sangat terburu-buru lalu pergi dari apartment setelah mendapat panggilan telfon yang Jihan tak tahu dari siapa dan baru kembali 2 jam kemudian.Saat ini Alex sudah kembali, dan cowok itu tengah berdiri memperhatikan Jihan dari ujung pintu kamar dalam diam.
Perlahan, Alex melangkahkan kakinya mendekat ke ujung kasur tempat Jihan berada.
Cowok itu mengambil kedua tangan Jihan dan menggenggamnya agar Jihan tak lagi menyakiti jarinya seperti itu.Lama tak ada yang bersuara, Jihan akhirnya memutuskan untuk membuka mulutnya.
"Alex.."
Baru saja Jihan mengeluarkan satu kata, namun Alex segera memotong ucapan cewek itu."Gue tau, sorry gue udah kelewatan."
Alex menarik tangan Jihan untuk diletakkan di atas paha cowok itu sambil terus menggenggam tangan Jihan.Jihan mendongak dengan cepat dan menoleh ke arah Alex saat mendengar permintaan maafan cowok itu.
Tak lama, Jihan akhirnya mengangguk sebelum kembali membuka suaranya.
"Alex.. hal-hal kayak gitu ga boleh sembarang dilakuin, cuma boleh sama pasangan."
Jihan merendahkan suaranya sebisa mungkin, agar Alex tidak tersinggung dan menganggapnya sok pintar karena tengah mengajari cowok itu.Sedangkan Alex, cowok itu terlihat terdiam melihat Jihan intens. Namun beberapa detik kemudian, terdengar kekehan geli dari cowok itu.
Jihan menatap Alex bingung dengan perilaku cowok itu yang tiba-tiba saja tertawa mendengar ucapan serius yang tadi dirinya ucapkan.
"Gue serius Alex."
Alex mendongakkan kepalanya sambil masih terkekeh geli, perlahan cowok itu mengangkat tangannya untuk menangkup kedua pipi Jihan, lalu menekannya hingga bibir cewek itu mengerucut lucu sambil terus menatap Jihan dengan tatapan geli.
"Iya gue paham. Gue minta maaf, hm?"
Lagi-lagi Jihan mengangguk, cewek itu tak bisa membuka mulutnya karena ulah Alex yang terus saja meremas-remas pipinya.
Setelah puas meremas-remas pipi Jihan, Alex melepas tangkupan tangannya pada pipi Jihan, lalu melepas selimut yang tengah menutupi seluruh tubuh cewek itu.
"Kalo peluk boleh? Bukannya semua orang boleh pelukan?"
Alex bertanya, sambil mensejajarkan kepalanya dengan kepala Jihan, seperti tengah bertanya kepada anak kecil.Di hadapannya, terlihat Jihan tengah berpikir sejenak sambil menatap langit-langit kamar, membuat Alex lagi-lagi merapatkan mulutnya menahan geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Alex, Count Me In [END]
General Fiction[Maaf, cerita ini tidak untuk diterbitkan🙏🏻] Jihan mengetuk pintu unit apartment Alex, cowok yang tinggal berhadapan dengan unit apartment Jihan. Pipi cewek itu terlihat lebam dengan air mata mengalir, namun herannya wajah cewek itu terlihat datar...