41.End (17+)

183K 5.6K 313
                                        

Maaf banget upnya malah lama😭😭😭

___

"Sudah berada di posisi, siap untuk melakukan sesuai rencana."

"Orang bawahannya sudah saya lumpuhkan dan saya sudah berganti posisi menjadi orang yang akan membekap dan membawa Jihan pak."

"Saya sudah berada di belakang Jihan dan siap untuk membuatnya tak sadar."

Terlihat seorang pria sedari tadi sedang mendengarkan semua laporan dari bawahannya lewat ponsel yang ia genggam. Sambil menatap pemandangan dari luar balkon ruangan kantornya, pria itu menghisap cerutunya.

"Tapi pak, saya sepertinya merasakan perempuan ini menggunakan rompi anti peluru di badannya."

Pria yang sedang menghisap cerutu itu terdiam.

Tak lama, sudut bibirnya perlahan tertarik ke atas, menampilkan senyuman gelinya.

"Tetap jalankan sesuai rencana, kali ini tak perlu sampai melawan bocah laki-laki itu. Karena perempuan itu lebih hebat dari yang kamu kira."

"Baik pak, saya hanya akan membekap dan membawa Jihan kepada Sam, selebihnya saya hanya akan mengamati."

"Jangan sampai mengganggu, seperti nya perempuan itu memiliki rencananya sendiri."
Ucap pria itu santai.

"Baik pak."

Pria itu kembali tersenyum geli sambil menghembuskan asap cerutunya.

"Jihan, lo selalu ngegagalin usaha gue buat bantu lo."
Ucap pria itu sambil menyeringai.

Pria itu lalu menunduk
Tak lama, seringai yang tercetak dibibirnya tadi perlahan berubah menjadi senyuman getir.

'Sepertinya sudah tak ada lagi ruang kosong di hati perempuan itu untuk dirinya.'

Lama terdiam dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba terdengar ketukan dari arah pintu.

"Pak, ada berkas yang harus di tanda tangani."
Terlihat seorang wanita yang di ketahui sekertaris dari pria tersebut menjulurkan kepalanya dari balik pintu.

Pria itu menolehkan kepalanya menatap sang sekertaris.
"Letakkan disana."

Sekertaris itu masuk, lalu berjalan menuju ke meja pria itu dan meletakkan berkas yang tadi ua genggam tempat yang pria tadi tunjuk.

"Anda tidak apa-apa pak?"
Wanita itu bertanya setelah melihat wajah pria itu.

Pria tersebut mendongak, menatap ke arah sekertaris nya dengan bingung.

"Memangnya kenapa?"

"Wajah anda terlihat- seperti sedang patah hati."

Pria itu terdiam mendengar ucapan sekertarisnya.
"Tidak apa-apa, kalau sudah kamu boleh keluar."

Sekertaris itu menunduk hormat, lalu membalikkan badannya berjalan kembali ke pintu.
"Baik pak."

Dear Alex, Count Me In [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang